BAB II
PEMBAHASAN
A.
MASA REMAJA
1. Masa Pra Pubertas
Masa pra pubertas adalah masa peralihan dari
masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar ini
sudah ingin berlaku seperti orang dewasa, tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok
orang dewasa. Masa ini terjadi pada umur anak sekitar 12 sampai 14 tahun.
Pra pubertas adalah saat-saat terjadinya
kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan
fisiologis (fisik).
Peristiwa kematangan tersebut pada wanita
terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal daripada pria. Terjadinya kematangan
jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama. Sedangkan
para pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat
bermimpi merasakan kepuasaan seksual.
Tentang lamanya masa ini sangat relatif,
tergantung dari ritme dan tempo perkembangan anak. Umpama Karl Buhler
mengatakan masa ini berlangsung cukup lama meliputi sebagian besar dari masa
puber. Tetapi H. Hetzer menunjukkan lamanya masa ini cukup singkat + 9
bulan.
2. Masa Pubertas
Masa pubertas terjadi sejak usia 14 sampai
dengan 18 tahun. Pada masa ini, seorang anak mulai aktif mencapai kegiatan
dalam rangka menemukan dirinya, mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan
mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala, tetapi
ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.
Sehingga Ch. Buhler pernah menggambarkan dengan ungkapan, ”Saya menginginkan
sesuatu tetapi tidak mengetahui akan sesuatu itu.” sehingga masa ini ada yang
menyebutnya sebagai masa strumund drang (badai dan dorongan).
Pada kegiatan anak dalam rangka penemuan
dirnya itu, anak mulai menyadari keberadaan dirinya, yang lebih dalam
dibandingkan pada sebelumnya. Tetapi ia pun juga mulai mengetahui betapa
pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan. Walaupun masih
belum sempurna, ia bertingkah laku di tengah masyarakat. Ia masih penuh dengan
kecanggungan serta tidak seimbangan. Oleh karena itu, anak menjadi agak
bersikap tertutup, dan lebih senang mengungkap pengalamannya itu pada buku
harian, senang termenung, dan lain-lain.
Pada kegiatan pencarian pedoman hidup, anak
puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susial, agama dan
estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya.
Dalam kegiatan ke luar ia masih menggantungkan pada orang lain tersebut anak
puber sudah mengaguminya. Ia pun menyadari akan dirinya yang masih belum
seperti yang dipujanya itu. Kegiatan dan perasaan ini disebut pula dengan
merindu puja.
Pada kegiatan memasukkan diri ke dalam
kemasyarakatan ini, anak puber mulai mengenal segala macam corak kehidupan
masyarakat, tetapi anak belum sempurna pengetahuannya untuk membedakan ataupun
menyeleksinta. Semua dianggapnya sebagai sesuatu yang menyatu dalam satu sistem
kemasyarakatan yang sesuai dengan dirinya, kemudian ia pun akan aktif memasuki
corak dan ragam kehidupan masyarakat tersebut. Maka tidaklah mengherankan jika
anak puber sering menampakkan sikap-sikap yang kontroversial dalam suatu
masyarakat tertentu.
B. HARAPAN TERHADAP REMAJA
Pada masa remaja ini, anak akan mengalami
perkembangan dan ketidakstabilan dalam hal psikisnya. Maka tentunya orang tua
akan memberikan harapan terhadap para remaja. Harapan yang diberikan kepada
para remaja antara lain :
1. Hendaknya para remaja mengusahakan belajar, belajar dengan tekun, agar
selekas mungkin dapat menyelesaikan studi dan ikut serta dalam pembangunan
bangsa dan negara. Apalagi jika mengingat betapa besar dan berat persaingan
yang dihadapi dalam dunia pendidikan dan masyarakat. Orang tua harus cukup
menunjukkan perhatian terhadap sekolah anaknya. Janganlah orang tua datang ke
sekolah, jika mereka merasa kepentingannya terancam. Kebiasaan belajar yang
baik, disiplin diri, haruss ditanamkan sejak dini agar anak memiliki
kepribadian yang mau bekerja keras, berani menghadapi kesulitan.
2. Hendaknya para remaja melakukan kegiatan membaca, banyak membaca literatur
yang sehat, dan bermutu, guna melebarkan horison pandangan hidup. Dengan
membaca pengetahuan dapat diperluas dan diperdalam, dan pengalaman diperkaya.
Dari orang tua dapat diharapkan adanya suatu perpustakaan keluarga, agar si
anak segera dapat membaca, dan sudah dapat dibiasakan untuk duduk membaca dalam
perpustakaan itu. Perpustakaan bagi anak-anak sendiri dengan bantuan serta
bimbingan orang tua. Dengan demikian kita membina kegemaran membaca, suatu sikap yang mutlak harus
dimiliki oleh anak-anak kita. Kegemaran membaca dapat merupakan atidote bagi
kegersangan dan kadang kala yang mereka
hadapi di sekolah karena kegemaran membaca merangsang
self-development
dan self-advancement si anak. Dengan bimbingan orang tua, anak-anak menjadi
lebih selektif dalam bacaan mereka, sehingga mereka dapat menjauhkan diri dari
bacaan-bacaan yang merugikan perkembangan
mereka.
