BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini penulis
akan membahas pelajaran ilmu jiwa belajar tentang psikologi anak. Dengan adanya
makalah ini, dapat dijadikan jalan untuk menambah pengetahuan kita dalam psikologi
khususnya pelajaran ilmu jiwa perkembangan anak.
B. PEMBATASAN MASALAH
Di dalam makalah ini kami hanya membahas tentang :
1. Sejarahnya
2. Kedudukan dan tugas psikologi anak
3. Manfaat psikologi anak bagi pendidikan
4. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan manusia
5. Perkembangan anak sebagai makluk modualis
6. masa anak
1. Sejarahnya
2. Kedudukan dan tugas psikologi anak
3. Manfaat psikologi anak bagi pendidikan
4. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan manusia
5. Perkembangan anak sebagai makluk modualis
6. masa anak
C. TUJUAN
Harapan dari penulis dalam
pembuatan makalah ini adalah mudah-mudahan kita semua bisa mengetahui dan
mendapatkan ilmu serta menambah pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH PSIKOLOGI ANAK
Sebagainya pendidikan anak
itu sudah dimulai sejak Yunani dan Romawi Kuno, namun belum memandang anak
tidak sebagaimana mestinya.
Pada abad ke-17 Yohan
Arnos Comenius yang pertama kami memandang anak sebagai anak didik yang
mempunyai sifat-sifat tertentu, yang tidak boleh dipadang sebagai orang dewasa.
Pada abad ke-18
(Abad Rationalisme) yang dipelopori oleh : Sean Yaques Rousseau
memandang anak sebagai anak.
Yean Johan Heinrich
Pestalozzi : mempelajari kelakuan anak dalam masa permainan.
W.Stern : mempelajari kehidupan anak sebagai tinjauan pendidikan dan kestabilan.
Frederich Frobel Menaruh Cinta kepada anak dalam kehidupannya dengan mendirikan taman kanak-kanak yang terkenal dengan nama Kinder Learden.
W.Stern : mempelajari kehidupan anak sebagai tinjauan pendidikan dan kestabilan.
Frederich Frobel Menaruh Cinta kepada anak dalam kehidupannya dengan mendirikan taman kanak-kanak yang terkenal dengan nama Kinder Learden.
Wilhelm Preyer terkenal
dalam penyelidikan tentang perkembangan anak sejak embrio sampai 3 tahun, yaitu
tentang gerak-gerak perkembangan jasmani, dan perkembangan bahasanya.
G. Stanley Hall:
mendirikan perkumpulan nasional untuk pendidikan kanak-kanak pad abad-19
merupakan perkembangan dalam ilmu jiwa.
Karl Buhler, yang membahas
masalah jiwa anak tinjauan segi berpikir.
B.
KEDUDUKAN DAN TUGAS PSIKOLOGI ANAK
Sehubungan dengan
psikologi anak merupakan psikologi yang mempunyai objek sendiri, yaitu :
1.
Psikologi kanak-kanak (0-5 tahun)
2.
Psikologi anak dari (6-12 tahun)
3.
Psikologi pemuda (12-20 tahun)
4. Psikologi adolesen
(psikologi umum)
Dengan demikian obyek pokok dari psikologi perkembangan mempelajari tingkah
laku anak dalam masa umur 60-12 tahun.
Jadi psikologi anak mempelajari ciri-ciri khusus yang terdapat diantara
masa kanak-kanak dan puber (pemuda).
C.
MANFAAT PSIKOLOGI ANAK BAGI PENDIDIKAN
1. Untuk perkembangan ilmu itu sendiri
2. Guru pengobatan dalam bentuk kelainan tingkah laku
anak.
3. Dalam hubungannya dengan pendidikan.
Tokoh yang menggunakan
dasar pendidikan atas perkembangan psikologi adalah menurut LANGEVELD bahwa :
1.
Perkembangan anak itu dipengaruhi oleh alam lingkungannya.
2.
