BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Dalam proses
kelahiran bayi, umumnya yang menjadi permasalahan adalah tentang gerakan si
bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi tersebut bersifat aktif
(siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi
normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk lahir, bukan dilahirkan.
Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi di dalam rahim itu menentukan
cara dan tipe kelahiran bayi tersebut.
Dapat dimaklumi
bahwa setiap bayi normal tidak ada gangguan yang berarti bagi pertumbuhan bayi
baik dalam waktu kehamilan ataupun waktu proses kelahirannya, maka mesti bayi
itu akan menangis pada waktu lahir ke dunia. Sebab jika bayi tersebut tidak
menangis, sebaiknya sang ibulah gilirannya yang akan menangis.
Selain itu bayi
akan melakukan berbagai aktifitas yang pada tiap bulaannya mengalami
perkembangan.
B.
MASALAH ATAU
TOPIK BAHASAN MAKALAH
Permasalahan-permasalahan
utama yang akan kami bahas yaitu seputar :
1.
Bagaimana
proses dalam kelahiran ?
2.
Bagaimana pendapat para ahli
mengenai tangis pertama bayi ?
3.
Bagaimana aktivitas masa bayi ?
C.
TUJUAN
PENYUSUNAN MAKALAH
Makalah ini
dimaksudkan untuk membahas tentang berbagai hal yang berhubungan dengan proses dalam kelahiran, tangis pertama bayi, dan
aktivitas masa bayi, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Jiwa
Perkembangan Anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PROSES KELAHIRAN
Elizabeth B.
Hurlock dalam bukunya Child Development menjelaskan bahwa ada lima tipe atau
model kelahiran seorang bayi yaitu :
1.
Natural or
Spontaneous Birth
Yakni kelahiran bayi secara spontan atau biasa disebut
dengan kelahiran bayi secara alami ”natural”. Sebab prosesnya tanpa adanya
pertolongan atau obat perangsang bagi ibunya. Tipe kelahiran ini dapat berjalan
karena posisi dan ukuran bayi (fatus) serta ukuran rahim (uterus) ibu itu
memungkinkan dapat muncul kepalanya dahulu, kemudian leher, kemudian
memperlihatkan badan, berjalan secara perlahan melalui seluruh kelahiran,
selanjutnya dalam waktu yang sama tampak tangan dan terakhir kedua kakinya.
2.
Instrument
birth
Yaitu kelahiran bayi dengan alat-alat. Ini terjadi jika
bayi tampak terlalu besar dari (saluran kelahiran) badan ibu, atau jika karena kelahiran
secara normal tidak mungkin, maka manurut ilmu bedah terpaksa harus menggunakan
alat untuk menolong bayi.
3.
Breech Birth
Kelahiran ini biasanya disebut dengan kelahiran
”sungsang”, yakni yang tampak dari bayi adalah pantatnya dulu, dan diikuti
dengan kakinya, kedua tangan serta terakhir kepala. Dan jika posisi bayi tidak
dapat berubah sebelum proses kelahiran dimulai, maka dalam hal ini harus menggunakan alat untuk menolong bayi
itu.
4.
Transverse-Presentation
Birth
Yakni kelahiran dikarenakan keberadaan bayi melintang
pada rahim ibu. Inipun jika posisi bayi tidak dapat berubah sebelum proses
kelahiran dimulai, maka penggunaan alat untuk menolong kelahiran bayi terpaksa
harus dilakukan.
5.
Caesarean-Section
Birth
Yaitu kelahiran dengan pembedahan. Hal
ini jika kondisi bayi badannya terlalu besar untuk melewati atau menembus
saluran kelahiran dan terlalu lama serta sult untuk diupayakan. Maka sekarang
ini dengan menggunakan alat untuk melahirkan bayi secara pembedahan, bayi
secara pembedahan, yakni dengan membelah dinding rahim ibu.
6.
Bayi prematur (bayi kurang
umur atau kurang matang) ialah kelahiran anak yang selamat tetapi belum
waktunya lahir atau belum mencapai periode kandungan secara penuh. World Health
Organization (WHO) memberikan standar bayi prematur, jika berat badan bayi
waktu lahir kurang dari 37 minggu. Jika terjadi bayi banyak butuh pertolongan,
perawatan harus teliti. Biasanya harus dimasukkan ke inkubator (semacam mesin
pengeram) agar memperoleh kehangatan seperti yang diperlukan tubuhnya.
