Thursday, November 21, 2013

harapan terhadap remaja



BAB II
PEMBAHASAN

A.    MASA REMAJA
1.      Masa Pra Pubertas
Masa pra pubertas adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa, tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa. Masa ini terjadi pada umur anak sekitar 12 sampai 14 tahun.
Pra pubertas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis (fisik).
Peristiwa kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal daripada pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya menstruasi pertama. Sedangkan para pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasaan seksual.
Tentang lamanya masa ini sangat relatif, tergantung dari ritme dan tempo perkembangan anak. Umpama Karl Buhler mengatakan masa ini berlangsung cukup lama meliputi sebagian besar dari masa puber. Tetapi H. Hetzer menunjukkan lamanya masa ini cukup singkat + 9 bulan.

2.      Masa Pubertas
Masa pubertas terjadi sejak usia 14 sampai dengan 18 tahun. Pada masa ini, seorang anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala, tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu. Sehingga Ch. Buhler pernah menggambarkan dengan ungkapan, ”Saya menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui akan sesuatu itu.” sehingga masa ini ada yang menyebutnya sebagai masa strumund drang (badai dan dorongan).
Pada kegiatan anak dalam rangka penemuan dirnya itu, anak mulai menyadari keberadaan dirinya, yang lebih dalam dibandingkan pada sebelumnya. Tetapi ia pun juga mulai mengetahui betapa pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan. Walaupun masih belum sempurna, ia bertingkah laku di tengah masyarakat. Ia masih penuh dengan kecanggungan serta tidak seimbangan. Oleh karena itu, anak menjadi agak bersikap tertutup, dan lebih senang mengungkap pengalamannya itu pada buku harian, senang termenung, dan lain-lain.


Pada kegiatan pencarian pedoman hidup, anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susial, agama dan estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan ke luar ia masih menggantungkan pada orang lain tersebut anak puber sudah mengaguminya. Ia pun menyadari akan dirinya yang masih belum seperti yang dipujanya itu. Kegiatan dan perasaan ini disebut pula dengan merindu puja.
Pada kegiatan memasukkan diri ke dalam kemasyarakatan ini, anak puber mulai mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat, tetapi anak belum sempurna pengetahuannya untuk membedakan ataupun menyeleksinta. Semua dianggapnya sebagai sesuatu yang menyatu dalam satu sistem kemasyarakatan yang sesuai dengan dirinya, kemudian ia pun akan aktif memasuki corak dan ragam kehidupan masyarakat tersebut. Maka tidaklah mengherankan jika anak puber sering menampakkan sikap-sikap yang kontroversial dalam suatu masyarakat tertentu. 

