BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap ibu yang mengalami
kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh
perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus
benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu
baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang
dikemukakan dalam laterbelakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan
sikap, dan kehamilan ?
2. Bagaimana sikap dan perilaku
ibu pada masa kehamilan?
3. Apa penyebab perubahan
perilaku pada ibu hamil ?
4. Bagaimana cara mengurangi
dampak negatif terhadap perubahan perilaku ?
C. TUJUAN PENULISAN
Ada pun tujuan dari
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Kami mengangkat makalah tentang sikap ibu terhadap kehamilan adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai perubahan perilaku yang terjadi pada masa
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian
sikap, dan kehamilan.
b. Mengetahui sikap dan perilaku
ibu pada masa kehamilan.
c. Mengetahui penyebab perubahan
perilaku pada ibu hamil.
d. Mengetahui cara mengurangi
dampak negatif terhadap perubahan perilaku.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi mahasiswa
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa.
2. Bagi pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
sehingga dapat mengetahui pengertian sikap, dan kehamilan; serta mengetahui
sikap dan perilaku ibu pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SIKAP DAN KEHAMILAN
Sikap adalah kesiapan
seseorang untuk bertindak (G.W. Alport 1953). Sikap adalah keadaan mental dan
saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang
berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis atau tidak statis.
Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga
dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.
B. SIKAP DAN PERILAKU IBU
PADA MASA KEHAMILAN
Setiap ibu yang mengalami
kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh
perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus
benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu
baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.
1. Cenderung Malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja,
melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak
ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya
dengan
menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.
menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.
2. Lebih Sensitif
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif.
Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. Apa pun perilaku ibu hamil yang
dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak
perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas
kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi
pertumbuhan janinnya.
3. Minta Perhatian Lebih
Perilaku lain yang kerap
"mengganggu" adalah istri
tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja
dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang
diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk
pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu
pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya
lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang
sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk
menghadapinya.
4. Gampang Cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan.
Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin,
selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan
fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk
menenangkannya, suami perlu menjelaskan
dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.
dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.
5. Hobi shopping
Bersangkutan tidak punya "hobi" ini. Baru setelah hamil lantas
gemar berbelanja. Dikhawatirkan "kegemaran baru" ibu hamil ini bisa
menimbulkan konflik dengan pasangan, karena ibu dinilai egois dan boros
membelanjakan keperluan yang tak jelas.
6. Malas-malasan
Bisa karena pada dasarnya ibu memang pemalas sehingga saat hamil bertambah
malas akibat adanya perubahan hormonal. Pada ibu yang bekerja umumnya perasaan
malas-malasan ini jarang ditemui. Kalaupun ada karena rasa bosan dan lebih
mudah dialihkan pada hal lain.
7. Tidak mau dekat-dekat
suami
Ada ibu hamil yang merasa mual bila mencium bau suami. Dengan alasan itu,
ia tidak mau tidur seranjang atau kalaupun tidur berbalikan badan. Penyebabnya?
Jangan-jangan ada masalah komunikasi dengan pasangan yang terpendam. Di bawah
sadar, mungkin lo ada kebiasaan suami yang tidak ibu sukai. Misal, suami suka
mengorok kalau tidur, pulang kantor tidak langsung bersih-bersih dan
sebagainya. Tanpa disadari ketidaksukaan tersebut tercetus jadi perilaku
"aneh" saat ibu hamil
8. Merasa sebal dan tak ingin
ketemu mertua
Lihat kembali pada awal hubungan ibu dengan mertua selama ini. Apakah ada
ketidakcocokan yang disebabkan mertua terlalu intervensi, terlalu cerewet dan
sebagainya. Sikap mertua yang tidak berkenan di hati selama ini bisa tercetus
jadi perilaku "aneh" selagi hamil. Memang dapat dipahami karena
kondisi kehamilan yang cukup sensitif.