Dalam usaha mendidik anak, pendidikan yang bertanggung jawab oleh karena
itu pendidikan harus merumuskan sebaik-baiknya. Guna mewujudkan hasil perkembangan
yang sangat diharapkan itu tidak ada cara lain kecuali dengan mengefektifkan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para pendidik (orang tua dan guru) dalam
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik di rumah, di
luar rumah maupun di sekolah, karena pada hakekatnya memperoleh bimbingan atau
pendidikan yang baik itu adalah hak si anak dari pendidiknya.
3. Dalam usaha mendidik belum
ada usaha sempurna yaitu dalam usahanya mengembangkan yang positif yang ada
pada anak.
Dalam pembahasan fase-fase perkembangan anak tiap ahli mempunyai pandangan
yang berbeda-beda, misalnya:
1.
Y.BYL, membagi fase anak
sebagai berikut:
a. Fase Orok 0,2 – 0,2
b. Fase tetek 0,2 – 0,1
c. Fase pencoba 1,0 – 2,0
d. Fase mentantang 2,0 – 4,0
e. Fase bermain 4,0 – 7,0
f. Fase sekolah 7,0 – 11,0
g. Fase Pueral 11,0 – 14,0
h. Fase bubertas 15,0 – 18,0
2. Aristoteles
Anak dari lahir sampai
dewasa digolongkan dalam 3 periode yaitu:
a)
Masa anak kecil bermain 0,0 – 7,0
b)
Masa anak belajar 7,0 – 14,0
c) Masa pubertas menuju
dewasa 14-21
3. Kretschmer
a.
Periode I (fullunge periode I) = 0,0 – 3,0
b.
Periode I (storking periode) = 3,0 – 7,0
c.
Periode II (fullunge periode) = 7,0 – 13,0
d. Periode III (storking
periode II) = 13,0 – 20,0
4. Monstessori
a)
Periode penerimaan dan pengaturan alat indera = 0,0 – 7,0
b)
Periode perencanaan abstrak = 7,0 – 12,0
c) Periode mempertahankan
diri = 18,0 - ….
5. Sis Heyster
a.
Stadium I = 4,0 – 8,0
b.
Stadium II = 8,0 -10,0
c. Stadium III = 1,00 – 12,0
Para ahli dalam mengamati perkembangan anak, seakan-akan ada aturan
tertentu, sehingga cenderung mengatakan aturan sebagai suatu hukum yaitu:
1.
Hukum tempo perkembangan artinya anak mempunyai tempo yang berlainan pada
fase satu dengan fase lain.
2.
Hukum irama perkembangan artinya anak dalam perkembangan itu mempunyai
irama sendiri-sendiri, ada yang lambat ada yang cepat.
3.
Hukum konvergensi artinya dalam perkembangannya anak itu terjadi dari
pengaruh luar dan dalam.
4.
Hukum masa peka artinya dalam mengalami perkembangan tertentu sampai pada
puncaknya (masa peka).
5.
Hukum kesatuan organis artinya perkembangan meliputi psiko-fisis dan sosial
individual.
6.
Hukum predistinasi artinya perkembangan itu terjadi karena kehendak kodrat.
D.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MANUSIA
Dalam perkembangan manusia
terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat-pendapat itu
menimbulkan bermacam-macam teori mengenai perkembangan manusia. Teori-teori
perkembangan tersebut ialah:
1. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori
gabungan yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern baik pembawan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam
perkembangan individu.
Perkembangan individu akan
ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun
faktor lingkungan (termasuk pengalama dan pendidikan) yang merupakan faktor
eksogen.
Faktor endogen ialah
faktor yang dibawa oleh individu sejak lahir dalam kandungan hingga kelahiran.
Jadi faktor endogen merupakan faktor keturunan atau faktor pembawaan.