B.     HARAPAN TERHADAP REMAJA
Pada masa remaja ini, anak akan mengalami perkembangan dan ketidakstabilan dalam hal psikisnya. Maka tentunya orang tua akan memberikan harapan terhadap para remaja. Harapan yang diberikan kepada para remaja antara lain :
1.      Hendaknya para remaja mengusahakan belajar, belajar dengan tekun, agar selekas mungkin dapat menyelesaikan studi dan ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara. Apalagi jika mengingat betapa besar dan berat persaingan yang dihadapi dalam dunia pendidikan dan masyarakat. Orang tua harus cukup menunjukkan perhatian terhadap sekolah anaknya. Janganlah orang tua datang ke sekolah, jika mereka merasa kepentingannya terancam. Kebiasaan belajar yang baik, disiplin diri, haruss ditanamkan sejak dini agar anak memiliki kepribadian yang mau bekerja keras, berani menghadapi kesulitan.
2.      Hendaknya para remaja melakukan kegiatan membaca, banyak membaca literatur yang sehat, dan bermutu, guna melebarkan horison pandangan hidup. Dengan membaca pengetahuan dapat diperluas dan diperdalam, dan pengalaman diperkaya. Dari orang tua dapat diharapkan adanya suatu perpustakaan keluarga, agar si anak segera dapat membaca, dan sudah dapat dibiasakan untuk duduk membaca dalam perpustakaan itu. Perpustakaan bagi anak-anak sendiri dengan bantuan serta bimbingan orang tua. Dengan demikian kita membina kegemaran  membaca, suatu sikap yang mutlak harus dimiliki oleh anak-anak kita. Kegemaran membaca dapat merupakan atidote bagi kegersangan  dan kadang kala yang mereka hadapi di sekolah karena kegemaran membaca merangsang
self-development dan self-advancement si anak. Dengan bimbingan orang tua, anak-anak menjadi lebih selektif dalam bacaan mereka, sehingga mereka dapat menjauhkan diri dari bacaan-bacaan yang merugikan perkembangan  mereka.
3.      Hendaknya para remaja mempunyai hobi. Hobi tidak perlu mahal, yang penting hobi itu cukup mengasyikkan. Mislanya jahit menjahit, menyulam, membaca, memasak, mendekorasi rumah, berkebun, memelihra ayam, sport, musik, dan sebagainya. Hobi hendaknya jangan merugikan kegiatan utama, karena sifatnya hobi hanya sebagai pengisi waktu luang belaka. Namun hobi bila jika dikerjakan dengan penuh perhatian dan secara serius, juga dapat berkembang menjadi suatu kesibukan atau usaha yang dapat memperkaya hidup mereka secara material, sosial, kultural dan spiritual. Dan bagi mereka yang mungkim tidak dapat menyelesaikan sekolah dengan baik, hobi itu dapat menjadi pencarian nafkah. Tetapi perlu ditandaskan kepada mereka, bahwa tugas pokok mereka ialah belajar.
4.      Hendaknya para remaja mengerti dan memahami, bahwa tuntutan mereka akan pengertian, pengakuan, dan penghargaan dari orang tua harus diimbangi dengan kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua dan masyarakat. Akan tetapi pengertian tentang kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua, dan masyarakat harus kita berikan kepada para remaja. Dan kini kita kerjakan melalui ”Sidang Musyawarah Keluarga”, yang berlangsung antara dan dihadiri oleh seluruh anggota keluarga yang dianggap telah sanggup mengikuti musyawarah itu. Dengan demikian anak-anak dapat merasakan adanya keutuhan di dalam keluarga, karena adanya hak bersuara pada mereka. Jadi mereka tidak mendengar dan menerima saja.
5.      Hendaknya para remaja memahami, bahwa ada hak, ada kewajiban; ada hak istimewa, ada tanggung jawab atau utang budi; ada kebebasan, ada tanggung jawab. Mereka harus mengerti apa yang diharapkan dari mereka, jika mereka memperoleh sebuah sepeda motor sebagai hadiah pada hari ulang tahun, atau jika mereka diizinkan ke luar dengan teman-teman untuk bergembira bersama-sama, dan sebagainya.
6.      Hendaknya para remaja menyadari bahaya narkotika dan menjauhkan diri dari ajakan-ajakan teman yang dapat menyesatkan hidup. Mereka harus sanggup menunjukkan bahwa nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh keluarga, cukup kuat menjiwai pribadi mereka, sehingga mereka tidak dapat diseret ke lembah nista atau hina oleh teman, betapa besarpun loyalitas merekaa kepada teman-teman. Dari mereka harus dapat diharapkan adanya suatu keberanian menangkis ejekan dari pihak mereka yang telah sesat, dengan keyakinan yang dapat menyadarkan dan mengembalikan mereka ini pada jalan yang benar.


BAB  III
PENUTUP

Masa remaja ini terbagi menjadi dua yakni : masa pra pubertas, dan pubertas. Masa pra pubertas adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa, tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa. Masa ini terjadi pada umur anak sekitar 12 sampai 14 tahun.
Masa pubertas terjadi sejak usia 14 sampai dengan 18 tahun. Pada masa ini, seorang anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupan mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala, tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu.
Harapan yang diberikan kepada para remaja antara lain :
·         Hendaknya para remaja mengusahakan belajar, belajar dengan tekun, agar selekas mungkin dapat menyelesaikan studi dan ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
·         Hendaknya para remaja melakukan kegiatan membaca, banyak membaca literatur yang sehat, dan bermutu, guna melebarkan horison pandangan hidup.
·         Hendaknya para remaja mempunyai hobi. Hobi tidak perlu mahal, yang penting hobi itu cukup mengasyikkan.
·         Hendaknya para remaja mengerti dan memahami, bahwa tuntutan mereka akan pengertian, pengakuan, dan penghargaan dari orang tua harus diimbangi dengan kewajiban dan tanggung jawab terhadap orang tua dan masyarakat.
·         Hendaknya para remaja memahami, bahwa ada hak, ada kewajiban; ada hak istimewa, ada tanggung jawab atau utang budi; ada kebebasan, ada tanggung jawab.
·         Hendaknya para remaja menyadari bahaya narkotika dan menjauhkan diri dari ajakan-ajakan teman yang dapat menyesatkan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta : Jakarta.
http://duniaku.blogspot.orang_tua_dan_anak//
http://indahnya.blogspot.masa_remaja//




No comments:

Post a Comment