BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap siswa berhak memperoleh hasil belajar
dengan baik. Namun ada kendala dalam pembelajarannya. Dimana setiap siswa tidak
mempunyai kesamaan dalam proses pembelajaran. Di setiap sekolah-sekolah yang pada umumnya hanya ditujukan pada siswa yang
mempunyai kemampuan rata-rata. Sedangkan siswa yang berkemampuan lebih dan
berkemampuan kurang terabaikan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya kesulitan
belajar pada siswa-siswa yang berkemampuan lebih dan berkemampuan kurang.
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mengakibatkan kesulitan belajar pada siswa yang berkemampuan kurang dan
berkemampuan lebih, maka terlebih dahulu guru harus mendiagnosik siswa-siswa yang
lain dari rata-rata itu. Tentunya dalam mendiagnosis hal tersebut, tidak mudah
dalam melaksanakannya. Ada beberapa langkah dalam mendiagnosis siswa yang
kesulitan belajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian diagnosis kesulitan belajar ?
2.
Bagaimana
gejala dan ciri-ciri kesulitan belajar ?
3.
Apa latar
belakang timbulnya kesulitan belajar ?
4.
Apa tujuan
pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ?
5.
Bagaimana
upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan
Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990), bahwa kesulitan belajar
adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan
prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu
yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik
persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan
belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin
disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat
psikologis, sosiologis, dan fisiologis dalam proses belajarnya.
Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis
yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar
dan pengajaran perbaikan.(Etty Kratikawati dan Willem Lusikooy; 1993/1994).
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Upaya atau proses
menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui
pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
2. Studi yang seksama
terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3. Keputusan yang dicapai
setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta
tentang suatu hal.
B.
GEJALA DAN CIRI KESULITAN BELAJAR
1. Gejala Kesulitan Belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan
dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Menurut Warkitri dkk, individu yang mengalami kesulitan belajar
menunjukkan gejala:
a. Hasil belajar yang dicapai
rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai
sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai
tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan
tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang
kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran,
mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
f. Menunjukkan perilaku yang
menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya, dst.
g. Menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri,
bertindak agresif, dst.
Sedang Abu Daud menjelaskan bahwa Kesulitan belajar pada dasarnya suatu
gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku. Gejala
kesulitan belajar akan dimanifestasikan baik secara langsung maupun tidak langsung,
juga dalam berbagai bentuk tingkah laku. Misalnya saja, sesuai dengan
pengertian kesulitan belajar, tingkah laku yang dimanifestasikannya ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala ini akan tampak dalam aspek
motorik, kognitif, konatif (kehendak) dan afektif baik dalam proses maupun
hasil belajar yang dicapainya. Contoh sulit dan lambat dalam berkomunikasi.
2. Ciri kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut
ini :
a. Dilihat dari pesepsi visualnya,
ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa
sering menulis dengan salah satu huruf yang tidak lengkap.
b. Dilihat dari persepsi
auditori, siswa sulit memahami perintah yang disampaikan guru.
c. Dilihat dari segi bahasa,
cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta
sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.
C.
LATAR BELAKANG TIMBULNYA KESULITAN BELAJAR
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M., faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal,
seperti:
1. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik.
a. Faktor kejiwaan, antara
lain : minat terhadap mata pelajaran kurang; motif belajar rendah; rasa percaya
diri kurang; disiplin pribadi rendah; sering meremehkan persoalan; sering mengalami konflik psikis; serta integritas
kepribadian lemah.
b. Faktor kejasmanian, antara
lain : Keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit); Adanya penyakit yang
sulit atau tidak dapat disembuhkan; Adanya gangguan pada fungsi indera; serta Kelelahan
secara fisik.
2. Faktor Eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar peserta didik.
a. Faktor instrumental yang
dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1) Kemampuan profesional dan
kepribadian dosen yang tidak memadai;
2) Kurikulum yang terlalu
berat bagi pesert didik;
3) Program belajar dan
pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;
4) Fasilitas belajar dan
pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan meliputi
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa
faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau
disharmonisasi keluarga;
2) Lingkungan sosial sekolah
yang tidak kondusif
3) Teman-teman bergaul yang
tidak baik;
4) Lokasi kampus yang tidak
atau kurang cocok untuk pendidikan.
D.
TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Ramdhani menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan
yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis
Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai
juga berbeda antara guru dan siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan
belajar ini bagi siswa adalah :
a. Siswa memahami dan
mengetahui kekeliruannya.
b. Siswa memperbaiki
kesalahannya
c. Siswa dapat memilih cara
atau metode untuk memperbaiki kesalahannya
d. Siswa dapat menguasai pelajaran
dengan baik.
e. Siswa dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar bagi Guru
adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan
dalam proses belajar –mengajar.
b. Guru dapat memperbaiki
kelemahannya tersebut.
c. Guru dapat memberikan
layanan yang optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan diri siswa
perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
E.
UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI SISWA
Menurut Hallen A: 2005, langkah-langkah yang perlu ditempuh guru untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam enam tahap, yaitu:
1.
Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
2.
Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya, misalnya mencari dalam
mata pelajaran apa saja siswa ini (kasus) mengalami kesulitan dalam belajar.
3.
Menetapkan latar belakang kesulitan belajar, baik yang terletak di dalam
diri siswa sendiri maupun diluar dirinya.
4.
Menetapkan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang akan di
peroleh.
5.
Pelaksanaan atau pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terus-menerus
dan terarah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada saat yang telah
diperkirakan.
6.
Tindak lanjut, untuk menilai sampai sejauh manakah tindakan pemberian
bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara
terus-menerus, dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilan usaha bantuan.
Sedangkan menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994),
langkah-langkah diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1. Identifikasi kasus
Indentifikasi bertujuan untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan
bantuan. Teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan catatan atau rekaman
tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan belajarnya untuk dianalisis. Prosedurnya
adalah mengumpulkan nilai-nilai dari seluruh bidang studi dalam satu kelas
untuk:
a. Dihitung bagaimana
rata-rata bagi setiap guru.
b. Kemudian dihitung nilai
rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
c. Buat grafik untuk
mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.
d. Kemudian diketahui bahwa
ada siswa yang nilai rata-ratanya di bawah rata-rata umum kelas, ditandai
sebagai siswa berprestasi rendah dan tentu mengalami kesulitan belajar.
e. Akhirnya ditetapkan
siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang
mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan
nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan
Matematika.
2. Melakukan diagnosis
Melakukan diagnosis bertujuan untuk mengetahui secara tepat lokasi kesulitan
belajar tersebut dalam bidang studi apa saja. Juga untuk mengetahui secara
pasti jenis kesulitan yang dialami serta menemukan latar belakang apakah yang
menyebabkan timbulnya kesulitan. Teknik yang digunakan ialah melakukan analisis
documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan), melakukan
tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik sosiometri. Prosedurnya
:
a. Menyusun rata-rata nilai
dari nilai bidang studi.
b. Membuat grafik tentang
kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi tersebut.
c. Kemudian menetapkan
tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami
kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.
d. Kemudian menetapkan siswa
mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak menemui kesulitan
belajar.
Menetapkan jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara yakni:
§
Menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga
menimbulkan kesulitan kepadanya.
§
Guru bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.
§
Siswa yang bersangkutan diwawancarai.
§
Melakukan tes (psikotest atau diagnostic tes).
Berusaha mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
Ø Menganalisis
dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas
pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan
keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta
lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
Ø Melakukan wawancara dengan
siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
Ø Melakukan pengukuran
dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
Ø Melakukan pengamatan (obsevasi) terhadap siswa yang
bersangkutan pada waktu belajar.
3. Melakukan prognosis
Melakukan prognosis bertujuan untuk menetapkan macam dan teknik pemberian
bantuan yang sesuai dengan corak kesulitan yang dihadapi siswa. Prosedurnya
adalah :
a. Bila siswa menemukan
kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan
bantuan melalui konseling.
b. Bila disebabkan oleh
gangguan mental, nervus, gangguan
kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli
yang bersangkutan.
c. Bila berlatar belakang
pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan bimbingan
kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap
social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan,
juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup
saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
4. Melakukan Langkah
Pemberian Bantuan
Melakukan langkah pemberian bantuan bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat. Teknik yang digunakan ialah memilih salah satu teknik
pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
a. Remedial Teaching : memberikan pelajaran
tambahan berupa kursus-kursus (private
less) dan cara lain tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar
kelemahan tersebut bagi siswa yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya
(disembuhkan).
b. Memberi konseling kepada
siswa tersebut tentang hal penghambat kemajuan belajarnya,
c. Melakukan bimbingan
kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang dapat
menyesuaikan diri dalam pergaulan.
d. Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.
