1. pengertian manajemen kelas menurut para ahli :
a.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam sebuah bukunya yang berjudul “Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif” bahwa, manajemen kelas adalah suatu upaya
memperdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
seperti yang diharapkan.
c.
Menurut Made Pidarta, Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan
pengertian baru sebagai berikut:
1. Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas
2. Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual (Pidarta, tth : 47).
1. Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas
2. Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual (Pidarta, tth : 47).
d.
Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).
e.
Menurut Muljani A. Nurhadi
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak
didiknya di kelas dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi
kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.
pengelolaan pengajaran hanya dibatasi pada bagaimana
mengatur kurikulum disekolah. Artinya bagaimana menterjamahkan isi kurikulum
kedalam proses belajar mengajar yang disajikan dalam satuan pengalaman belajar
agar dapat dicerna oleh siswa. Jadi yang dimaksud dengan pengelolaan pengajaran
adalah setiap usaha sekolah untuk mengatur seluruh kegiatan, baik yang bersifat
intra kulikuler,maupun ekstra kulikuler.
pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam
mengelola anak didiknya di kelas dengan menciptakan atau mempertahankan suasana
atau kondisi kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Manajemen Kelas merupakan seperangkat tindakan
guru di dalam membantu pembentukan tingkah laku siswa, menghindari atau
mengurangi gejala tingkah laku siswa yang tidak sesuai dengan tujuan sekolah
dan memelihara organisasi kelas yang efektif dan efisien dalam rangka proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pengertian pengelolaan pembelajaran adalah
mengacu pada suatu upaya untuk mengatur aktivitas pengajaran berdasarkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan tujuan pembelajaran
agar tecapai secara lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan
penentuan strategi dan perencanaan, dan diakhiri dengan penilaian.
3. prinsip dasar manajemen kelas
1. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar
mengajar.guru yang hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas
2. mampu memberikan Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
5. Penekanan pada
hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian
anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru
untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar
6. Penanaman disiplin
diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak
didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,guru sebaiknya
selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru
sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan
tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak
didiknya iku disiplin berdisiplin dalam segala hal.
4.
Penjelasan prinsip pengajaran :
a.
Aktivitas
Pengalaman belajar yang
baik hanya bisa di dapat bila peserta didik mau mengaktifkan dirinya sendiri
dengan bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai
macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik
adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan.
b.
Motivasi
Motivasi berasal dari kata
motive-motivation yang berarti dorongan atau keinginan, baik datang dari dalam
diri (instrinsik) maupun dorongan dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Motif atau
dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu
atau siswa, yang mendorongnya untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan.
c.
Individualitas (Perbedaan Individu)
Setiap manusia adalah individu yang mempunyai
kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan
individualitas sangat penting diperhatikan karena :
1)
Setiap anak mempunyai sifat, bakat, dan
kemampuan yang berbeda.
2)
Setiap individu berbeda cara belajarnya.
3)
Setiap individu mempunyai minat khusus yang
berbeda.
4)
Setiap individu mempunyai latar belakang yang
berbeda.
5)
Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus
dalam menerima pelajaran yang diajarkan guru sesuai dengan perbedaan
individual.
6)
Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda. Maksudnya siswa belajar dalam kelas dalam usia
perkembangan. Masing-masing siswa tidak sama perkembangannya, ada yang cepat
dan ada yang lambat. Maka guru harus bersabar dalam tugas pelayanan belajar
kepada anak didiknya.
d.
Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu hal yang berada di
luar diri individu. Lingkungan pengajaran adalah segala hal yang mendukung
pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber pengajaran atau
sumber belajar. Diantaranya, guru, buku, dan bahan pelajaran yang menjadi
sumber belajar.
e.
Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan secara penuh
terhadap sesuatu yang sedang dikerjakan atau berlangsungnya suatu peristiwa.
Konsentrasi sangat penting dalam segala aktivitas, terutama aktivitas belajar
mengajar.
f.
Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam pengajaran yang
dimaksud adalah kebebasan yang demokratis, yaitu kebebasan yang diberikan
kepada peserta didik dalam aturan dan disiplin tertentu. Dan disiplin merupakan
suatu dimensi kebebasan dalam proses penciptaan situasi pengajaran. Seorang
guru dituntut berusaha bagaimana menerapkan suatu metode mengajar yang dapat
mengembangkan dimensi-dimensi kebebasan self direction, self discipline dan
self control.
g.
