Thursday, November 21, 2013

Proses Kelahiran, Tangis Pertama dan Aktivitas Bayi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam proses kelahiran bayi, umumnya yang menjadi permasalahan adalah tentang gerakan si bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi tersebut bersifat aktif (siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk lahir, bukan dilahirkan. Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi di dalam rahim itu menentukan cara dan tipe kelahiran bayi tersebut.
Dapat dimaklumi bahwa setiap bayi normal tidak ada gangguan yang berarti bagi pertumbuhan bayi baik dalam waktu kehamilan ataupun waktu proses kelahirannya, maka mesti bayi itu akan menangis pada waktu lahir ke dunia. Sebab jika bayi tersebut tidak menangis, sebaiknya sang ibulah gilirannya yang akan menangis.
Selain itu bayi akan melakukan berbagai aktifitas yang pada tiap bulaannya mengalami perkembangan.

B.     MASALAH ATAU TOPIK BAHASAN MAKALAH
Permasalahan-permasalahan utama yang akan kami bahas yaitu seputar :
1.      Bagaimana proses  dalam kelahiran  ?
2.      Bagaimana pendapat para ahli mengenai tangis  pertama  bayi ?
3.      Bagaimana aktivitas masa bayi ?

C.    TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH 
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang berbagai hal yang berhubungan dengan  proses  dalam kelahiran, tangis pertama bayi, dan aktivitas masa bayi, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Jiwa Perkembangan Anak


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PROSES KELAHIRAN
Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Child Development menjelaskan bahwa ada lima tipe atau model kelahiran seorang bayi yaitu :
1.      Natural or Spontaneous Birth
Yakni kelahiran bayi secara spontan atau biasa disebut dengan kelahiran bayi secara alami ”natural”. Sebab prosesnya tanpa adanya pertolongan atau obat perangsang bagi ibunya. Tipe kelahiran ini dapat berjalan karena posisi dan ukuran bayi (fatus) serta ukuran rahim (uterus) ibu itu memungkinkan dapat muncul kepalanya dahulu, kemudian leher, kemudian memperlihatkan badan, berjalan secara perlahan melalui seluruh kelahiran, selanjutnya dalam waktu yang sama tampak tangan dan terakhir kedua kakinya.
2.      Instrument birth
Yaitu kelahiran bayi dengan alat-alat. Ini terjadi jika bayi tampak terlalu besar dari (saluran kelahiran) badan ibu, atau jika karena kelahiran secara normal tidak mungkin, maka manurut ilmu bedah terpaksa harus menggunakan alat untuk menolong bayi.
3.      Breech Birth
Kelahiran ini biasanya disebut dengan kelahiran ”sungsang”, yakni yang tampak dari bayi adalah pantatnya dulu, dan diikuti dengan kakinya, kedua tangan serta terakhir kepala. Dan jika posisi bayi tidak dapat berubah sebelum proses kelahiran dimulai, maka dalam hal ini  harus menggunakan alat untuk menolong bayi itu.
4.      Transverse-Presentation Birth
Yakni kelahiran dikarenakan keberadaan bayi melintang pada rahim ibu. Inipun jika posisi bayi tidak dapat berubah sebelum proses kelahiran dimulai, maka penggunaan alat untuk menolong kelahiran bayi terpaksa harus dilakukan.
5.      Caesarean-Section Birth
Yaitu kelahiran dengan pembedahan. Hal ini jika kondisi bayi badannya terlalu besar untuk melewati atau menembus saluran kelahiran dan terlalu lama serta sult untuk diupayakan. Maka sekarang ini dengan menggunakan alat untuk melahirkan bayi secara pembedahan, bayi secara pembedahan, yakni dengan membelah dinding rahim  ibu.
6.      Bayi prematur (bayi kurang umur atau kurang matang) ialah kelahiran anak yang selamat tetapi belum waktunya lahir atau belum mencapai periode kandungan secara penuh. World Health Organization (WHO) memberikan standar bayi prematur, jika berat badan bayi waktu lahir kurang dari 37 minggu. Jika terjadi bayi banyak butuh pertolongan, perawatan harus teliti. Biasanya harus dimasukkan ke inkubator (semacam mesin pengeram) agar memperoleh kehangatan seperti yang diperlukan tubuhnya.
Teori kedokteran menyebutkan bahwa kelahiran bayi prematur atau abortus spontan (keguguran tak disengaja) itu antara lain disebabkan oleh :
1.      Gangguan pada supply hormonal
2.      Ketidakseimbangan endoktrin.
3.      Definisi atau kerusakan ovarium (kandung telur)
4.      Gangguan thyroid pada kelenjar gondok, hypophyse (sambungan otak) serta gangguan hormon-hormon lainnya.
5.      Keempat faktor emosional penyebab itu diperhebat dan diperkuat oleh faktor emosional dan faktor psikis (faktor psikogenik) dari ibu yang sedang hamil. Ini biasanya berpangkal pada kondisi wanita hamul tersebut.

