3.19 Menganalisis
pelaksanaan khutbah, tablig, dan dakwah
4.19 Menyajikan
ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah
A. Khutbah
1.
Pengertian
Khutbah (خَطْبَةً) berasal
dari Bahasa Arab bentukan dari kata mukhatabah (مُخَا طَبَةً) yang
berarti ‘pembicaraan’ atau berasal dari kata Al-khatabu (اَلْخَطَبُ) yang
berarti ‘perkara besar yang diperbincangkan’. Sementara pengertian khutbah
adalah menyampaikan pesan dengan taqwa sesuai perintah Allah SWT. dengan syarat
dan rukun tertentu.
Khutbah tediri dari dua bagian,
yaitu khutbah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat dan khutbah yang tidak
berkaitan dengan shalat. Orang yang melakukan khutbah disebut dengan khatib dan
harus laki-laki. Contoh khutbah adalah khutbah Jum’at, khutbah shalat
Idain/shalat dua hari raya, khutbah shalat Khusuf, khutbah shalat Istisqa,
khutbah ketika wukuf di Padang Arafah, dan khutbah nikah.
2.
Syarat Khatib
a. Muslim
yang telah balig, berakal sehat, dan taat beribadah
b. Mengetahui
syarat, rukun dan sunnah khutbah
c. Suci
dari hadats, baik pakaian, badan serta tertutup auratnya
d. Fasih
mengucapkan ayat Al-Qur’an dan hadits
e. Memiliki
akhlak yang baik, tidak tercela di mata masyarakat, dan tidak terbiasa
melakukan dosa
f. Berpenampilan
baik, rapi, dan sopan
3.
Syarat-Syarat Dua Khutbah
a. Khutbah
shalat Jum’at disampaikan sesudah masuk waktu dzuhur dan sebelum pelaksanaan
shalat, sementara untuk khutbah pada shalat Idain, shalat Khusuf, serta shalat
Istisqa, dilaksanakan setelah selesai shalat.
b. Berdiri
bila mampu
c. Duduk
sebentar antara dua khutbah.
d. Suara
khatib harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah agar dapat didengar nasihat
dan wasiatnya.
e. Tertib.
4.
Rukun Khutbah
a. Membaca
hamdalah pada kedua khutbah
b. Membaca
syahadatain
c. Membaca
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
d. Berwasiat
kepada jamaah yang berisi ajakan untuk meningkatkan iman, taqwa, ibadah, serta
nasihat agar beramal shaleh yang bermanfaat bagi kehidupannya.
e. Membaca
ayat suci Al-Qur’an
f. Berdoa
pada khutbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi
kaum muslimin dan muslimat, baik dunia dan akhirat.
5.
Sunnah Khutbah
a. Khutbah
disampaikan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar
b. Khutbah
disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis, dan temannya sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi.
c. Dalam
menyampaikan khutbahnya, khatib hendaklah memperpendek khutbah, jangan terlalu
panjang.
d. Khatib
disunahkan membaca Qs. Al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah
e. Khatib
hendaklah menertibkan rukun-rukun khutbah.
6.
Adab Shalat Jum’at
a. Hendaknya
berangkat ke mesjid lebih awal. Hindari datang ketika khatib sudah menyampaikan
khutbahnya karena shalat Jum’at tidak dicatat oleh malaikat.
b. Mengisi
shaf yang kosong, kemudian mengerjakan shalat tahiyyatul masjid sebanyak dua
rakaat
c. Memperbanyak
zikir, berdoa, membaca shalawat Nabi SAW atau membaca Al-Qur’an dengan suara
pelan sebelum imam naik mimbar.
d. Mendengarkan
khutbah, tidak boleh berbicara, menegur dengan sopan jamaah yang mengantuk atau
tidak sehingga tidak mengetahui isi khutbah.
7.
Adab Shalat Idain
a. Waktu
shalat Idain dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal
(matahari bergeser ke arah barat)
b. Jika
tidak ada halangan, tempat pelaksanaan shalat lebih utama berada di tanah
lapang.
c. Disunnahkan
mandi sebelum berangkat dan memakai pakaian terbaik
d. Disunnahkan
untuk makan terlebih dahulu sebelum shaat Idul Fitri dan tidak makan sebelum
shalat Idul Adha
e. Memperbanyak
bacaan takbir saat menuju tempat shalat
ijin share yah kak
ReplyDeleteagency indonesia