Peragaan
Alat indera merupakan pintu gerbang
pengetahuan. Peragaan adalah menggunakan alat indera untuk mengamati, meneliti
dan memahami sesuatu. Pemahaman yang mendalam akan lahir dari analisa yang
komprehensif sehingga menghasilkan gambaran yang lengkap tentang sesuatu.
Agar siswa dapat mengingat, menceritakan dan
melaksanakan suatu pelajaran yang pernah diamati, diterima atau dialami di kelas,
maka perlu didukung dengan peragaan-peragaan (media pengajaran) yang bisa
mengkonkritkan yang abstrak.
h.
Kerja sama dan persaingan
Kerja sama dan persaingan adalah dua hal yang
berbeda. Namun dalam dunia pendidikan (prinsip pengajaran) keduanya bisa
bernilai positif selama dikelola dengan baik. Persaingan yang dimaksud bukan
persaingan untuk saling menjatuhkan dan yang lain direndahkan, tetapi
persaingan yang dimaksud adalah persaingan dalam kelompok belajar agar mencapai
hasil yang lebih tinggi tanpa menjatuhkan orang atau siswa lain.
i.
Apersepsi
Apersepsi berasa; dari kata “Apperception”
berarti menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman
yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan
kesan-kesan lama yang sudah dimiliki, dibarengi dengan pengolahan sehingga
menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama itu disebut bahan apersepsi.
Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungkan
pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana peserta
didik menguasai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru.
j.
Korelasi
Korelasi yaitu menghubungkan pelajaran dengan
kehidupan anak atau dengan pelajaran lain, sehingga pelajaran itu bermakna
baginya. Korelasi akan melahirkan asosiasi dan apersepsi sehingga dapat
membangkitkan minat siswa pada pelajaran yang disampaikan.
k.
Efisiensi dan efektivitas
Prinsip efisiensi dan efektivitas maksudnya
adalah bagaimana guru menyajikan pelajaran tepat waktu, cermat, dan optimal.
Alokasi waktu yang telah dirancang tidak sis-sia begitu saja, seperti terlalu
banyak bergurau, memberi nasehat, dan sebagainya. Jadi semua aspek pengajaran
(guru dan peserta didik) menyadari bahwa pengajaran yang ada dalam kurikulum
mempunyai manfaat bagi siswa pada masa mendatang.
l.
Globalitas
Prinsip global atau integritas adalah
keseluruhan yang menjadi titik awal pengajaran. Memulai materi pelajaran dari
umum ke yang khusus. Dari pengenalan sistem kepada elemen-elemen sistem.
Pendapat ini dikenal dengan psikologi Gestalt bahwa totalitas lebih memberikan
sumbangan berharga dalam pengajaran.
m.
permainan dan hiburan
setiap
individu ataun peserta didiksangat membutuhkan permainan dan hiburan apalagi
setelah terjadi proses belajar mengajar. Bila selama dalam kelas siswa diliputi
suasan hening, sepi, dan serius, akan membuat peserta didik cepat lelah ,
bosan, butuh istirahat, rekreasi,dan semacamnya. Maka guru disarankan agar
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain, menghibur diri,
bergerak, berlari-lari dan sejenisnya untuk mengendorkan otaknya.
5.
Untuk menangkal dan
menanggulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dini dan seksama
tentang[1][6]:
a. Penyebab-penyebabnya, misalnya:
1) Faktor perkembangan jiwa pada periode puberitas.
2) Lingkungan keluarga yang broken home
3) Lingkungan sekolah yang menjemukan, kurang kreatif dan otoriter
4) Lingkungan masyarakat penuh spekulasi dan sebagainya.
b. Gejala-gejalanya.
c. Langkah yang tepat untuk menangguanginya.
