BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali
perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau
definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi kepribadian, kemudian
ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi 50 definisi. Tidak
hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan
kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu
pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli
psikologis justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian
merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam
pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya
keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan jiwa manusia.
Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari
kepribadian itu yang paling hakiki atau terpenting. Pendapat tersebut hanya
dapat dijelaskan sepenuhnya dengan menelaah terlebih dahulu filsafat
antropologi yang mendasarinya. Dengan kata lain menelaah jawaban atas
pertanyaan: “Apakah sesungguhnya manusia itu?”. Pandangan filsafat mengenai
manusia akan mewarnai pendapat seseorang mengenai bagian yang dianggap hakiki
dari kepribadian dan pada akhirnya menentukan pengertian tentang kepribadian.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana perbedaan pengertian
kepribadian ?
2.
Apa definisi kepribadian ?
3.
Apa itu temperamen, watak,
dan kepribadian ?
4.
Apa saja tipe – tipe kepribadian ?
5.
Bagaimana cara mengukur kepribadian ?
6.
Mengapa keluarga sebagai
pembentuk utama kepribadian ?
7.
Apa saja aspek – aspek Kepribadian ?
1. Bagaimana
kepribadian dan perkembangan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN PENGERTIAN
KEPRIBADIAN
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali
perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau
definisi kepribadian. Gordon W. Allport menemukan 49 definisi kepribadian,
kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi 50 definisi.
Tidak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan
kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu
pengetahuan tentang psikologi kepribadian. Di pihak lain, sebagian besar ahli
psikologis justru berpendapat bahwa ketidakseragaman pengertian kepribadian
merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam
pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. Kenyataan adanya
keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan jiwa manusia.
Hal ini menyebabkan pesatnya penilaian kepribadian melalui tes-tes
proyeksi, yaitu kenyataan atau ekspresi kepribadian seseorang dipancing melalui
gambar-gambar, baik disuruh menggambar atau disuruh menafsirkan gambar-gambar
maupun melalui ekspresi tulisna dan karangan. Riwayat hidup seseorang
dianalisis secara mendalam sejak lahir, bahkan sebelum lahir untuk mendapatkan
ciri kepribadiannya. Klien atau orang berkonsultasi psikologi disuruh berbaring
santai sambil menggunakan segala sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. Kalau
perlu diberi rangsangan dengan kata-kata tertentu. Ucapak klien dianalisis
secara mendalam untuk memahami dinamika kepribadiannya.
Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang
terbuka terhadap dunia sekitarnya. Pandangan filsafat Asia mengenai
kepribadian, terkesan lebih mendekati pandangan G.W. Leibniz. Agama Islam
mengenal istilah fitrah sebagai potensi dasar kejiwaan manusia yang mempunyai
arti hampir sama dengan konsep monade dari G.W.Leibniz. Apakah Leibniz
dipengaruhi oleh pandangan Islam? Mungkin saja, karena pengaruh Islam pada abad
pertengahan cukup besar di kalangan intelektual Barat. Aktualisasi, realisasi
dan perkembangan fitrah itu diwarnai oleh pengaruh ornag tua, pendidikan,
masyarakat serta situasi dan kondisi lingkungan. Fitrah manusia selain
berkembang dengan sendirinya juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dri lingkungannya,
sehingga menjadi tidak bersih. Dengan melaksanakan ajaran Islam, fitrah yang
telah dikotori oleh lingkungan dapat menjadi suci kembali.
Pandangan Asia ini lebih menekankan segi etika dan rohaniah, sedangkan segi
fisik kurang mendapat perhatian. Dalam kepribadian selalu termuat pula elemen
etis dan moral, yakni suatu perasaan keharusan pada manusia untuk berlaku
susila. Hal ini tidak terlepas dari pandangan hidup yang terdapat di Asia,
bahwa manusia merupakan sebagian dari kosmos / makhluk Tuhan, yang pada
hakikatnya Tuhanlah yang menentukan sikap dan nasib manusia.
B. DEFINISI KEPRIBADIAN
Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang ditujukan
pada individu atau perorangan. Artinya, yang mempunyai kepribadian adalah
individu. Kemudian istilah kepribadian digunakan pula untuk kelompok individu
atau masyarakat, selain dikenal adanya kepribadian si Fulan, juga dikenal
dengan adanya kepribadian Minangkabau, kepribadian Jawa, kepribadian pegawai
negeri, kepribadian Indonesia, dan sebagainya.