Pembawaan ialah
potensi-potensi yang dibawa setiap individu ketika lahir yang merupakan warisan
dari orang tuanya. Sewaktu individu itu dilahirkan telah adanya sifat-sifat
yang tertentu terutama sifat-sifat yang berhubungan dengan faktor kejasmanisan,
misalnya bagaimana kurlitnya putih, hitam atau coklat; bagaimana keadaan
rambuatnya hitam, pirang dan sebagainya. Faktor pembawan yang berhubungan
dengan keadaa jasmani pada umumnya tidak dapat diubah. Bagaimana besar
keinginan
orang untuk mempunyai
warna kulit putih bersih, hal ini tidak mungkin kalau karena faktor keturunan
kulitnya berwarna coklat, demikian pula halnya dengan yang lain-lain.
Unsur-unsur pembawaan yang berupa potensi-potensi fisik dan mental psikologis itu dalam proses perkembangan akan berfungsi sebagai faktor dasar atau faktor bahan yang akan mempengaruhi proses perkembangan. Dalam setiap proses perkembangan itu diperlukan bahan dasar sebab tanpa adanya bahan dasar itu maka pertumbuhan fisik atau perkembangan mental psikologis anak tidak akan terjadi. Tentunya makin baik potensi kondisi pembawaan sebagai faktor dasar atau bahan maka dapat diharapkan akan makin baik pula hasil perkembangan yang akan terjadi. Dan sebaiknya makin kurang baik kondisi potensi bawaan yang dimiliki si anak tentunya sulit untuk memperoleh hasil perkembangan yang baik.
Unsur-unsur pembawaan yang berupa potensi-potensi fisik dan mental psikologis itu dalam proses perkembangan akan berfungsi sebagai faktor dasar atau faktor bahan yang akan mempengaruhi proses perkembangan. Dalam setiap proses perkembangan itu diperlukan bahan dasar sebab tanpa adanya bahan dasar itu maka pertumbuhan fisik atau perkembangan mental psikologis anak tidak akan terjadi. Tentunya makin baik potensi kondisi pembawaan sebagai faktor dasar atau bahan maka dapat diharapkan akan makin baik pula hasil perkembangan yang akan terjadi. Dan sebaiknya makin kurang baik kondisi potensi bawaan yang dimiliki si anak tentunya sulit untuk memperoleh hasil perkembangan yang baik.
Fungsi atau peranan lingkungan dalam proses perkembangan dapat dikatakan
sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu
potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini
dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang
perkembangan. Sedangkan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh
lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat atau merusak perkembangan.
2. Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu
faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu
pada waktu dilahirkan.
Menurut teori ini sewaktu
individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat inilah
yang bersangkutan, sedangkan faktornya pendidikan dapat diaktakan tidak
berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer
(Bigot, dkk. 1950).
Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan
oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu akan
sangat tergantung sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Apabila orang
tuanya baik seseorang akan menjadi baik, sebaiknya apabila orang tuanya jahat
seseorang akan menjadi jahat. Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa
manusia apabila dilahirkan baik akan tetap baik, sebaiknya apabila manusia
dilahirka jahat akan tetap jahat, yang tidak dapat diubah oleh pendidikan dan
lingkungan.
3. Teori Empirisme
Teori ini secara ekstrim
menekankan kepada pengaruh lingkungan. Menurut teori ini, lingkunganlah yang
menjadi penentu perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh
lingkungan atau pendidikan.
Jadi teori ini menganggap
faktor pembawaan tidak berperan sama sekali dalam proses perkembangan pribadi
seseoran . Oleh karena itu dalam ilmu pendidikan aliran ini disebt dengan
aliran pendidikan : “Pedagogik Optimisme” artinya pendidikan masa kuasa untuk
membentuk atau mengembangkan pribadi seseorang. Permasalahannya ialah apakah
benar lingkungan atau pendidikan itu maha kuasa atau menjadi faktor penentu
perkembangan manusia? Apabila benar maka kita akan dapat dengan mudah
menciptakan manusia ideal sebagaiman yang kita cita-citakan dengan menyediakan
kondisi-kondisi yang diperlukan untuk itu, tetapi dalam kenyataannya
menunjukkan hal yang berbeda banyak anak-anak orang kaya atau orang pandai
mengecewakan orang tuanya karena kurang berhasil dalam belajar meskipun
fasilitas-fasilias yang tersedia bagi mereka lebih dari memadai, akan tetapi
sebaiknya banyak juga anak-anak orang kurang mampu sangat berhasil dalam
belajar walaupun dengan fasilitas yang mereka terima kasih kurang dari
mencukupi.
