Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid dilahirkan di Korbah, Bakarman ( Wadi Amd ), Hadramaut pada tahun 1313 Hijriyah. Ayahnya adalah Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid yang terkenal dengan sebutan Al-Bakry-Al-Hamid, adalah seorang sholihin dan seorang wali yang arif juga sangat dicintai dan disegani oleh masyarakatnya. Sedangkan ibunda beliau seorang wanita sholihah yaitu Aisyah dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari masyayikh Al-Amudi.
--------------
Doanya Selalu Terkabul
Habib yang satu ini doanya sangat terkenal selalu terkabul dan orang yang sangat disegani dan dicintai. Doa dari habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid yang satu ini memang penuh rasa keikhlasan dan tidak tercampur sedikitpun dengan urusan duniawiyah. Wajarlah, bila setiap doa yang ia panjatkan sangat cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Dialah Habib Sholeh bin Mukhsin Al-Hamid atau yang biasa dikenal dengan sebutan Habib Sholeh Tanggul.
Mengenai resep agar doanya cepat terkabul, pernah suatu ketika ada orang bertanya, “Ya, Habib Sholeh. Apa sih kelebihan ibadah Habib Sholeh yang tidak orang lain lakukan, sehingga doa Habib Sholeh cepat terkabul?”
Habib Sholeh menjawab, “Mau tahu rahasianya?”
“Saya tidak pernah menaruh pispot di kepala saya.”
Orang itu bertanya kembali,”Apa maksudnya ya Habib?” tanya balik orang itu kepada Habib Sholeh.
“Menaruh pispot di kepala mu dalam beribadah. Artinya, janganlah membanggakan dunia. Janganlah bersaranakan dunia dengan beribadah.”
Dunia kata pujangga adalah permainan, karena itu harus dipermainkan. Jangan kita dipermainkan.
“Contohnya bagaimana ya Habib?”
“Pispot walaupun terbuat dari emas murni yang terbaik di dunia dan bertahtakan intan berlian yang terbaik. Kalau dibuat topi, tetap akan membuat malu,” kata Habib Sholeh.
“Maksudnya?”
“Kalau orang mau membanggakan dunia, bermodalkan dunianya. Semisal untuk membanggakan diri tujuannya untuk mencari dunia, lihat saja orang itu akan terjerembab oleh dunia. Karena amal orang itu dipamer-pamerin…,” terang Habib Sholeh. Selain itu, kata Habib Sholeh jangan melakukan dosa syirik.
Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi (Habib Ali Kwitang) juga pernah bertanya kepada Habib Sholeh, “Wahai Habib Sholeh, engkau adalah orang yang doanya selalu terkabulkan dan engkau sangat dicintai oleh Tuhanmu dan segala permohonanmu selalu dikabulkan.”
Maka, Habib Sholeh pun menjawab, “Bagaimana tidak, sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat Allah murka – tidak pernah melanggar aturan Allah.”
--------------
Masa kecil dan dewasa Habib Sholeh
Habib Sholeh memulai mempelajari kitab suci Al-Quran dari seorang guru yang bernama Said Ba Mudhij, di Wadi Amd, yang juga dikenal sebagai orang saleh yang tiada henti-hentinya berzikir kepada Allah Swt. Sedangkan ilmu fikih dan tasawuf ia pelajari dari ayahnya sendiri, Habib Muksin Al-Hamid. Sewaktu kecil Habib Sholeh sebagaimana teman sebayanya, pernah menggembala kambing. Selain itu, ia ternyata mempunyai hobi menembak dengan senapan angin. Bahkan kemampuannya, bisa dikatakan luar biasa, karena ia dikenal sebagai penembak yang jitu.
Pada usia 26 tahun, tepatnya pada bulan keenam tahun 1921 M, dengan ditemani Assyaikh Al-Fadil Assoleh Salim bin Ahmad Al-Asykariy, Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut menuju Indonesia. Mereka berdua sempat singgah di Gujarat (India) beberapa waktu, kemudian baru ke Jakarta. Kemudian sepupu beliau, Habib Muksin bin Abdullah Al-Hamid, seorang panutan para saadah atau masyarakat, mengajaknya singgah di kediamannya di Lumajang.
--------------
Khalwat Habib Sholeh selama 7 tahun
Setelah singgah menetap di Lumajang untuk beberapa saat. Kemudian beliau pindah ke Tanggul (Jember) dan akhirnya menetap di desa ini. Pada suatu saat ia melakukan uzlah, mengasingkan diri dari manusia, selama lebih dari tujuh tahun. Selama itu pula ia tidak menemui seorang pun dan tidak seorang pun manusia menemuinya.
Dalam khalwatnya itu, ia banyak membaca Al-Quran dan kitab Dalailul Khoirat yang berisi selawat dan salam kepada Sayyidis Sadad SAW, aku bertemu dengan Rasulullah yang memancarkan sinar dari wajahnya yang mulia.”