B.     TANGIS PERTAMA BAYI
Beberapa pendapat para ahli tentang tangisan pertama bagi bayi yang baru lahir itu, antara lain :
1.      Pendapat Sigmund Freud
Bapak Psikoanalisa dari Australia ini berpendapat bahwa tangis pertama itu merupakan pernyataan adanya keinginan untuk kembali ke alam sebelumnya (rahim ibu). Jadi ada keinginan untuk ”regresi” menurut si bayi dalam kandungan ibu itu serba enak, nyaman, bayi tidak pernah merasa dingin sebab suhu terakomodasi oleh suhu badan ibu, bayi tidak perlu mengunyah makanan, dan lain-lain.
Maka setelah ia lahir ke dunia, mengalami perbedaan situasi, iklim dan cuaca yang jauh berbeda, bayi mulai merasa kedinginan atau terlalu panas, terlalu bising, tidak nyaman lagi. Akibattnya sang bayi protes ingin kembali ke dunia sebelumnya.
2.      O. Rank
Sebagai pengikut setia Freud dalam bukunya Des Tranmander Gaburt mengemukakan bahwa kelahiran itu merupakan trauma, merupakan penghayatan yang dramatis. Sehingga tangisan atau jeritan pertama bayi menunjukkan adanya kecemasan yang dialami, karena anak telah terlempar dari tempat yang terlindung ke dalam tempat yang tidak terlindung sama sekali. Bagi anak, kecemasan pertama ini paling hebat dan sangat berarti dibanding kecemasan-kecemasan berikutnya. 
3.      Immanuel Kant
Ilmuwan Jerman ini meninjau dari segi filsafat, bahwa tangis pertama bayi adalah merupakan tanda protes kejiwaan terhadap belenggu kejasmanian yang akan dideritanya di dunia. Selanjutnya ia mengatakan bahwa jiwa manusia itu lebih bernilai daripada jasmaninya atau materi pada umumnya. Oleh karena itu bayi diprotes akan gejala pengkaitan dirinya dengan materi yang dianggap membelenggunya.


4.      Pendapat dari Tinjauan Biologis
Bahwa tangis pertama bayi merupakan pertanda mulai berfungsinya jantung, paru-paru, dan organ-organ tubuh lainnya. Hal ini menunjukkan adanya tanda kehiduapan seseorang, maka jika bayi lahir tidak menangis, perlu cepat-cepat diusahakan penanggulangan antara lain dengan memasukkan oksigen ke dalam paru-paru sebagai pancingan pernafasan, atau cara tradisional dengan dipukul pelan-pelan agar organ tubuh bergerak, serta cara-cara medis lainnya. Jika gagal penanggulangan tersebut berarrti bayi telah meninggal dunia.
5.      Sis Heyster
Salah seorang psikolog Belanda ini mengungkapkan bahwa tangis bayi yang pertama itu sebagai tanda adanya kesadaran jiwa pada seorang anak, yang dimulai sejak lahir. Dengan adanya kesadaran itu, maka fungsi-fungsi kejiwaannya telah mulai bekerja sebagaimana mestinya.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat dipilih, pendapat mana yang telah mengada-ada, dibuat-buat, sesuai dengan teori-teori ilmu jiwa, atau dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan tinjauan ilmu jiwa.
Namun pendapat Sis Heyster itu lebih dapat dijadikan dasar tinjauan pembicaraan tentang tangis bayi yang dapat diterima .