Kepribadian Indonesia disamakan pengertiannya dengan manusia Indonesia,
ukuran satuan atau unitnya dalam pengertian sifat, ciri, karakter, watak, jiwa,
moral, semangat, kebiasaan, tingkah laku, dan lain-lain.
Gordon W. Allport (1937) memberikan definisi kepribadian sebagai organisasi
sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kalau definisi tersebut dianalisis,
maka kepribadian adalah:
1. Merupakan suatu organisasi
dinamis, yaitu suatu kebulatan keutuhan, organisasi / sistem yang mengikat dan
mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi dalam
keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
2. Organisasi itu terdiri
atas sistem-sistem psychiphysical atau jiwa raga. Term ini menunjukkan bahwa
kepribadian itu tidak hanya terdiri atas mental, rohani, jiwa atau hanya
jasmani saja tetapi organisasi itu mencakup semua kegiatan badan dan mental
yang menyatu kedalam kesatuan pribadi yang berbeda dalam individu.
3. Organisasi itu menentukan
penyesuaian dirinya, artinya kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang
berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan
dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat. Kepribadian adalah sesuatu
yang terletak di belakang perbuatan khas yang berbeda dalam individu.
4. Penyesuaian diri dalam
hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik, khas, atau khusus, yakni
mempunyai ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya. Tiap penyesuaian
kepribadian tidak ada yang sama sehingga berbeda dengan penyesuaian kepribadian
yang lain, walaupun seandainya dua kepribadian anak kembar berasal dari satu
telur. Tiap-tiap penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan masyarakat,
ataupun kebudayaan.
Dari definisi diatas diperoleh pengertian sebagai berikut:
1. Bahwa kepribadian adalah
organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah
aspek/unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia.
2. Aspek-aspek tersebut
adalah mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat,
kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit dan
sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki
seseorang.
3. Semua Aspek kepribadian,
baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan
sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti
bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda dalanm
bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua
aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan
bagian yang khas atau ciri-ciri dari seseorang. Misalnya ada orang yang
memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin
bekerja, senang berolahraga, suka berpakaian yang sederhana.
C. TEMPERAMEN, WATAK DAN
KEPRIBADIAN
Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan),
misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvern, ekstravert dan
sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga
bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Temperamen selalu menunjukan
hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah.
Watak (karakter, tabiat) adalah sifat yang berhubungan dengan nilai,
misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok. Sifat-sifat ini
bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu kebiasaan sejak kecil
atau pengaruh lingkungannya.
Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang,
termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam
kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua
hal yang selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian kepribadian mengandung
arti yang lebih luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak
adalah sebagian dari kepribadian.
D. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka
para ahli mengadakan pembagian kepribadian manusia dalam bermacam-macam tipe,
yaitu :
1. Menurut Galenus (129 – 199
M)
Galenus seorang dokter bangsa Romawi, membagi temperamen manusia menjadi 4
tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia, yaitu
:
a. Cholericus :
Empedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, penarik darah, sukar mengendalikan diri.
b. Sanguinicus: darah
(sanguis) yang lebih besar pengaruhnya. Orang ini wajahnya selalu berseri-seri,
periang, dan berjiwa kekanak-kanakan
c. Flegmeticus: lendis
(flegma) yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang, pemalas,
pesimis, dan wajahnya selalu pucat
d. Melancholicus:
empedu hitam (melanchole) yang lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung dan mudah menaruh syak
(curiga).
2. Menurut Heymans
(1857-1930)
Gerart Heymans, seorang profesor bangsa Belanda membagi temperamen manusia
berdasarkan 3 unsur yang dimiliki manusia : (emosionalitas) kepekaan perasaan, (aktivitas)
kemampuan bertindak spontan, serta (fungsi sekunder) kemampuan memproduksi
tanggapan. Heymans kemudian membagi menjadi 7 macam manusia yaitu:
a. Gapasioneerden (orang
hebat): orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat. Mereka
adalah patriot yang baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, dan suka
menolong orang yang lemah.
b. Cholerici (orang garang):
orang aktif dan emosional tetapi fungsi sekundernya lemah. Mereka suka
kemewahan, pemboros, sering bertindak ceroboh tanpa pikir panjang.
