BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar merupakan kegiatan
manusia untuk merubah dirinya dari ketidak tahuan menjadi tahu, dari ke samaran
menjadi jelas, dan tentunya dalam proses pelaksanaan belajar tidak akan
terlepas dari pengaruh – pengaruh yang datang sebagai stimulus yang dapat
merangsang cepat atau lambatnya bahkan berhasil atau tidaknya sebuah proses
belajar. Maka dalam makalah ini kami
menyajikan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
B.
RUMUSAN MAKALAH
Dalam penyusunan makalah ini, maka permasalahannya di rumuskan pada :
1. Apa saja faktor internal
yang mempengaruhi belajar ?
2. Apa saja faktor eksternal
yang mempengaruhi belajar ?
C.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalh ini adalah :
1. Menjelsakan faktor –
faktor yang mempengaruhui belajar
2. Agar para mahasiswa calon
guru dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi belajar sehingga dapat
diimplemetasikan terhadap anak didiknya
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar merpakan sebuah kegiatan yang banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Muhibbin Syah membagi fakto – faktor
tersebut kepada tiga bagian, yaitu Faktor internal, faktor eksternal dan
faktor pendekatan. Faktor internal adalah jasmani dan ruhani, faktor eksternal
adalah lingkungan, sementara faktor pendekatan adalah metodologi atau starategi
yang digunakan dalam kegiatan belajar.
Menurut wasty sumanto
belajar sangat di engaruhi oleh beberapa faktor, namun dari sekian bannyak
faktor yang mempengaruhi dapat diringkas menjadi tiga faktor saja, yaitu faktor
stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor – faktor individual.
Menurut sumadi suryabrata,
faktor yang mempengaruhi belajar hanya ada dua, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri pelajar, dan faktor yang berasal dari luar diri pelajar. Faktor yang
berasal dari dalam diri pelajar adalah faktor psikologis dan faktor fisiologis,
sementara faktor dari luar diri pelajar adalah faktor sosial dan non sosial.
M. Alisuf Sabri mengatakan
bahwa yang mempengaruhi belajar hanya ada dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor psikologis dan fisiologis
A.
FAKTOR INTERNAL
Faktor
internal
adalah Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis
dan Faktor psikologis.
1.
Faktor fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-Faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada
umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani
sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani.
Cara
untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a) menjaga
pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh,
karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah,
lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b) rajin
berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;
c)
istirahat yang cukup
dan sehat.
Kedua,
keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula . dalam proses belajar , merupakan pintu masuk
bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia
dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun
siswwa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun
secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic,
mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2.
Faktor psikologis
Faktor
–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Beberapa Faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
a) Kecerdasan
/intelegensia siswa
Pada
umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan
rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,
tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hamper seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan
merupakan Faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang
individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu
itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai Faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional,
sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
Para
ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan
tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan
Merill sebagai berikut ((Fudyartanto 2002).
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ)
|
Klasifikasi
|
140 – 169
|
Amat superior
|
120 – 139
|
Superior
|
110 – 119
|
Rata-rata tinggi
|
90 – 109
|
Rata-rata
|
80 – 89
|
Rata-rata rendah
|
70 – 79
|
Batas lemah mental
|
20 — 69
|
Lemah mental
|
Dari
table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia,
yaitu:
Ø Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ
140—IQ 169;
Ø
Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ
120—IQ 139;
Ø
Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang
anatara IQ 110—IQ 119;
Ø
Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ
90—IQ 109;
Ø
Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang
antara IQ 80—IQ 89;
Ø
Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada
pada IQ 70—IQ 79;
Ø
Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally
defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini
antara lain debil, imbisil, idiot.
Pemahaman
tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru
atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga
untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa.
b) Motivasi
Motivasi
adalah salah satu Faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin,
1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari
sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan
motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua Faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa
jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic
memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama
dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut
Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk
belajar anatara lain adalah:
§
Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia
yang lebih luas;
§
Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada
manusia dan keinginan untuk maju;
§
Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga
mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru,
atau teman-teman, dan lain sebaginya.
§
Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi
ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi
pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata
tertib, teladan guru, orangtua. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif
akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
c) Minat
Secara
sederhana,minaat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat
bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya
terhadap berbagai Faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun
lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat
atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas,
seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar
tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk
membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara
lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan
tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang
membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain
belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif,
maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan
atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau
bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d) Sikap
Dalam
proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap
terhadap obyek, orang, peristiwa, baik secara positif maupun negative (Syah,
2003).
Sikap
siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang
pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap
profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa
bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri siswa.
e) Bakat
Faktor
psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum,
bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003).
Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan
umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada
dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga
diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat
tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang
dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Karena
belajar jug dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki
oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan bakatnya.
B.
FAKTOR-FAKTOR EKSOGEN/EKSTERNAL
Selain
karakteristik siswa atau Faktor-faktor endogen, Faktor-faktor eksternal juga
dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan
bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu Faktor lingkungan Sosial dan Faktor lingkungan
nonsosial.
1.
Lingkungan Sosial
a) Lingkungan
Sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku
yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b) Lingkungan
Sosial massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c) Lingkungan
Sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2.
Lingkungan non Sosial.
Faktor-faktor
yang termasuk lingkungan non sosial adalah;
a.
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah
tersebut mmerupakan Faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar
siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar
siswa akan terlambat.
b. Faktor
instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan
olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
c.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga
dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap
aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai
metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar hanya ada dua, yaitu : faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor fisiologi dipengaruhi oleh tonus jasmani dan fungsi juasmani. Sementara
faktor psikologi adalah pengarus dari kecerdasan
siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
Faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan sosial
dan lingkungan non sosial.
B. SARAN - SARAN
Alhamdulillah makalah singkat ini
telah selesai kami susun, dan tentunya banyak sekali kekurangan –kekurangan
yang terdapat dalam penyajian makalah ini, oleh karena itu kami berharap kepada
para pembaca supaya mau memperbaikinya supaya lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Saefulloh, Psikologi
perkembangan dan pendidikan Pustaka setia Bandung 2012
Sifiyani Arismasemby, Hubungan prilaku belajar dengan Prestasi belajar Universitas Pendidikan Indonesia 2012
http://jamahsari.blogspot.com/2013/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html
Dalyono. 2005. Psikologi
Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta.
No comments:
Post a Comment