Hingga tibalah di akhir masa khalwat, datang Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf kepadanya dan memberikan satu sorban hijau dengan mengatakan, “Ya Habib Sholeh, datang kepadaku Rasulullah SAW dan mengutusku untuk menyerahkan sorban hijau ini. Ini adalah pertanda kewalian qutb (kutub) atasku jatuh ke pundakmu,” kata Habib Abu Bakar sambil menyematkan sorban hijau itu ke pundak Habib Sholeh.
Habib Sholeh saat itu merasa dirinya kecil dan belum pantas, maka ia bertanya, “Pantaskah saya menerima anugrah Allah SWT yang sedemikian besar ini? Mampukah saya mengembannya?”
Dalam khalwatnya, ia menangis terus dan tidak pernah keluar dari kamarnya dan minta petunjuk kepada Allah SWT. Saat itu rumahnya masih sangat sederhana terbuat dari bilik bambu. Padahal sudah banyak habaib, saudara, orang-orang kaya datang kepadanya untuk membongkar rumahnya, tapi beliau tidak pernah mau. Alasannya, “Jangan dibetulkan! Jangan diapa-apakan! Biarkan saja, saya takut Rasulullah SAW tidak datang lagi ke tempat ini. Saya setiap hari berjamaah shalat lima waktu dengan Rasulullah SAW di rumah ini. Jangan dibongkar rumah ini,” tampik Habib Sholeh setiap ditawari oleh orang lain.
Khalwatnya itu berlangsung selama kurang lebih tujuh tahun. Hingga suatu saat ia mendapat isyarat dari Rasulullah SAW agar menziarahinya di Madinah. Ketika ia mengutarakan maksud dan tujuannya akan berangkat ke Baitul Makkah dan Madinah, banyak orang yang mau ikut.
Tapi, beliau tidak dengan banyak orang akhirnya, kemudian berangkat ke Mekkah. Saat ia ke Mekkah itulah, Habib Muhammad bin Husein Al-Hamid (Labor, Pasar Minggu-Abah Umar ) sehingga pulang, ia tidak marah-marah lagi.
Ketika ditanya oleh banyak orang, Habib Sholeh dengan tersenyum menjawab, “Sebelum rumah ini dibangun saya telah diberitahu oleh Rasulullah SAW dan biarkan rumah ini dibangun.”
Sebuah pertanda, Habib Sholeh Al-Hamid telah dipandang mampu mengemban amanah dan dipercaya menyandang khilafah kenabian serta untuk menebarkan kemanfaatan kepada umat manusia.
Lalu menyuruhnya datang ke kediamannya di Gresik. Sesampainya di rumah, ia menyuruh Habib Sholeh Hamid mandi di jabiyah – kolam mandi yang khusus – miliknya. Setelah itu, sang guru memberinya mandat dan ijazah dengan memakaikan jubah imamah dan sorban kepadanya.
--------------------
Dakwah Habib Sholeh
Dakwah Habib Sholeh kepada masyarakat sekitar diawalinya dengan membangun musala di tempat kediamannya. Habib Sholeh Tanggul selalu mengisinya dengan kegiatan Shalat berjemaah dan hizib Al-Quran antara magrib dan isya di musala ini. Ia juga menggelar pengajian-pengajian yang membahas hal-hal mana yang dilarang oleh agama dan mana yang diwajibkan agama, kepada masyarakat sekitar.
Setiap selesai Shalat Asar, ia membacakan kitab An-Nasaihud Dinniyah, karangan Habib Abdullah Al-Hadad, yang diuraikannya ke dalam bahasa keseharian masyarakat sekitar, yakni bahasa Madura.
Beberapa tahun kemudian, ia mendapatkan hadiah sebidang tanah dari seorang muhibin, orang yang mencintai anak-cucu keturunan Nabi Muhammad, yakni H. Abdurrasyid. Tanah ini lalu ia wakafkan. Di atas tanah inilah ia membangun masjid yang diberi nama masjid Riyadus Sholihin. Di masjid ini kegiatan keagamaan semakin semarak. Kegiatan keagamaan, seperti Shalat berjemaah, hizib Al-Quran, serta pembacaan Ratib Hadad, rutin dibaca di antara magrib dan isya.
Dalam kesehariannya, ia selalu melapangkan dada orang-orang yang sedang dalam kesusahan. Sering, bahkan, orang-orang yang sedang dililit utang, ia bantu untuk menyelesaikannya. Jika ia melihat seorang gadis dan jejaka yang belum kawin, ia dengan segera mencarikan pasangan hidup dengan terlebih dahulu menawarkan seorang calon. Apabila ada kecocokan di antara keduanya, segeralah mereka dinikahkan. Bahkan, sering Habib Sholeh yang membantu biaya perkawinannya. Pernah pula, dalam waktu sehari ia mendamaikan dua atau tiga orang yang bermusuhan.