Kebijakan-kebijakan yang
dapat diambil untuk menangkal dan menanggulangi kenakalan anak dapat dilakukan
melalui Tri pusat pendidikan, yaitu dalam lingkungan sekolah atau pendidikan
formal, dan lingkungan sosial dan masyarakat.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat
dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
6.
syarat-syarat agar menjadi guru yang sukses dalam mengelola kelas antara lain :
a. professional
menjadi
professional adalah menjadi sosok yang ahli dalaam bidangnya. Seseorang apabila
sudah ahli dalam bidang pekerjaan yang digelutinya, maka tentu saja mereka akan
menjalankan pekerjaan itu dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
b. memiliki
kepribadian yang baik
tuugas guru
selain sebagai pengajar, juga bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral bagi
siswanya. Maka seorang guru haarus memiliki
kepribadian yang baaik agar bisa menjadi teladan bagi siswanya.
c. luwes
luwes disini
bukan hanya luwes dalam pergaulan, akan tetapi juga berkaitan dengan keluwesan
gerak-gerik tubuh pada saat mengajar
d. dapat
berperan sebagai eksekutor
seorang guru,
juga harus memiliki prinsip-prinsip seorang eksekutor demi mengantarkan
siswanya menuju gerbang keberhasilan. Guru harus menentukan sesuatu dengan
cermat dan tepat, serta dengan
pertimbangan yang akurat
7. enam prinsip pengelolaan kelas
menurut syaiful bahri djamarah dan aswan Zain adalah :
1. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang
hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan
kelas
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian
dalam penggunaan apa yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif.
4. Keluesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim
belajar mengajar yang efektif.
5. Penekanan pada
hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada
hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang
dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6. Penanaman disiplin
diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru
harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku disiplin
berdisiplin dalam segala hal.
8. SIMPOSIUM
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
PENGGUNAAN SIMPOSIUM
Simposium dapat digunakan :
o Untuk
mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
o Jika kelompok
peserta besar.
o Kalau kelompok
membutuhkan keterampilan yang ringkas.
o Jika ada
pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).
Kelebihan dan
Kelemahan :
Kelebihan :
o Dapat dipakai
pada kelompok besar maupun kecil.
o Dapat
mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
o Pergantian
pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang
lebih menarik.
o Dapat
direncanakan jauh sebelumnya.
o Menyoroti hasil simposium.
Kelemahan :
o Kurang
spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
o Kurang
interaksi kelompok.
o Menekankan
pokok pembicaraan.
o Agak terasa
formal.
o Kepribadian
pembicara dapat menekankan materi.
o Sulit
mengadakan kontnol waktu.
o Secara umum
membatasi pendapat pembicara.
o Membutuhkan
perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
o Cenderung
dipakai secara berlebihan.
9. Berikut adalah lima
kesalahan guru ketika mengajar yang bisa mengakibatkan kegagalan siswa mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.
Kesalahan
#1. Berpikir Egosentris. Ini kesalahan paling mendasar yang benar-benar
kurang disadari oleh guru. Kesalahan ini juga akan
berdampak pada timbulnya kesalahan-kesalahan lain. Pernahkah Anda mendengar
keluhan seperti ini, “Saya sudah bersungguh-sungguh mengajar kelas ini tetapi
hasilnya sangat mengecewakan!” Atau keluhan yang ini, “Anak ini lho, sudah
dijelaskan berkali-kali tetap saja tidak mengerti!” Dua contoh keluhan tersebut
menunjukkan bahwa guru yang bersangkutan berpikir egosentris, hanya menurut
dirinya sendiri. Ya, menurut guru itu, dia sudah mengajar dengan
sungguh-sungguh atau sudah menjelaskan berkali-kali. Dia tidak berpikir tentang
masalah yang dihadapi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran sehingga tidak
berhasil. Jangan-jangan karena guru
tidak bisa berkomunikasi secara runtut dengan bahasa yang mudah dipahami? Atau,
mungkin gaya belajar siswa visual dan kinestetik tetapi tidak dipenuhi oleh
guru, sehingga gaya mengajar guru tidak acceptable bagi siswa?