Demikian pula halnya,
apabila benar faktor lingkungan atau pendidikan itu maha kuasa, maka anak-anak
sekelas yang mempeorleh pendidikan dari guru yang sama serta dengan fasilitas
lingkungan sekolah yang sama pula seharusnya akan memberikan hasil belajar yang
sama, tetapi kenyataannya nilai prestasi hasil belajar mereka berbeda-beda.
Lagi pula apabila benar lingkungan itu menentukan atau maha kuasa bagi
perkembangan di lingkungan, maka orang yang tinggal di lingkungan pesantren
sudah pasti akan menjadi santri semua, tetapi kenyataannya yang terjadi
tidak demikian adanya.
E.
PERKEMBANGAN ANAK SEBAGAI MAKHLUK MONODUALIS
Bahwa perkembangan itu
selalu berarti ”Diferensiasi” artinya pada setiap tahap dari deluruh
perkembangan anak itu mulai adanya diferensiasi baru pada anak itu baik jasmani
maupun rohani. Ini nampak pada gerakan-gerakan yang ada pada anak. Dari
gerakan-gerakan spontan itu tidak teratur mempunyai arah yang jelas. Begitu
juga perkembangan-perkembangan yang lain, misalnya bahasa menulis atau
mencoreng.
Kedua kalinya setiap fase
yang dialami seorang anak, merupakan masa peralihan yang ada pada anak untuk
arah fase berikutnya. Dalam setiap fase anak yang satu dengan anak yang
lain tidak sama lamanya.
Ketiga, bahwa perkembangan
yang dialami anak meliputi perkembangan jasmani dan rohani. Karena itu dalam
usaha pendidikan baik orang tua maupun guru (sekolah) selalu menuju ke arah
keseimbangan,sehingga tidak terjadi kelainan pada diri anak.
Keempat, bahwa perlu
dipahami perkembangan dalam keluarga, maka keluarga menduduki tempat terpenting
dalam pembentukan pribadi anak.
F.
MASA ANAK
Menurut Nasution (1993:44)
masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari
usia 6 tahun hingga kira-kira 11 atau 12 tahun. Usia ini ditandai dengan
mulainya anak masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam
kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.
Masa usia sekolah adalah
masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk sekolah. Disebut masa
sekolah, karena anak sudah menamatkan taman kanak-kanak sebagai lembaga
persiapan bersekolah yang sebenarnya. Disebut masa matang untuk belajar karena
anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas
bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pasa waktu melakukan
aktivitasnya itu sendiri. Disebut matang untuk bersekolah, karena anak sudah
menginginkan kecakapan-kecakapan baru, yang diberikan oleh sekolah.
Pada masa ini anak sudah
memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat dibantu dalam perkembangannya oleh guru
di sekolah yaitu:
1. Perkembangan Sosialnya
Permulaan pendidikan
formal bukan hanya menambah kesempatan untuk meningkatkan perkembangan
sosialnya, tetapi juga akan menimbulkan kemampuan utuk menyesuaikan diri, sehingga
dapat mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat. Salah satu jalan pemecahannya terletak kepada bimbingan guru yang
terampil dan yang simpatik.
Anak yang berumur antara
6-12 tahun biasanya memperlihatkan penyeseaian diri yang luar biasa terhadap
lingkungan sosialnya yang selalu berubah. Pada umur 6 tahun anak tersebut
mengalami kebingungan karena taraf kesadaran sosial dam kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan pola sosial yang diterima disekolah berbeda dengan
pengalaman yang diterima sebelumnya.