Wasiat atau ajarannya yang paling terkenal, “Hendaklah setiap kamu menjaga Shalat lima waktu. Jangan pernah tinggalkan Shalat Subuh berjemaah. Muliakan dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. Jadilah kamu sekalian sebagai rahmat bagi seluruh alam. Berbuat baik jangan pilih kasih, kepada siapa pun dan di mana pun.”
Dalam kehidupan kemasyarakatan, ia juga terlibat sangat aktif. Antara lain, Habib Sholeh Tanggul juga tercatat sebagai pemberi spirit dengan meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Surabaya. Bahkan ia tercatat sebagai kepala penasihat rumah sakit. Ia juga tercatat sebagai ketua takmir Masjid Jamik yang didirikan di kota Jember yang pembangunannya juga dapat diselesaikan dalam waktu singkat berkat doa dan keikutsertaannya dalam peletakan batu pertama.
---------------------------
Derajat Kewaliannya
Kekaramahan dan derajat kewalian Habib Sholeh telah mencapai tingkatan Qutub. Yakni, sebagai pemimpin dan pemuka bagi para pembesar aulia di masanya. Dalam konteks ini, berkata Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Abdrurrahman Assegaf, “Habib Sholeh adalah orang yang doanya selalu terkabul dan orang yang sangat dicintai dan disegani.”
Bahkan, salah seorang ahli waris keluarga Habib pernah mendengar salah seorang saleh yang dapat dipercaya bercerita kepadanya, ia pernah bermimpi melihat Habib Sholeh sedang duduk di suatu tempat dan tangan kanan Habib Sholeh memegang tiang dari nur yang sinarnya berkilauan sampai ke langit, lalu terdengar ucapan, “Sesungguhnya Habib Sholeh adalah orang yang mujabud dakwah – doanya selalu diijabah.”
Dikisahkan, suatu waktu ia sedang berjalan bersama Habib Ali bin Abdurahman bin Abdullah Al-Habsyi Kwitang Jakarta, dan ia juga berkunjung ke kediaman Habib Ali di Bungur Jakarta. Saat melintasi sebuah lapangan, ia melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan Shalat Istisqa, Shalat khusus untuk meminta hujan, lantaran pada saat itu Jakarta sedang dilanda kemarau panjang. Habib Sholeh Tanggul pun berkata, “Serahkan saja kepadaku, biar aku yang akan memohon hujan kepada Allah.”
Tak lama kemudian, setelah Habib Sholeh Tanggul menengadahkan tangan ke langit, seraya membaca doa meminta hujan, hujan pun turun.
Adapun, mengenai kedermawananya, tak seorang pun meragukanya. Bahkan ia selalu memberikan apa yang ada di tangannya mana kala ada seorang yang meminta, atau bahkan memberi salah satu dari kedua pakaiannya. Berkata salah seorang ulama mengenainya, “Seandainya ia tak memiliki apa pun kecuali rohnya, ia pun akan menyerahkannya kepada yang memintanya.” Banyak yang meyakini, Habib Sholeh Tanggul adalah seorang wali yang dekat dengan Nabi Khidir. Karena itu pula ia terkenal dermawan, seolah apa pun yang ia miliki ingin ia berikan kepada setiap orang yang membutuhkan.
Menjelang wafatnya, tidak menunjukan tanda-tanda apa-apa. Hanya beliau sering mengatakan kepada keluarganya, “Saya sebentar lagi akan pergi jauh. Yang rukun semua yah, kalau saya pergi jauh jangan ada konflik,” kata Habib Sholeh saat di bulan puasa.
Habib Sholeh wafat di Tanggul ketika
senja pada hari Sabtu, tanggal 8 Syawal 1396 Hijriyah ( 1976 M.). Beliau wafat
setelah berwudhu dan sebelum sempat melaksanakan shalat Maghrib. Dimakamkan
pada hari Minggu , tanggal 9 Syawal 1396 Hijriyah, setelah shalat Dzohor di
samping kiblat Masjid Riyadus Sholihin.
Waliyullah yang doanya selalu terkabul itu meninggalkan 6 putra-putri yakni
Habib Abdullah (alm), Habib Muhammad (alm), Syarifah Nur (alm), Syarifah
Fatimah, Habib Ali dan Syarifah Khadijah.
makasih udah share saya ijin copy yah
ReplyDeleteElever Media Indonesia
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
Deletesedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
2M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagai mana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI RAWA SALEH, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI RAWA SALEH
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI RAWA SALEH Di Tlp 0852-4555-3057
Atau Kunjungi Situs KYAI www.pesugihan-uang-ghaib.com/ agar di
berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu
hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik, jika ingin
seperti saya coba hubungi KYAI RAWA SALEH pasti akan di bantu Oleh Beliau