C.    AKTIVITAS MASA BAYI
Kegiatan atau aktivitas anak pada masa bayi, yang ada, antara lain :
1.      Tidur dan Gerakan Bayi
Sebagian besar kegiatan bayi pada umumnya adalah dipergunakan untuk tidur, baik siang atau malam hari. Ch. Buhler berpendapat bahwa :
Pada umur  0;0      -     tidur bayi mencapai 21 jam
umur  1;0      -     tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu-waktu digunakan bayi untuk mengadakan gerakan.
Pendapat lain mengatakan bahwa :
Umur 0;0 lama tidur bayi 20 jam.
Umur 1;0 lama tidur bayi 12 jam.
Selebihnya kegiatan bayi adalah mengadakan gerakan-gerakan. Pendapat diatas dapat dengan mudah dipahami, karena keduanya dapat dikatakan ada kesamaannya.
a.       Reaksi positif, yaitu serangkaian gerakan-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan (stimulusi) yang datang pada dirinya. Jadi reksi ini sebagai tanda penerimaan akan adanya stimulus tadi. Contoh : melihat, tersenyum, mendengarkan suara, makan, minum, dan lain-lain.
b.      Reaksi negatif, yaitu reaksi sebagai perwujudan adanya stimulasi yang datang pada dirinya. Bayi melakukan gerakan-gerakan yang berlawanan dengan stimulasi yang datang dari luar dirinya. Contoh : menangis, terkejut, menolak makan, dan sebagainya.
c.       Reaksi spontan (aksi) yakni gerakan-gerakan bayi tidak disebabkan oleh adanya rangsangan yang datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan karena kehendak dirinya sendiri. Contohnya : sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan, kaki, kepala menggelepar, dan lain sebagainya.
Berikut ini disampaikan tabel dari perkembangan reaksi-reaksi tersebut :
Umur
Reaksi negatif
Reaksi positif
Reaksi spontan
0;0
1;0
104 menit
77   menit
47  menit
112 menit
14  menit
460 menit
Kegiatan-kegitan tersebut bagi perkembangan atau pertumbuhan anak sangat penting, terutama bagi perkembangan alat-alat dari anak, sebab seorang anak kala itu telah dapat merasakan anak senang-susah, dingin, panas, dan lain-lain. Maka sebagai orang tua,sebaiknya tinggal membimbing, melayani, dan memelihara aktivitas-aktivitas tersebut.
Jika diperhatikan tabel tersebut, maka menunjukkan bahwa semakin bertambah umur seorang anak, maka semakin sedikit gerakan negatifnya dan semakin banyak gerakan spontan. Hal ini sangat menguntungkan bagi perkembangan anak. Banyaknya kegiatan reaksi positif dan reaksi spontan itu dapat dijadikan sarana latihan-latihan alat-alat dari anak, dalam rangka untuk mengenal dan menguasai dunia luar atau lingkungannya, sehingga lebih merangsang diri anak untuk bermain dan berbuat. Karena munculnya keinginan untuk mengenal lingkungan lebih luas, melalui gerakan-gerakan bayi tersebut, biasanya bayi (usia 0;3) mulai muncul adanya dorongan-dorongan untuk meniru. Kegiatan yang terakhir inipun perlu sekali bagi bayi, karena dorongan meniru orang lain. Inilah yang akan mula-mula memimpin perkembangan organ-organ lainnya bagi diri anak, dalam melakukan latihan-latihan perkembangan. Contoh : perkembangan pengamatan, bermain, berjalan, berbicara, dan sebagainya.
2.      Perkembangan Pengamatan
Perkembangan pengamatan anak, sebenarnya suatu yang cukup kompleks juga sebab asalnya sama sekali belum mampu mengamati sesuatu objek dengan bagian-bagiannya, pengamatan masih baru, ia menangkap stimulus dengan kesan keseluruhan, belum terpisah atas bagian-bagiannnya.
Alat pengamat bagi bayi secara berurutan dapat disebutkan sebagai berikut :
0;0 – 0;3  bulan mengamati dengan mulut.
0;3 – 0;6  bulan mengamati dengan mulut dan tangan.