Apapun pola perkembangan
yang terjadi, pada saat ia memasuki SD kelas 1, ia sudah diliputi banyak
masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosialnya. Kemajuan diperoleh
melalui SD. Selama tahun-tahun pertama, biasanya mereka membentuk kelompok 4-5
orang, meskipun sering muncul perbedaan pendapat dan pertengkaran, tetapi ia
akan memberikan kesetiaannya kepada kelompoknya bila ada gangguan dari kelompok
lain. Pada saat anak-anak menginjak kelas pertengahan, ukuran anggota
kelompoknya akan bertambah yaitu kira-kira 6-8 orang, sudah mulai ada
pemisahan jenis kelamin, anak laki-laki biasanya digerakkan oleh minat dan hobi
yang sama seperti olahraga, petualangan, dan lain-lain, sedangkan anak
perenpuan cenderung lebih berminat dengan urusan rumah tangga.
2. Perkembangan Perasaannya
3. Perkembangan Motoriknya
Pada masa ini anak merasa
senang mengulangi sesuatu kegiatan sampai benar-benar ia menguasainya.Untuk
menguasai keterampilan anak perlu mendapat latihan-latihan yang cukup,terarah
dan dilaksanakan dengan efektif. Bila anak dibiarkan aktif tanpa pengarahan
maka ia akan terlalu banyak menghabiskan waktunya dan hasil akhirnya mungkin
akan mengecewakan bagi dirinya dan dengan demikian akan mengurangi motivasinya
untuk terus berlatih.
Keterampilan mempunyai
peranan yang penting bagi keberhasilan anak dengan pergaulannya sesama anak
lainnya.
4. Perkembangan
Bahasanya
Pada masa ini anak mulai
menyadari bahwa bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk dapat bergaul
dengan kawan-kawannya. Hal ini menyebabkan tumbuhnya motivasi dalam diri anak
untuk mempelajari bahasa dengan lebih baik.
Pelajaran membaca di sekolah merupakan upaya memupuk perbendaharaan kata pada anak. Secara samar-samar anak mengetahui arti dari banyak kata-kata lain dalam bentuk kalimat, akan tetapi ia belum mengetahui secara benar bagaimana ia menggunakan secara tepat.
Pelajaran membaca di sekolah merupakan upaya memupuk perbendaharaan kata pada anak. Secara samar-samar anak mengetahui arti dari banyak kata-kata lain dalam bentuk kalimat, akan tetapi ia belum mengetahui secara benar bagaimana ia menggunakan secara tepat.
5. Perkembangan
berpikirnya
Berfikir akan dimulai dari
bentuk yang riel menuju kepada bentuk yang asbtrak. Kehidupan berfikir
meunjukkan perkembangan yang berangsur-angsur. Pengetahuan anak tidak hanya
diperoleh dari pelajaran di sekolah semata-mata, tetapi lebih dari itu yakni
melalui pengalaman yang dialaminya dengan pergaulan dengan lingkungan
sekitarnya.
6. Perkembangan dalam
pengematan
7. Perkembangan kesulitannya atau
religiusnya
8. Perkembangan tanggapan
fantasi
9. Perkembangan dalam
mengambil keputusan
10. Perkembangan perhatiannya.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pembahasan-pembahasan yang ada dalam materi makalah
ini, maka kami dapat mengambil kesimpulan.
Bahwa dalam proses perkembangan yang terjadi pada diri manusia, antara satu
fase ke fase lainnya mempunyai tempo yang berbeda, ada yang lambat dan ada yang
cepat. Perbedaan perkembangan pada anak ini dapat disebabkan atau dipengaruhi
oleh pemeliharaan jasmani atau rohani. Jika pemeliharaan jasmani dan rohani
berlebihan atau sangat kurang, hal ini dapat berakibat buruk memperlambat perkembangan
anak dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. H.Drs. dan Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Solo : Rineka Cipta. 1990.
Djaali, H. Prof. Dr. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2008.
Hami, Akmal. Drs. M.Ag. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Palembang :
IAIN Raden Fatah Press. 2004.
Sabri Alisuf. H.M.Drs. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Pedoman Jaya.
1996.
Wagito, Bimo. Prof. Dr. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi. 2003.
Kompiltt bangett maksihh ka
ReplyDelete