3. Hendaknya para remaja mempunyai hobi. Hobi tidak perlu mahal, yang penting
hobi itu cukup mengasyikkan. Mislanya jahit menjahit, menyulam, membaca,
memasak, mendekorasi rumah, berkebun, memelihra ayam, sport, musik, dan
sebagainya. Hobi hendaknya jangan merugikan kegiatan utama, karena sifatnya
hobi hanya sebagai pengisi waktu luang belaka. Namun hobi bila jika dikerjakan
dengan penuh perhatian dan secara serius, juga dapat berkembang menjadi suatu
kesibukan atau usaha yang dapat memperkaya hidup mereka secara material,
sosial, kultural dan spiritual. Dan bagi mereka yang mungkim tidak dapat
menyelesaikan sekolah dengan baik, hobi itu dapat menjadi pencarian nafkah.
Tetapi perlu ditandaskan kepada mereka, bahwa tugas pokok mereka ialah belajar.
4. Hendaknya para remaja mengerti dan memahami, bahwa tuntutan mereka akan
pengertian, pengakuan, dan penghargaan dari orang tua harus diimbangi dengan
kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua dan masyarakat. Akan tetapi
pengertian tentang kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua, dan
masyarakat harus kita berikan kepada para remaja. Dan kini kita kerjakan
melalui ”Sidang Musyawarah Keluarga”, yang berlangsung antara dan dihadiri oleh
seluruh anggota keluarga yang dianggap telah sanggup mengikuti musyawarah itu.
Dengan demikian anak-anak dapat merasakan adanya keutuhan di dalam keluarga,
karena adanya hak bersuara pada mereka. Jadi mereka tidak mendengar dan
menerima saja.
5. Hendaknya para remaja memahami, bahwa ada hak, ada kewajiban; ada hak
istimewa, ada tanggung jawab atau utang budi; ada kebebasan, ada tanggung
jawab. Mereka harus mengerti apa yang diharapkan dari mereka, jika mereka
memperoleh sebuah sepeda motor sebagai hadiah pada hari ulang tahun, atau jika
mereka diizinkan ke luar dengan teman-teman untuk bergembira bersama-sama, dan
sebagainya.
6. Hendaknya para remaja menyadari bahaya narkotika dan menjauhkan diri dari
ajakan-ajakan teman yang dapat menyesatkan hidup. Mereka harus sanggup
menunjukkan bahwa nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh keluarga, cukup
kuat menjiwai pribadi mereka, sehingga mereka tidak dapat diseret ke lembah
nista atau hina oleh teman, betapa besarpun loyalitas merekaa kepada
teman-teman. Dari mereka harus dapat diharapkan adanya suatu keberanian
menangkis ejekan dari pihak mereka yang telah sesat, dengan keyakinan yang
dapat menyadarkan dan mengembalikan mereka ini pada jalan yang benar.
BAB III
PENUTUP
Masa remaja ini terbagi menjadi dua yakni :
masa pra pubertas, dan pubertas. Masa pra pubertas adalah masa peralihan dari
masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar ini
sudah ingin berlaku seperti orang dewasa, tetapi dirinya belum siap, termasuk
kelompok orang dewasa. Masa ini terjadi pada umur anak sekitar 12 sampai 14
tahun.
Masa pubertas terjadi sejak usia 14 sampai
dengan 18 tahun. Pada masa ini, seorang anak mulai aktif mencapai kegiatan
dalam rangka menemukan dirinya, mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan
mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala, tetapi
ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.
Harapan yang diberikan kepada para remaja
antara lain :
·
Hendaknya para remaja mengusahakan belajar,
belajar dengan tekun, agar selekas mungkin dapat menyelesaikan studi dan ikut
serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
·
Hendaknya para remaja melakukan kegiatan
membaca, banyak membaca literatur yang sehat, dan bermutu, guna melebarkan
horison pandangan hidup.
·
Hendaknya para remaja mempunyai hobi. Hobi
tidak perlu mahal, yang penting hobi itu cukup mengasyikkan.
·
Hendaknya para remaja mengerti dan memahami,
bahwa tuntutan mereka akan pengertian, pengakuan, dan penghargaan dari orang
tua harus diimbangi dengan kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua dan
masyarakat.
·
Hendaknya para remaja memahami, bahwa ada hak,
ada kewajiban; ada hak istimewa, ada tanggung jawab atau utang budi; ada
kebebasan, ada tanggung jawab.
·
Hendaknya para remaja menyadari bahaya
narkotika dan menjauhkan diri dari ajakan-ajakan teman yang dapat menyesatkan
hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi
Perkembangan. Rineka Cipta : Jakarta.
http://duniaku.blogspot.orang_tua_dan_anak//
http://indahnya.blogspot.masa_remaja//
No comments:
Post a Comment