Nama : Mujek Tabah
Lokal : G
/ B5
Semester
: IV
Mata
kuliah : Pengelolaan kelas
KISAH
ANAK PENGGEMBALA KUDA YANG BIJAK
Pada suatu hari di musim semi, Maharaja Huang Ti dengan tujuh orang
penasihatnya hendak pergi ke Gunung Chu Tzu. Mereka pergi dengan tujuan untuk menemui
seorang petapa bernama Ta Kuei. Namun malang, maharaja dan rombongannya
terseset di tengah jalan. Setelah berjalan agak jauh, akhirnya mereka bertemu
dengan seorang anak yang sedang menggembala kuda.
Salah saoraang dari rombongan itu bertanya,
“Apakah kamu tahu jalan mmenuju Gunung Chu Tzu ?”
“Saya tahu. Pasti kalian akan mengunjungi Guru
Ta Kuei,” jawab anak itu.
“Kalau begitu, apakah kamu bisa menunjukkan
kepada kami jalan menuju ke sana ?”
“Bisa,” jawab anak itu.
Mendengar percakapan antara anak gembala itu
dengan salah satu penasihatnya, raja berpikir betapa hebatnya anak tersebut
karena mengetahui banyak hal. Lalu, timbullah keinginan raja untuk mengujinya.
Raja turun dari dalam kereta dan memanggil anak tersebut.
“Seandainya kamu menjadi raja, bagaimana kamu
akan menjalankan pemerintahan ?”
Anak itu diam sejenak sebelum mennjawab, “Saya
hanya menggembala kuda. Namun, apakah memang ada perbedaan antara memerintah
kerajaan dengan menggembala kuda ?”
Sang raja tidak puas mendengar jawaban itu,
kemudian mengulangi pertanyaannya. Namun, anak itu juga memberikan jawaban yang
sama dengan sebelumnya. Karena merasa penasaran, akhirnya raja meminta
penjelasan mengenai jawaban anak tersebut.
“Tuan. Ketika kita sedang merawat kuda, kita
harus menjaga dan memastikan bahwa tidak ada hal yang tidak baik datang
padanya. Oleh sebab itu, yang pertama kali harus kita lakukan adalah
menghilangkan segala keinginan dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu
yang sekiranya dapat menyakiti dan melukainya. Dengan demikian, apakah memang
ada perbedaan antara memerintah kerajaan dengan menggembala kuda ?”
Raja terkesima medengar penjelasan anak itu.
Kemudian, dia memberikan rasa hormat, lalu menengadah ke langit sambil berkata,
“Saya benar-benar sedang bertemu dengan maha guru daru langit.”
Pelajaran penting yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah
pentingnya berusaha untuk tidak menyakiti orang lain.prinsip ini penting
dimiliki oleh semua guru, mengingat guru sering kali harus menghadapi
siswa-siswi dengan emosi yang masih labil. Dengan kata lain, guru harus mampu
menghapuskan dendam amarah dalam diri, betapapun siswa yang mereka didik sering
melakukan kesalahaan.
Sesungguhnya, seorang guru bagaikan seorang
“penggembala” dengan para siswa sebagai “gembalaannya”. Seorang gembala yang
baik, tentu akan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik pada gembalaannya.
Ia akan menjaga gembalaannya dari hal-hal yang membahayakan dengan penuh cinta
dan kasih sayang.
No comments:
Post a Comment