Judul Buku : Pacarmu Belum Tentu Jodohmu
Penulis : Muhammad Syafi'ie el-Bantanie
Penyunting : Radindra Rahman
Desain Sampul : Adam S. Muhsinin
Ilustrator : MEDZ
Penata Letak :Tri Indah Marty
Penerbit : Wahyu Qolbu
Tahun Terbit : 2014
Halaman : x + 206 hlm
ISBN : 979-795-877-9
BLURB :
Pacaran bagi kebanyakan remaja mungkin
mengasyikkan. Tapi tahukah kamu? Islam tidak mengenal pacaran, Bro/Sist.Karena
pacaran merupakan perbuatan yang mendekati zina. Lebih banyak mudharat daripada
manfaatnya.
Kamu mungkin menganggap, pacarmu adalah
segalanya. Berpikir, kalau si doi udah pasti akan menjadi pendampingmu kelak.
Sampai-sampai memanggilnya pun udah mama-papa, bahkan nggak sedikit yang
udah berani ngelakuin hubungan intim layaknya suami-istri. Astagfirullahal adzim.
Apa kamu nganggep ini hal biasa, Bro/Sist?Hadeuh...hadeuh... *Nepok jidat*
Ingat dong Bro/Sist, PACARMU ITU BELUM TENTU
JODOHMU!Jangan sampai deh nyerahin segalanya. Yang udah pasti
paling banyak ruginya itu di pihak cewek , lho, Sist! Begitu cowokmu udah
bosan, kamu ditinggalin begitu aja, dalam keadaan hamilpula. Ibaratnya, habis
manis sepah dibuang. Kalau udah kayak gini, siapa coba yang bakal ikut nanggung
aib?Orangtua kamu juga, 'kan? Emangnya kamu nggak kasihan sama
orangtuamu??Jadi... udah deh nggak usah pacaran, Bro/Sist. Lebih banyak
sia-sianya. Tapi kalau kamu udah terlanjur pacaran, ya udah putusin aja
sekarang!
Buku ini memotret kondisi nyata pergaulan
remaja saat ini. Penulis menyusun buku ini berdasarkan pengalamannya dalam
membimbing danmenerima konsultasi dari para remaja seputar pacaran. Melalui
buku ini, penulis ingin berbagi kiat kepada remaja agar tidak galau soal pacaran
dan memberi solusi tentang indahnya menikah tanpa pacaran.
SINOPSIS :
Buku ini menceritakan tentang berbagai sudut pandang penulis
tentang pacaran yang sering dilakukan oleh anak muda zaman sekarang. Selain itu
juga mengulas indahnya pernikahan yang tanpa dilandasi dengan pacaran namun
bernilai bahagia penuh rahmat Allah SWT.
REVIEW :
Buku Islami karangan Muhammad Syafi’ie el-Bantanie ini tidak lepas
dari sudut pandang agama dalam menilai pacaran dan menikah. Buku ini dibuat
dalam dua sudut yang sangat menarik.
Pertama, dua puluh satu judul ditulis dengan gaya bahasa yang
ringan, penuh canda, dilengkapi ilustrasi yang membuat bab-bab tersebut menjadi
mudah dipahami anak muda. Pada setiap halaman pun diberikan paduan warna dan
hiasan yang membuat mata tak jenuh untuk membaca.
Pada bagian ini saya sering tertawa membaca cerita-cerita yang
penulis sajikan seperti pada halaman 25 “Kalau kamu putusin aku, aku bisa
bunuh diri lho.” Sekilas saya dapat menertawakan ucapan cowok yang seperti
itu, namun pada akhirnya mampu membuat saya merenung “Ah, dahulu waktu saya
pacaran dia juga bilang begitu. Sayangnya, saya percaya dengan rayuan
gombalnya. Sungguh menyesalnya hati ini.”
Kedua, delapan judul berikutnya ditulis dengan gaya penulisan yang
serius. Namun bukan kejenuhan yang saya dapat, akan tetapi ungkapan dan
pernyataan yang semakin membuka wawasan saya menjadi lebih luas.
Namun, yang paling saya senangi pada bagian ini adalah judul ke dua
puluh delapan tentang Inspirasi Tanpa
Pacaran. Di sini disajikan beberapa
pasangan yang menikah muda di usia dua puluhan tanpa melalui pacaran. Ada
cerita tentang kehidupan Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Felix Siauw, Rendy
Saputra, dan Hendy Setiono yang memang kehidupan rumah tangganya sesudah
menikah tidaklah mudah, harus berkali-kali masuk jurang untuk mencapai
kebahagiaan. Namun ini semakin membuka mata saya apa arti kesusahan sebelum
mencapai kesuksesan tersebut.
Yang paling menariknya lagi, di judul terakhir terdapat kumpulan
doa penarik jodoh untuk laki-laki dan perempuan serta keluarga keduanya. Duh
lengkapnya.
REKOMENDASI :
Secara keseluruhan, buku islami ini sangat bagus dan menggugah.
Cara penyampaian penulis yang santai
dalam menyajikan nasehat melalui gaya
humorisnya lebih mudah diterima, daripada ceramah seperti khatib di mimbar
shalat Jum’at yang tak jarang membuat jamaah ketiduran. Selain itu diberikan
tips-tips dan doa yang bisa kita praktekkan sehari-hari. Buku ini sesuai untuk
dibaca para remaja yang begitu labil sehingga mudah terjerat dalam pacaran yang
menjerumuskan, maupun orang dewasa yang
dalam penantian jodohnya. Ingat, pacaran bukan status, namun menikah
adalah status resmi dari Allah. Semoga
sang penulis akan selalu melahirkan karya-karya lainnya yang mampu lebih
memotivasi para remaja nantinya.