3.16 Menganalisis makna syaja’ah
(berani membela kebenaran)dalam mewujudkan kejujuran
4.16 Menyajikan makna syaja’ah
(berani membela kebenaran) dan upaya mewujudkan kejujuran dalam kehidupan
sehari-hari
A.
Pentingnya Memiliki Sifat Syaja’ah
Keberanian dalam ajaran Islam disebut syaja’ah. Syaja’ah
menurut bahasa artinya berani. Sedangkan menurut istilah syaja’ah
adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan
kebenaran secara jantan dan terpuji. Jadi syaja’ah dapat diartikan
keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan
perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah SWT.
Keberanian (syaja’ah) merupakan jalan untuk
mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan
takut bagi muslim saat mengemban tugas bila ingin meraih kegemilangan. Semangat
keimanana akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan gentar sedikitpun.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا
تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الَاعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan ajanganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Qs. Ali Imran: 139)
B.
Pentingnya Memiliki Sifat Jujur
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga
tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki
kedudukan yang tinggi di dunia dan diakhirat. Dengan kejujurannya, seorang
hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala
keburukan.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan
dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus
berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat
kebohongan lagi. Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong, kemudian sadar
dan mengakui kebohongannya itu sehingga terputusnya mata rantai kebohongan.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta
menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan
berbohong membuat hati menjadi was-was. Kegundahan hati dan kekhawatiran yang
bertumpuk-tumpuk beresiko menjadi penyakit.
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam yakni:
1.
Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap
gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah SWT dan ingin
mencapai ridha-Nya.
2.
Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai
dengan realitas yang terjadi.
3.
Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan
batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin.
C.
Harus Berani Jujur
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan
menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan.
Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya
itu.
Menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik terhadap
hak-hak Allah SWT dan hak-hak manusia tanpa terpengaruhi oleh perubahan
keadaan, baik susah maupub senang.
Hikmah dari perilaku jujur, antara lain:
1.
Perasaan enak dan hati tenang. Jujur akan membuat hati
kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena tidak
berbohong.
2.
Mendapatkan kemudahan dalam hidup.
3.
Selamat dari azab dan bahaya
4.
Membaca kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun kita
ke surga
5.
Dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
D.
Cara Menerapkan Perilaku Berani Membela Kebenaran dan
Jujur
1.
Di sekolah, kita meluruskan niat untuk menuntut ilmu,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek
pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang
berlaku di sekolah, dan berbicara benar dan sopan baik kepada guru, teman
ataupun orang-orang yang ada di lingkungan sekolah.
2.
Di rumah, kita meluruskan niat untuk berbakti kepada
orang tua dan memberitakan hal yang benar.
3.
Di masyarakat, kita melakukan kejujuran dengan niat untuk
membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tentram.