c. Sentimentil (orang
perayu): orang yang tidak aktif, emosional dan fungsi sekundernya kuat. Orang
ini sering emosional, memperturutkan kata hati, pintar bicara sehingga mudah
mempengaruhi orang lain, senang kehidupan alam serta tidak suka keramaian.
d. Nerveuzen (orang
penggugup): orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah tetapi emosinya
kuat. Orang ini mudah naik darah tetapi cepat menjadi dingin, suka memprotes
orang lain, tidak sabar, agresif tapi tidak dendam, tidak berpikir panjang.
e. Flegmaciti (orang tenang):
orang yang tak aktif dan fungsi sekundernya kuat. Orang ini rajin, cekatan,
mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan banyak bantuan orang.
f. Sanguinici (orang
kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi
sekundernya kuat. Sifat orang ini sukar mengambil keputusan, kurang berani dalam
bertindak, berpegang teguh pada pendiriannya, pendendam, pendiam.
g. Amorfrn (orang tak
berbentuk): orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi
sekundernya lemah. Mereka perisau, peminum, pemboros, dan cenderung membiarkan
dirinya dibimbing dan dikuasai orang lain.
3. Menurut Spranger
Berdasarkan kuat lemahnya nilai-nilai dalam diri seseorang, R. Spranger
membagi watak/kepribadian manusia menjadi 6 tipe, yaitu:
a. Manusia teori adalah orang-orang
ini berpendapat ilmu pengetahuan paling penting, berada di atas segala-galanya.
b. Manusia Ekonomi, nilai
yang paling penting bagi orang ini ialah uang (ekonomi)
c. Manusia sosial adalah orang
yang nilai-nilai sosial paling mempengaruhi jiwanya.
d. Manusia politik, adalah
orang yang nilai terpentingnya ialah politik
e. Manusia seni, maka jiwa
orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai kesenian
f. Manusia saleh adalah orang
yang pecinta nilai-nilai agama.
E. MENGUKUR KEPRIBADIAN
Cara mengukur atau menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam antara lain:
1. Observasi
Menilai kepribadian dengan observasi yaitu dengan cara mengamati atau memperhatikan
langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan
terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja dan juga hasilnya.
2. Wawancara (interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara, berarti mengadakan tatap muka dan
berbicara dari hati-hati dengan orang yang dinilai.
3. Inventory
Inventory adalah sejenis kuesiner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab
oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek.
Contoh :
a. Gilford Zimmerman
Temperament Survey, bertujuan menilai pengendalian diri kepemimpinan,
sosiabilitas, kestabilan emosi, persahabatan, keberanian dll.
b.
Edward Personal Preference Schedule, menilai
usaha mencapai prestasi, kepatuhan, disiplin, dan kemauan untuk menguasai orang
lain.
c.
Minnesota Multiphasic Inventory,
mengidentifikasi depresi, histeria, dan psikopatik.
4. Teknik Proyektif
Orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau
hal-hal lain yang dilakukannya. Jenis teknik proyektif antara lain :
a. Tes Rohschach :
menggunakan noda-noda tinta yang membentuk gambar simetris.
b.
Thematic Apperception Test : sejumlah seri
gambar orang yang tidak jelas artinya.
c. Wartegg Test : 8 aspek
yang harus digambar dengan mengikutsertakan tanda-tanda yang telah ada
didalamnya
5. Biografi dan Autobiografi
Riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri
(autobiografi) dapat juga digunakan untuk menilai kepribadian
6. Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian
seseorang.
F.
KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak
lahir sampai masa remaja. Pada masa tersebut, individu lebih banyak bergaul dan
menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga komunikasi banyak terjadi dengan
keluarga. Maka dari itu, tak heran keluarga sangat berpengaruh dalam
pembentukan kepribadian.
Namun pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu
(terus-menerus) dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak
mungkin berubah lagi. Seharusnya, semua sifat atau kebiasaan yang baik harus
dipelihara dan dipupuk terus oleh orang tua sampai si anak dewasa.
G. ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi yaitu:
1. Aspek kognitif
(pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif,
kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah
menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2. Aspek afektif yaitu bagian
kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan
hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi
lainnya disebut aspek konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak)
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Berfungsi sebagai energy atau
tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
3. Aspek motorik yaitu
berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan
jasmaniah lainnya.