0;6  bulan ke atas = mulut, tangan, dan mata (dilakukan dengan berbagai variasinya sesuai dengan kebutuhan).
Pada hari-hari pertama dari kelahiran bayi, pengamatan masih belum terarah, kecuali mulut yang aktif bekerja secara mekanistis. Baru setelah umur + 0;2 bayi mulai dapat melihat sesuatu tetapi masih diikuti gerakan kepala. Pada umur + 0;3 bayi mulai dapat menggerakkan bola matanya saja, serta urat-urat di leher dan kepala mulai dapat menahan keikutsertaan gerakan mata. Dan perangsang dari luar muali disambutnya dengan reaksi-reaksi positif dan juga negatif, tergantung hasil seleksi pengamatan. Mulai usia 0;5, anak sudah dapat mengubah sikap dan dan gerakan reaktif menjadi aktif dengan gerakan spontannya, kegiatan tersebut sering diiringi dengan tangannya untuk menerima, merebut, dan lain-lain. Atas hasil pengamatan selanjutnya pada usia 0;6 kegiatan pengamatan anak semakin luas dan lebih baik, ia siap mengamati segala rangsangan dalam lingkungannya. Karena ketiga alat pengamatnya sudah siap berfungsi secara baik.
Dalam hal ini pengamatan dan penguasaan lingkungan atau ruangn bagi bayi, ada tahapan perkembangannya. William Sterm menjelaskan perkembangan tersebut yakni :
a.       Uhraum (0;0 – 0;6)                  pengamatan awal terbatas pada dirinya sendiri.
b.      Nahraum (0;6 – 1;0)                pengamatan dekat atau ruang yang sempit.
c.       Feraraum (1;0 – ke atas)          pengamatan dan penguasaan ruang lingkup lebih jauh.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dalam proses kelahiran bayi, umumnya yang menjadi permasalahan adalah tentang gerakan si bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi tersebut bersifat aktif (siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk lahir, bukan dilahirkan. Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi di dalam rahim itu menentukan cara dan tipe kelahiran bayi tersebut.
Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Child Development menjelaskan bahwa ada lima tipe atau model kelahiran seorang bayi yaitu : Natural or Spontaneous Birth; Instrument birth; Breech Birth; Transverse-Presentation Birth; Caesarean-Section Birth; Bayi prematur.
Masa anak-anak dimulai kira-kira usia 2 tahun sampai kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa anak-anak dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun s.d. umur 6 tahun; serta masa anak-anak akhir dari 6 tahun sampai dengan pubertas.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi melebur diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Pada dasarnya dalam keadaan pertumbuhan yang biasa, pikiran berkembang secara berangsur-angsur, sampai anak mencapai umur delapan sampai dengan 12 tahun, ingatannya menjadi kuat sekali biasanya mereka suka menghafal banyak-banyak. Anak mengalami masa belajar. Pada masa belajar ini anak menambah pengetahuannya, menambah kemampuannya untuk mencapai kebiasaan yang baik.

B.     SARAN-SARAN 
Penyusun mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang semestinya perlu ditambah dan diperbaiki. Uraian dan contoh yang diambil masih sangat kurang. Oleh sebab itu, segala masukan yang bersifat positif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Harapan penyusun semoga inti dari permasalahan yang kita bahas ini dapat dipraktikkan di kehidupan sosial.




DAFTAR PUSTAKA
   

Zulkifli, Drs, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja rosda karya , 1987

No comments:

Post a Comment