Kesalahan #2. Tidak Peka Terhadap Perubahan Suasana
Kelas. Dalam proses
pembelajaran, wajib hukumnya seorang guru mengendalikan kelas. Sepenuhnya! Hal
ini penting agar proses pembelajaran berjalan lancar. Kita tahu bahwa kelas
terdiri atas berbagai karakter. Oleh karena itu harus diupayakan agar karakter
yang beragam itu dapat diorkestrasikan menuju terwujudnya simponi pembelajaran
yang enak dinikmati (coba cek lagi pembelajaran kuantum). Diorkestrasikan menuju simponi pembelajaran yang enak
dinikmati, artinya bahwa seluruh potensi kelas (siswa) harus diberdayakan untuk
saling membantu sehingga terwujud keberhasilan bagi setiap individu. Dengan
demikian rata-rata prestasi kelas menjadi tinggi. Contoh ketidakpekaan guru
ketika mengajar misalnya membiarkan badut kelas mengalihkan perhatian siswa
yang sedang asyik mengikuti penjelasan guru sehingga konsentrasi kelas menjadi
terpecah. Atau membiarkan siswa yang tidak tertib mengganggu konsentrasi siswa
lain yang sedang belajar. Hal ini tampaknya persoalan kecil, tetapi kalau tidak
segera dibenahi bisa berakibat kegagalan seluruh kelas. Ini
terkait dengan manajemen kelas. Maka dalam hal ini seorang pendidik perlu
melengkapi diri dengan pemahaman karakteristik masing- masing murid serta pemahaman
nilai- nilai pemahaman pengelolaan manajemen kelompok belajar. Dan hal
terpenting adalah bagaimana seorang pendidik mampu menempatkan ketegasan pada
peserta didik, tanpa harus dibumbui dengan perilaku anarkis dan destruktif yang
justru membuat peserta didik enggan untuk kembali pada suasana pembelajaran
selanjutnya.
Kesalahan
#3. Komunikasi Tidak Efektif. Contoh komunikasi tidak efektif (guru ingin
mengingatkan agar siswa mengerjakan PR yang diberikan), “Anak-anak,
awas jangan lupa lho dengan PR kamu. Kamu kerjakan semuanya. Kalau kamu tidak
mengerjakan PR kamu, maka besok tidak akan mendapatkan nilai dari bu guru.”
Kenapa tidak dikatakan saja seperti ini, “Anak-anak, ingat, kerjakan PR-mu. Semuanya!
Besok Ibu nilai.” Bukankah bahasa yang kedua lebih irit, dan
karenanya lebih efektif. Jadi, ketika kita
bermaksud meminta sesuatu, katakan saja secara tepat apa yang kita maksudkan.
Kalau anak disuruh diam, ya katakan, “Anak-anak, diam!” Kalau anak-anak
disuruh memperhatikan penjelasan guru, ya katakan saja, “Anak-anak,
lihat ini!” dan semacamnya. Menghindari bahasa yang
berlebih-lebihan atau bahkan mengancam, mengintimidasi peserta didik hanya akan
membuahkan sindrom ketakutan bagi peserta didik disatu sisi, disisi yang lain
hanya akan menjustifikasi diri kita sebagai seorang guru yang diktator dan
otoriter. Penggunaan bahasa yang efektif akan membuahkan sikap proaktif dari
peserta didik untuk selalu fokus dan terbiasa untuk melakukan perkataan,
perbuatan yang efektif dan efisien.
Kesalahan #4. Mengajar Tanpa Persiapan. Berbicara mengenai persiapan mengajar, saya teringat
seorang teman yang berkata begini, “Ingin berhasil dalam mengajar, buat
persiapan secara matang!” Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film.
Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik.
Begitu pula, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang
benar. Kebanyakan guru (kabarnya) enggan membuat persiapan secara benar.
Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seolah tanpa arah. Padahal, guru
itu seorang profesional. Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah
menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Saya percaya Anda akan
memperbaiki kesalahan Anda dalam mengajar (kalau kemarin-kemarin tidak membuat
persiapan yang benar), sehingga hasil pembelajaran siswa benar-benar
menggembirakan semua komponen (yang terkait dengan pembelajaran Anda). Selain
itu diperlukan kesiapan referensi yang setidaknya berkaitan dengan apa yang
hendak kita diskusikan keesokkan harinya, adalah suatu yang naif apabila
seorang guru tidak melek informasi dan melek
teknologi, setidaknya jangan sampai terjadi adalah situasi one step
behind, guru kalah penguasaan materi dan referensi dengan pemahaman
yang dimiliki oleh peserta didik tatkala pembelajaran berlangsung.
Kesalahan #5. Tidak Melakukan Evaluasi Menyeluruh. Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh.
Kalau Anda pernah membuat skripsi tentang penelitian kuantitatif, Anda pasti
ingat bahwa instrumen yang Anda gunakan harus diuji validitas dan
reliabilitasnya. Instrumen evaluasi pembelajaran pun sebetulnya harus diuji
validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi harus valid dan reliable.
Tetapi untuk bahasan ini, kita tidak akan sedetail ketika menyusun skripsi.
Arti menyeluruh di sini adalah bahwa penyusunan soal evaluasi pembelajaran
minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban
singkat. Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi
seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).
No comments:
Post a Comment