Sunday, June 21, 2020

SANTUN DAN DAMAI DALAM BERDAKWAH

3.19   Menganalisis pelaksanaan khutbah, tablig, dan dakwah
4.19   Menyajikan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah

A.      Khutbah
1.         Pengertian
Khutbah (خَطْبَةً) berasal dari Bahasa Arab bentukan dari kata mukhatabah (مُخَا طَبَةً) yang berarti ‘pembicaraan’ atau berasal dari kata Al-khatabu (اَلْخَطَبُ) yang berarti ‘perkara besar yang diperbincangkan’. Sementara pengertian khutbah adalah menyampaikan pesan dengan taqwa sesuai perintah Allah SWT. dengan syarat dan rukun tertentu.
Khutbah tediri dari dua bagian, yaitu khutbah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat dan khutbah yang tidak berkaitan dengan shalat. Orang yang melakukan khutbah disebut dengan khatib dan harus laki-laki. Contoh khutbah adalah khutbah Jum’at, khutbah shalat Idain/shalat dua hari raya, khutbah shalat Khusuf, khutbah shalat Istisqa, khutbah ketika wukuf di Padang Arafah, dan khutbah nikah.
2.         Syarat Khatib
a.       Muslim yang telah balig, berakal sehat, dan taat beribadah
b.      Mengetahui syarat, rukun dan sunnah khutbah
c.       Suci dari hadats, baik pakaian, badan serta tertutup auratnya
d.      Fasih mengucapkan ayat Al-Qur’an dan hadits
e.       Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela di mata masyarakat, dan tidak terbiasa melakukan dosa
f.       Berpenampilan baik, rapi, dan sopan
3.         Syarat-Syarat Dua Khutbah
a.       Khutbah shalat Jum’at disampaikan sesudah masuk waktu dzuhur dan sebelum pelaksanaan shalat, sementara untuk khutbah pada shalat Idain, shalat Khusuf, serta shalat Istisqa, dilaksanakan setelah selesai shalat.
b.      Berdiri bila mampu
c.       Duduk sebentar antara dua khutbah.
d.      Suara khatib harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah agar dapat didengar nasihat dan wasiatnya.
e.       Tertib.
4.         Rukun Khutbah
a.       Membaca hamdalah pada kedua khutbah
b.      Membaca syahadatain
c.       Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
d.      Berwasiat kepada jamaah yang berisi ajakan untuk meningkatkan iman, taqwa, ibadah, serta nasihat agar beramal shaleh yang bermanfaat bagi kehidupannya.
e.       Membaca ayat suci Al-Qur’an
f.       Berdoa pada khutbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat, baik dunia dan akhirat.
5.         Sunnah Khutbah
a.       Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar
b.      Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis, dan temannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
c.       Dalam menyampaikan khutbahnya, khatib hendaklah memperpendek khutbah, jangan terlalu panjang.
d.      Khatib disunahkan membaca Qs. Al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah
e.       Khatib hendaklah menertibkan rukun-rukun khutbah.
6.         Adab Shalat Jum’at
a.       Hendaknya berangkat ke mesjid lebih awal. Hindari datang ketika khatib sudah menyampaikan khutbahnya karena shalat Jum’at tidak dicatat oleh malaikat.
b.      Mengisi shaf yang kosong, kemudian mengerjakan shalat tahiyyatul masjid sebanyak dua rakaat
c.       Memperbanyak zikir, berdoa, membaca shalawat Nabi SAW atau membaca Al-Qur’an dengan suara pelan sebelum imam naik mimbar.
d.      Mendengarkan khutbah, tidak boleh berbicara, menegur dengan sopan jamaah yang mengantuk atau tidak sehingga tidak mengetahui isi khutbah.
7.         Adab Shalat Idain
a.       Waktu shalat Idain dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (matahari bergeser ke arah barat)
b.      Jika tidak ada halangan, tempat pelaksanaan shalat lebih utama berada di tanah lapang.
c.       Disunnahkan mandi sebelum berangkat dan memakai pakaian terbaik
d.      Disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum shaat Idul Fitri dan tidak makan sebelum shalat Idul Adha
e.       Memperbanyak bacaan takbir saat menuju tempat shalat

1 comment: