Thursday, November 21, 2013

kepribadian dan perkembangan



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi kepribadian, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi 50 definisi. Tidak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli psikologis justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan jiwa manusia.
Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari kepribadian itu yang paling hakiki atau terpenting. Pendapat tersebut hanya dapat dijelaskan sepenuhnya dengan menelaah terlebih dahulu filsafat antropologi yang mendasarinya. Dengan kata lain menelaah jawaban atas pertanyaan: “Apakah sesungguhnya manusia itu?”. Pandangan filsafat mengenai manusia akan mewarnai pendapat seseorang mengenai bagian yang dianggap hakiki dari kepribadian dan pada akhirnya menentukan pengertian tentang kepribadian.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana perbedaan  pengertian  kepribadian ?
2.      Apa definisi  kepribadian ?
3.      Apa itu temperamen,  watak,  dan  kepribadian ?
4.      Apa saja tipe – tipe  kepribadian ?
5.      Bagaimana cara mengukur  kepribadian ?
6.      Mengapa keluarga  sebagai  pembentuk  utama  kepribadian ?
7.      Apa saja aspek – aspek  Kepribadian ?
1.      Bagaimana kepribadian  dan  perkembangan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERBEDAAN PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi kepribadian, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi 50 definisi. Tidak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli psikologis justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan jiwa manusia.
Hal ini menyebabkan pesatnya penilaian kepribadian melalui tes-tes proyeksi, yaitu kenyataan atau ekspresi kepribadian seseorang dipancing melalui gambar-gambar, baik disuruh menggambar atau disuruh menafsirkan gambar-gambar maupun melalui ekspresi tulisna dan karangan. Riwayat hidup seseorang dianalisis secara mendalam sejak lahir, bahkan sebelum lahir untuk mendapatkan ciri kepribadiannya. Klien atau orang berkonsultasi psikologi disuruh berbaring santai sambil menggunakan segala sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. Kalau perlu diberi rangsangan dengan kata-kata tertentu. Ucapak klien dianalisis secara mendalam untuk memahami dinamika kepribadiannya.
Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya. Pandangan filsafat Asia mengenai kepribadian, terkesan lebih mendekati pandangan G.W. Leibniz. Agama Islam mengenal istilah fitrah sebagai potensi dasar kejiwaan manusia yang mempunyai arti hampir sama dengan konsep monade dari G.W.Leibniz. Apakah Leibniz dipengaruhi oleh pandangan Islam? Mungkin saja, karena pengaruh Islam pada abad pertengahan cukup besar di kalangan intelektual Barat. Aktualisasi, realisasi dan perkembangan fitrah itu diwarnai oleh pengaruh ornag tua, pendidikan, masyarakat serta situasi dan kondisi lingkungan. Fitrah manusia selain berkembang dengan sendirinya juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dri lingkungannya, sehingga menjadi tidak bersih. Dengan melaksanakan ajaran Islam, fitrah yang telah dikotori oleh lingkungan dapat menjadi suci kembali.
Pandangan Asia ini lebih menekankan segi etika dan rohaniah, sedangkan segi fisik kurang mendapat perhatian. Dalam kepribadian selalu termuat pula elemen etis dan moral, yakni suatu perasaan keharusan pada manusia untuk berlaku susila. Hal ini tidak terlepas dari pandangan hidup yang terdapat di Asia, bahwa manusia merupakan sebagian dari kosmos / makhluk Tuhan, yang pada hakikatnya Tuhanlah yang menentukan sikap dan nasib manusia.

B.     DEFINISI KEPRIBADIAN
Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang ditujukan pada individu atau perorangan. Artinya, yang mempunyai kepribadian adalah individu. Kemudian istilah kepribadian digunakan pula untuk kelompok individu atau masyarakat, selain dikenal adanya kepribadian si Fulan, juga dikenal dengan adanya kepribadian Minangkabau, kepribadian Jawa, kepribadian pegawai negeri, kepribadian Indonesia, dan sebagainya.
Kepribadian Indonesia disamakan pengertiannya dengan manusia Indonesia, ukuran satuan atau unitnya dalam pengertian sifat, ciri, karakter, watak, jiwa, moral, semangat, kebiasaan, tingkah laku, dan lain-lain.
Gordon W. Allport (1937) memberikan definisi kepribadian sebagai organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kalau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah:
1.      Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan keutuhan, organisasi / sistem yang mengikat dan mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi dalam keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
2.      Organisasi itu terdiri atas sistem-sistem psychiphysical atau jiwa raga. Term ini menunjukkan bahwa kepribadian itu tidak hanya terdiri atas mental, rohani, jiwa atau hanya jasmani saja tetapi organisasi itu mencakup semua kegiatan badan dan mental yang menyatu kedalam kesatuan pribadi yang berbeda dalam individu.
3.      Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya, artinya kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat. Kepribadian adalah sesuatu yang terletak di belakang perbuatan khas yang berbeda dalam individu.
4.      Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik, khas, atau khusus, yakni mempunyai ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya. Tiap penyesuaian kepribadian tidak ada yang sama sehingga berbeda dengan penyesuaian kepribadian yang lain, walaupun seandainya dua kepribadian anak kembar berasal dari satu telur. Tiap-tiap penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan masyarakat, ataupun kebudayaan.

Dari definisi diatas diperoleh pengertian sebagai berikut:
1.      Bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah aspek/unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia.
2.      Aspek-aspek tersebut adalah mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang.
3.      Semua Aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda dalanm bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri-ciri dari seseorang. Misalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang berolahraga, suka berpakaian yang sederhana.

C.    TEMPERAMEN, WATAK DAN KEPRIBADIAN
Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvern, ekstravert dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Temperamen selalu menunjukan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah.
Watak (karakter, tabiat) adalah sifat yang berhubungan dengan nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok. Sifat-sifat ini bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu kebiasaan sejak kecil atau pengaruh lingkungannya.
Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian kepribadian mengandung arti yang lebih luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak adalah sebagian dari kepribadian.

D.    TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian kepribadian manusia dalam bermacam-macam tipe, yaitu :
1.      Menurut Galenus (129 – 199 M)
Galenus seorang dokter bangsa Romawi, membagi temperamen manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia, yaitu :
a.       Cholericus : Empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, penarik darah, sukar mengendalikan diri.
b.      Sanguinicus: darah (sanguis) yang lebih besar pengaruhnya. Orang ini wajahnya selalu berseri-seri, periang, dan berjiwa kekanak-kanakan
c.       Flegmeticus: lendis (flegma) yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang, pemalas, pesimis, dan wajahnya selalu pucat
d.      Melancholicus: empedu hitam (melanchole) yang lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung dan mudah menaruh syak (curiga).

2.      Menurut Heymans (1857-1930)
Gerart Heymans, seorang profesor bangsa Belanda membagi temperamen manusia berdasarkan 3 unsur yang dimiliki manusia : (emosionalitas) kepekaan perasaan, (aktivitas) kemampuan bertindak spontan, serta (fungsi sekunder) kemampuan memproduksi tanggapan. Heymans kemudian membagi menjadi 7 macam manusia yaitu:
a.       Gapasioneerden (orang hebat): orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat. Mereka adalah patriot yang baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, dan suka menolong orang yang lemah.
b.      Cholerici (orang garang): orang aktif dan emosional tetapi fungsi sekundernya lemah. Mereka suka kemewahan, pemboros, sering bertindak ceroboh tanpa pikir panjang.
c.       Sentimentil (orang perayu): orang yang tidak aktif, emosional dan fungsi sekundernya kuat. Orang ini sering emosional, memperturutkan kata hati, pintar bicara sehingga mudah mempengaruhi orang lain, senang kehidupan alam serta tidak suka keramaian.
d.      Nerveuzen (orang penggugup): orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah tetapi emosinya kuat. Orang ini mudah naik darah tetapi cepat menjadi dingin, suka memprotes orang lain, tidak sabar, agresif tapi tidak dendam, tidak berpikir panjang.
e.       Flegmaciti (orang tenang): orang yang tak aktif dan fungsi sekundernya kuat. Orang ini rajin, cekatan, mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan banyak bantuan orang.
f.       Sanguinici (orang kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat. Sifat orang ini sukar mengambil keputusan, kurang berani dalam bertindak, berpegang teguh pada pendiriannya, pendendam, pendiam.
g.      Amorfrn (orang tak berbentuk): orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi sekundernya lemah. Mereka perisau, peminum, pemboros, dan cenderung membiarkan dirinya dibimbing dan dikuasai orang lain.

3.      Menurut Spranger
Berdasarkan kuat lemahnya nilai-nilai dalam diri seseorang, R. Spranger membagi watak/kepribadian manusia menjadi 6 tipe, yaitu:
a.       Manusia teori adalah orang-orang ini berpendapat ilmu pengetahuan paling penting, berada di atas segala-galanya.
b.      Manusia Ekonomi, nilai yang paling penting bagi orang ini ialah uang (ekonomi)
c.       Manusia sosial adalah orang yang nilai-nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya.
d.      Manusia politik, adalah orang yang nilai terpentingnya ialah politik
e.       Manusia seni, maka jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai kesenian
f.       Manusia saleh adalah orang yang pecinta nilai-nilai agama.

E.     MENGUKUR KEPRIBADIAN
Cara mengukur atau menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam antara lain:
1.      Observasi
Menilai kepribadian dengan observasi yaitu dengan cara mengamati atau memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja dan juga hasilnya.

2.      Wawancara (interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara, berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati-hati dengan orang yang dinilai.
3.      Inventory
Inventory adalah sejenis kuesiner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Contoh :
a.       Gilford Zimmerman Temperament Survey, bertujuan menilai pengendalian diri kepemimpinan, sosiabilitas, kestabilan emosi, persahabatan, keberanian dll.
b.      Edward Personal Preference Schedule, menilai usaha mencapai prestasi, kepatuhan, disiplin, dan kemauan untuk menguasai orang lain.
c.       Minnesota Multiphasic Inventory, mengidentifikasi depresi, histeria, dan psikopatik.

