Thursday, November 21, 2013

sikap terhadap ibu hamil



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam laterbelakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan sikap, dan kehamilan ?
2.      Bagaimana sikap dan perilaku ibu pada masa kehamilan?
3.      Apa penyebab perubahan perilaku pada ibu hamil ?
4.      Bagaimana cara mengurangi dampak negatif terhadap perubahan perilaku ?
                                               
C.    TUJUAN PENULISAN
Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan Umum
Kami mengangkat makalah tentang sikap ibu terhadap kehamilan adalah untuk menambah pengetahuan mengenai perubahan perilaku yang terjadi pada masa kehamilan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui pengertian sikap, dan kehamilan.
b.      Mengetahui sikap dan perilaku ibu pada masa kehamilan.
c.       Mengetahui penyebab perubahan perilaku pada ibu hamil.
d.      Mengetahui cara mengurangi dampak negatif terhadap perubahan perilaku.

D.   MANFAAT  PENULISAN
1.      Bagi mahasiswa
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.
2.      Bagi pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sehingga dapat mengetahui pengertian sikap, dan kehamilan; serta mengetahui sikap dan perilaku ibu pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SIKAP DAN KEHAMILAN
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak (G.W. Alport 1953). Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis atau tidak statis.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.

B.     SIKAP DAN PERILAKU IBU PADA MASA KEHAMILAN
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.

1.      Cenderung Malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan
menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.

2.      Lebih Sensitif
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. Apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya.

3.      Minta Perhatian Lebih
Perilaku lain yang kerap "mengganggu" adalah  istri tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.

4.      Gampang Cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan
dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.

5.      Hobi shopping
Bersangkutan tidak punya "hobi" ini. Baru setelah hamil lantas gemar berbelanja. Dikhawatirkan "kegemaran baru" ibu hamil ini bisa menimbulkan konflik dengan pasangan, karena ibu dinilai egois dan boros membelanjakan keperluan yang tak jelas.

6.      Malas-malasan
Bisa karena pada dasarnya ibu memang pemalas sehingga saat hamil bertambah malas akibat adanya perubahan hormonal. Pada ibu yang bekerja umumnya perasaan malas-malasan ini jarang ditemui. Kalaupun ada karena rasa bosan dan lebih mudah dialihkan pada hal lain.

7.      Tidak mau dekat-dekat suami
Ada ibu hamil yang merasa mual bila mencium bau suami. Dengan alasan itu, ia tidak mau tidur seranjang atau kalaupun tidur berbalikan badan. Penyebabnya? Jangan-jangan ada masalah komunikasi dengan pasangan yang terpendam. Di bawah sadar, mungkin lo ada kebiasaan suami yang tidak ibu sukai. Misal, suami suka mengorok kalau tidur, pulang kantor tidak langsung bersih-bersih dan sebagainya. Tanpa disadari ketidaksukaan tersebut tercetus jadi perilaku "aneh" saat ibu hamil

8.      Merasa sebal dan tak ingin ketemu mertua
Lihat kembali pada awal hubungan ibu dengan mertua selama ini. Apakah ada ketidakcocokan yang disebabkan mertua terlalu intervensi, terlalu cerewet dan sebagainya. Sikap mertua yang tidak berkenan di hati selama ini bisa tercetus jadi perilaku "aneh" selagi hamil. Memang dapat dipahami karena kondisi kehamilan yang cukup sensitif.



9.      Marah-marah pada pasangan
Cenderung dipengaruhi temperamen ibu serta bagaimana kelancaran komunikasi dengan pasangan. Akibatnya sering kali hal sepele jadi menimbulkan konflik berkepanjangan.

10.  Merasa cemburu atau curiga
Jika sesekali mungkin wajar. Namun kerap merasa curiga pada pasangan selagi ibu hamil tentu bukan hal yang sehat. Penyebabnya bisa jadi berkaitan dengan masalah kepercayaan diri. Perubahan fisik semasa hamil membuat ibu merasa tidak cantik sehingga khawatir suami berpaling.

11.  Jadi suka merokok atau kebiasaan buruk lainnya
Perilaku ini bisa karena keinginan ibu untuk coba-coba atau usaha mengatasi rasa tak enak dan tak nyaman semasa hamil. Jelas ini amat berisiko bagi kehamilan dan janin.

12.  Rajin bekerja atau suka bersih-bersih
Ada ibu yang memang terbiasa bekerja, sehingga semasa hamil pun jadi lebih rajin. Ini merupakan salah satu perilaku "aneh" yang positif. Hanya perlu diingat, saat bekerja perhatikan kondisi ibu.

C.    Penyebab perubahan perilaku pada ibu hamil
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda.
Daya tahan psikis dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Biasanya ibu yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap.
Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil. Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya.

D.    MENGURANGI DAMPAK NEGATIF TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah "keterlaluan". Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa "membahayakan" janin.
Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan. Kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin.
Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.

1.      Menyimak Informasi Seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis.

2.      Kontrol Teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan
lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau
psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.

3.      Perhatian Suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan.

4.      Jalin Komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan.

5.      Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak
perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.

6.      Perhatikan Kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.

7.      Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.


BAB III
PENUTUP

Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di pengaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis. Sikap yang sering terjadi pada masa kehamilan antara lain : cenderung malas, lebih sensitif, minta perhatian lebih, gampang cemburu, hobi shopping, malas-malasan, tidak mau dekat-dekat suami, merasa sebal dan tak ingin ketemu mertua, marah-marah pada pasangan, merasa cemburu atau curiga, jadi suka merokok atau kebiasaan buruk lainnya, serta rajin bekerja atau suka bersih-bersih.
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda.
Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun bila perubahan sikap itu terlalu berlebihan, maka akan berpengaruh pada sang ibu dan janin tentunya. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative yakni : menyimak informasi seputar kehamilan, kontrol teratur, perhatian suami, jalin komunikasi, beraktivitas, perhatikan kesehatan, dan relaksasi.


DAFTAR PUSTAKA

http://anitaroza.multiply.com/video/item/1/Drug_Trafficking.mpg
http://lailynad-iis.blogspot.com/2013/01/perubahan-perilaku-ibu-hamil.html
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.

No comments:

Post a Comment