H.
KEPRIBADIAN DAN PERKEMBANGAN
W. Allport (1961) menyatakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara
penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya. Pengalaman yang
membentuk kepribadian yaitu:
Ø
Pengalaman Umum yang dialami tiap individu dalam kebudayaan tertentu.
Misalnya sebagai laki-laki atau wanita mempunyai hak dan kewajiban tertentu
dalam masyarakat.
Ø Pengalaman khusus, yaitu
pengalaman yang khusus dialami individu sendiri.
1.
Pembentukan Identitas Diri
Proses integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi
dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. Awalnya individu akan
mengidentifikasi dirinya untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Tapi,
berangsur angsur individu tersebut akan menjadi dirinya sendiri.
2.
Ekspresi Kepribadian
Hal ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus
digolongkan dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur seperti
penampilan fisik, temperamen, kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan
pandangan mengenai nilai, sikap sosial, kecenderungan motivasi, cara pembawaan
diri dan kecenderungan patologis (tanda-tanda adanya kelainan kepribadian).
3.
Jenis
Kepribadian
a. Menurut Kretschmer, mendasarkan
penggolangannya pada ciri fisik dan berorientasi pada penyakit kejiwaan, yaitu
·
Asthenis : bertubuh kurus, jangkung, temperamen seperti penderita
skizofrenia.
·
Atletis : bertubuh tegap, bertemperamen seperti penderita epilepsi.
·
Piknis : gemuk, pendek, bertemperamen seperti penderita manis-depresif.
·
Dislpiastis : yang tidak termasuk ketiga jenis lainnya.
b. Hipocrates menggolongkan
menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
c. Carl G. Jung,
menggolongkan kepribadian menjadi :
- Jenis Introvert : Cenderung menarik diri
- Jenis Ekstrovert : Menggabungkan diri jika tertekan
- Jenis Ambivert : Campuran Introvert dan Ekstrovert
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kalau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali
perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau
definisi kepribadian. Namun dapat disimpulkan kepribadian yang mencakup semua
aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan
bagian yang khas atau ciri-ciri dari seseorang.
Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan).
Sedangkan watak (karakter, tabiat) adalah sifat yang berhubungan dengan nilai.
Serta kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri
seseorang, termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk
juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan,
serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang.
Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah
orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian kepribadian manusia dalam bermacam-macam
tipe, yaitu :
1. Menurut Galenus,
temperamen manusia ada 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh
pada tubuh manusia, yaitu Cholericus, Sanguinicus, Flegmeticus, Melancholicus
2.
Menurut Heymans ada 7 macam manusia yaitu:
Gapasioneerden, Cholerici, Sentimentil, Nerveuzen, Flegmaciti, Sanguinici, dan Amorfrn.
3.
Menurut Spranger membagi watak/kepribadian
manusia menjadi 6 tipe, yaitu: manusia teori, manusia ekonomi, manusia sosial,
manusia politik, manusia seni, manusia saleh.
Cara mengukur
atau menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam antara lain: observasi,
wawancara (interview), inventory, teknik proyektif, biografi dan autobiografi,
catatan harian
Kepribadian
tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia. Pada masa tersebut, individu
lebih banyak bergaul dan menghabiskan waktu dengan keluarga, sehingga
komunikasi banyak terjadi dengan keluarga. Pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu dan diadakan
pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi.
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam 3 aspek yaitu: kognitif, afektif,
dan motorik.
W. Allport menyatakan kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan
cara penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya.
Pengalaman yang membentuk kepribadian yaitu: umum dan khusus.
1. Pembentukan Identitas Diri
adalah Proses integrasi pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi
dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.
2. Ekspresi Kepribadian Hal
ini dirasa perlu karena kepribadian begitu beragam sehingga harus digolongkan
dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur.
3. Jenis
Kepribadian
a. Kretschmer, menggolongkan
menjadi 4 yaitu : Asthenis, Atletis, Piknis dan Dislpiastis.
b. Hipocrates menggolongkan
menjadi jenis sanguin, fregmatik, dan kholerik
c. Carl G. Jung,
menggolongkan kepribadian menjadi : Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi
Perkembangan. Rineka Cipta : Jakarta.
No comments:
Post a Comment