4.      Teknik Proyektif
Orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Jenis teknik proyektif antara lain :
a.       Tes Rohschach : menggunakan noda-noda tinta yang membentuk gambar simetris.
b.      Thematic Apperception Test : sejumlah seri gambar orang yang tidak jelas artinya.
c.       Wartegg Test : 8 aspek yang harus digambar dengan mengikutsertakan tanda-tanda yang telah ada didalamnya

5.      Biografi dan Autobiografi
Riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (autobiografi) dapat juga digunakan untuk menilai kepribadian

6.      Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.

F.     KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja. Pada masa tersebut, individu lebih banyak bergaul dan menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga komunikasi banyak terjadi dengan keluarga. Maka dari itu, tak heran keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian.
Namun pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu (terus-menerus) dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi. Seharusnya, semua sifat atau kebiasaan yang baik harus dipelihara dan dipupuk terus oleh orang tua sampai si anak dewasa.

G.    ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi yaitu:
1.      Aspek kognitif (pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2.      Aspek afektif yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Berfungsi sebagai energy atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
3.      Aspek motorik yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.

H.    KEPRIBADIAN DAN PERKEMBANGAN
W. Allport (1961) menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya. Pengalaman yang membentuk kepribadian yaitu:
Ø  Pengalaman Umum yang dialami tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Misalnya sebagai laki-laki atau wanita mempunyai hak dan kewajiban tertentu dalam masyarakat.
Ø  Pengalaman khusus, yaitu pengalaman yang khusus dialami individu sendiri.

1.      Pembentukan Identitas Diri
Proses integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. Awalnya individu akan mengidentifikasi dirinya untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Tapi, berangsur angsur individu tersebut akan menjadi dirinya sendiri.

2.      Ekspresi Kepribadian
Hal ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus digolongkan dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur seperti penampilan fisik, temperamen, kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai, sikap sosial, kecenderungan motivasi, cara pembawaan diri dan kecenderungan patologis (tanda-tanda adanya kelainan kepribadian).

3.      Jenis Kepribadian
a.       Menurut Kretschmer, mendasarkan penggolangannya pada ciri fisik dan berorientasi pada penyakit kejiwaan, yaitu
·      Asthenis : bertubuh kurus, jangkung, temperamen seperti penderita skizofrenia.
·      Atletis : bertubuh tegap, bertemperamen seperti penderita epilepsi.
·      Piknis : gemuk, pendek, bertemperamen seperti penderita manis-depresif.
·      Dislpiastis : yang tidak termasuk ketiga jenis lainnya.
b.      Hipocrates menggolongkan menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
c.       Carl G. Jung, menggolongkan kepribadian menjadi :
    1. Jenis Introvert : Cenderung menarik diri
    2. Jenis Ekstrovert : Menggabungkan diri jika tertekan
    3. Jenis Ambivert : Campuran Introvert dan Ekstrovert
BAB  III
PENUTUP

Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. Namun dapat disimpulkan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri-ciri dari seseorang.
Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan). Sedangkan watak (karakter, tabiat) adalah sifat yang berhubungan dengan nilai. Serta kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang.
Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian kepribadian manusia dalam bermacam-macam tipe, yaitu :
1.      Menurut Galenus, temperamen manusia ada 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia, yaitu Cholericus, Sanguinicus, Flegmeticus, Melancholicus
2.      Menurut Heymans ada 7 macam manusia yaitu: Gapasioneerden, Cholerici, Sentimentil, Nerveuzen, Flegmaciti, Sanguinici, dan Amorfrn.
3.      Menurut Spranger membagi watak/kepribadian manusia menjadi 6 tipe, yaitu: manusia teori, manusia ekonomi, manusia sosial, manusia politik, manusia seni, manusia saleh.
Cara mengukur atau menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam antara lain: observasi, wawancara (interview), inventory, teknik proyektif, biografi dan autobiografi, catatan harian
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia. Pada masa tersebut, individu lebih banyak bergaul dan menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga komunikasi banyak terjadi dengan keluarga. Pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi.
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam 3 aspek yaitu: kognitif, afektif, dan motorik.
W. Allport menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya. Pengalaman yang membentuk kepribadian yaitu: umum dan khusus.
1.      Pembentukan Identitas Diri adalah Proses integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.
2.      Ekspresi Kepribadian Hal ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus digolongkan dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur.
3.      Jenis Kepribadian
a.       Kretschmer, menggolongkan menjadi 4 yaitu : Asthenis, Atletis, Piknis dan Dislpiastis.
b.      Hipocrates menggolongkan menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
c.       Carl G. Jung, menggolongkan kepribadian menjadi : Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta : Jakarta.

No comments:

Post a Comment