5. Melakukan tindak lanjut (follow up servise)
Melakukan tindak lanjut bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hasil
pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan kepada siswa dalam rangka
memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut. Teknik yang digunakan dengan
melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan wawancara
kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi
tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil
ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana
perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
Prosedur yang digunakan dalam tahap ini yaitu :
a. Mengetes siswa dalam
bidang studi yang semula mengalami hambatan.
b. Mewawancarai siswa tentang
sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.
c. Mewawancarai guru bidang
studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa yang
bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang
kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
d. Menganalisis tentang
informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
e. Melakukan pengamatan
(observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
BAB III
PENUTUP
Kesulitan belajar adalah kondisi
terdapat jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh
yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu (psikologis, sosiologis, fisiologis)
dalam proses belajar. Diagnosis kesulitan belajar adalah prosedur memecahkan
kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta
latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu
upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya. Gejala
yang menunjukkan siswa kesulitan belajar, yaitu:
1. Hasil belajar yang dicapai
berada dibawah rata-rata kelas, lebih rendah dari hasil belajar sebelumnya,
serta tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
2. Individu lambat dalam
mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
3. Menunjukkan sikap yang
masa bodoh, sering bolos, serta mudah tersinggung dan menyendiri.
Faktor yang
melatarbelakangi timbulnya kesulitan belajar siswa, yaitu:
1. Faktor internal ini
berasal dari dalam diri individu atau siswa itu sendiri, seperti :Inteligensi
siswa, Minat belajar siswa, Kesehatan siswa, Gizi siswa, dll.
2. Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu. Di lingkungan
keluarga seperti bagaimana kondisi dalam keluarga. Di lingkungan sekolah
seperti bagaimana perhatian guru terhadap siswa. Selain itu, kelengkapan
fasilitas belajar dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa, kemudian suasana
saat siswa belajar juga sangat berpengaruh pada minat belajar peserta didik.
Tujuan pelaksanaan
kegiatan diagnosis adalah agar guru, siswa dan orang tua siswa dapat:
1. Mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Membantu memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta
didik dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah, peserta didik dan
keluarga.
3. Membantu siswa agar dapat
menguasai pelajaran yang sulit baginya, serta mempermudah guru dalam menentukan
layanan apa yang sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
Upaya-upaya yang dapat
dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik, yaitu:
2. Mengidentifikasi peserta
didk yang mengalami kesulitan belajar.
3. Mengidentifikasi jenis
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
4. Mengungkap faktor yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada peserta didik tersebut.
5. Merencanakan suatu
tindakan bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan hasil
pengungkapan factor penyebab kesulitan belajar tersebut.
6. Melaksanakan pemberian
bantuan kepada peserta didik dengn memberikan pelajaran tambahan kepada peserta
didik.
7. Memberikan tindak lanjut,
bagaimana hasil yang didapatkan setelah diberikan bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy. 1993/1994. Materi Pokok; Profesi Keguruan PGSM3904/2SKS Modul 1-6. Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud.
Gebrielleizious. 2011. Diagnosis
Kesulitan Belajar. http://gebriellucifer.blogspot.com. Minggu, 14
Agustus 2011
http://mira-seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.html
Mayasa. 2012. Langkah-Langkah
Mengatasi Kesulitan Belajar. http://m4y-a5a.blogspot.com. Juni 2012. Jam 00:30 WIB.
Mutiara Endah. 2010. Ciri-Ciri
Kesulitan Belajar. http://mutiaraendah.wordpress.com. 10 Januari 2010.
Puspita Sari. 2012. Pendapat Peserta
Didik Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Pengembangan Diri Di SMP Negeri
28 Padang (SKRIPSI). Padang; BK STKIP PGRI.
Ramdhani. 2011. Tujuan Pelaksanaan
Diagnosis Kesulitan Hasil Belajar. http://feyra-gokil.blogspot.com. Juli 2011.
Jam 10:21 WIB.
Roy Ihsan. 2011. Persepsi Peserta Didik Tentang
Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Pengembangan Diri Di MTS Darul Ulum
Kiawai Kab. Pasaman Barat (SKRIPSI). Padang; BK STKIP PGRI.
No comments:
Post a Comment