9. Marah-marah pada pasangan
Cenderung dipengaruhi temperamen ibu serta bagaimana kelancaran komunikasi
dengan pasangan. Akibatnya sering kali hal sepele jadi menimbulkan konflik
berkepanjangan.
10. Merasa cemburu atau curiga
Jika sesekali mungkin wajar. Namun kerap merasa curiga pada pasangan selagi
ibu hamil tentu bukan hal yang sehat. Penyebabnya bisa jadi berkaitan dengan
masalah kepercayaan diri. Perubahan fisik semasa hamil membuat ibu merasa tidak
cantik sehingga khawatir suami berpaling.
11. Jadi suka merokok atau
kebiasaan buruk lainnya
Perilaku ini bisa karena keinginan ibu untuk coba-coba atau usaha mengatasi
rasa tak enak dan tak nyaman semasa hamil. Jelas ini amat berisiko bagi
kehamilan dan janin.
12. Rajin bekerja atau suka
bersih-bersih
Ada ibu yang memang terbiasa bekerja, sehingga semasa hamil pun jadi lebih
rajin. Ini merupakan salah satu perilaku "aneh" yang positif. Hanya
perlu diingat, saat bekerja perhatikan kondisi ibu.
C. Penyebab perubahan
perilaku pada ibu hamil
Perubahan perilaku pada
ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang
tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan
hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon
pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi
tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya
tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang
berbeda-beda.
Daya tahan psikis
dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk
belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang menerima
atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap.
Berbeda dari ibu yang
tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan
hal-hal yang lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan
estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi
selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin
gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan
sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil.
Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu
pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang
terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah
bisa menyesuaikan dirinya.
D. MENGURANGI DAMPAK NEGATIF
TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku pada
ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh
kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku
ibu sudah "keterlaluan". Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu,
tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau
stres sehingga perilakunya bisa "membahayakan" janin.
Misalnya, kemalasan ibu
sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi
sudah sering berubah menjadi amukan. Kondisi psikis yang terganggu akan
berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana
hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung,
tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam
lambung. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih,
lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan
pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi
terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester
pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin.
Oleh karena itu, walaupun
sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak
hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu
maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.
1. Menyimak Informasi Seputar
kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah,
koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar
masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun
jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika
tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan
timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis.
2. Kontrol Teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi,
ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu
perlu penanganan
lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau
psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.
lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau
psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.
3. Perhatian Suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu.
Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter
atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan.
4. Jalin Komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi
komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa
berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari
lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu
hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa
perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan.
5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan
gejolak
perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
6. Perhatikan Kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk
perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan
memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan
janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau
obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya
dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan
situasi yang berkaitan dengannya.
Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai
tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.
Setiap ibu yang mengalami
kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di pengaruhi oleh
perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus
benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu
baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis. Sikap yang
sering terjadi pada masa kehamilan antara lain : cenderung malas, lebih
sensitif, minta perhatian lebih, gampang cemburu, hobi shopping, malas-malasan,
tidak mau dekat-dekat suami, merasa sebal dan tak ingin ketemu mertua,
marah-marah pada pasangan, merasa cemburu atau curiga, jadi suka merokok atau
kebiasaan buruk lainnya, serta rajin bekerja atau suka bersih-bersih.
Perubahan perilaku pada
ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang
tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan
hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan
hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang
terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang
perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang
yang berbeda-beda.
Perubahan perilaku pada
ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh
kembang janin. Namun bila perubahan sikap itu terlalu berlebihan, maka akan
berpengaruh pada sang ibu dan janin tentunya. Jika perubahan ini ditanggapi
secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah
hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak
psikis yang negative yakni : menyimak informasi seputar kehamilan, kontrol
teratur, perhatian suami, jalin komunikasi, beraktivitas, perhatikan kesehatan,
dan relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://anitaroza.multiply.com/video/item/1/Drug_Trafficking.mpg
http://lailynad-iis.blogspot.com/2013/01/perubahan-perilaku-ibu-hamil.html
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
No comments:
Post a Comment