Teori
kedokteran menyebutkan bahwa kelahiran bayi prematur atau abortus spontan
(keguguran tak disengaja) itu antara lain disebabkan oleh :
1.
Gangguan pada
supply hormonal
2.
Ketidakseimbangan
endoktrin.
3.
Definisi atau
kerusakan ovarium (kandung telur)
4.
Gangguan
thyroid pada kelenjar gondok, hypophyse (sambungan otak) serta gangguan
hormon-hormon lainnya.
5.
Keempat faktor
emosional penyebab itu diperhebat dan diperkuat oleh faktor emosional dan
faktor psikis (faktor psikogenik) dari ibu yang sedang hamil. Ini biasanya
berpangkal pada kondisi wanita hamul tersebut.
B. TANGIS PERTAMA BAYI
Beberapa
pendapat para ahli tentang tangisan pertama bagi bayi yang baru lahir itu, antara
lain :
1.
Pendapat
Sigmund Freud
Bapak
Psikoanalisa dari Australia ini berpendapat bahwa tangis pertama itu merupakan
pernyataan adanya keinginan untuk kembali ke alam sebelumnya (rahim ibu). Jadi
ada keinginan untuk ”regresi” menurut si bayi dalam kandungan ibu itu serba
enak, nyaman, bayi tidak pernah merasa dingin sebab suhu terakomodasi oleh suhu
badan ibu, bayi tidak perlu mengunyah makanan, dan lain-lain.
Maka setelah ia
lahir ke dunia, mengalami perbedaan situasi, iklim dan cuaca yang jauh berbeda,
bayi mulai merasa kedinginan atau terlalu panas, terlalu bising, tidak nyaman
lagi. Akibattnya sang bayi protes ingin kembali ke dunia sebelumnya.
2.
O. Rank
Sebagai pengikut
setia Freud dalam bukunya Des Tranmander Gaburt mengemukakan bahwa
kelahiran itu merupakan trauma, merupakan penghayatan yang dramatis. Sehingga
tangisan atau jeritan pertama bayi menunjukkan adanya kecemasan yang dialami,
karena anak telah terlempar dari tempat yang terlindung ke dalam tempat yang
tidak terlindung sama sekali. Bagi anak, kecemasan pertama ini paling hebat dan
sangat berarti dibanding kecemasan-kecemasan berikutnya.
3.
Immanuel Kant
Ilmuwan Jerman
ini meninjau dari segi filsafat, bahwa tangis pertama bayi adalah merupakan
tanda protes kejiwaan terhadap belenggu kejasmanian yang akan dideritanya di
dunia. Selanjutnya ia mengatakan bahwa jiwa manusia itu lebih bernilai daripada
jasmaninya atau materi pada umumnya. Oleh karena itu bayi diprotes akan gejala
pengkaitan dirinya dengan materi yang dianggap membelenggunya.
4.
Pendapat dari
Tinjauan Biologis
Bahwa tangis
pertama bayi merupakan pertanda mulai berfungsinya jantung, paru-paru, dan
organ-organ tubuh lainnya. Hal ini menunjukkan adanya tanda kehiduapan
seseorang, maka jika bayi lahir tidak menangis, perlu cepat-cepat diusahakan
penanggulangan antara lain dengan memasukkan oksigen ke dalam paru-paru sebagai
pancingan pernafasan, atau cara tradisional dengan dipukul pelan-pelan agar
organ tubuh bergerak, serta cara-cara medis lainnya. Jika gagal penanggulangan
tersebut berarrti bayi telah meninggal dunia.
5.
Sis Heyster
Salah seorang
psikolog Belanda ini mengungkapkan bahwa tangis bayi yang pertama itu sebagai
tanda adanya kesadaran jiwa pada seorang anak, yang dimulai sejak lahir. Dengan
adanya kesadaran itu, maka fungsi-fungsi kejiwaannya telah mulai bekerja
sebagaimana mestinya.
Dari berbagai
pendapat yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat dipilih, pendapat mana
yang telah mengada-ada, dibuat-buat, sesuai dengan teori-teori ilmu jiwa, atau
dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan tinjauan ilmu jiwa.
Namun pendapat
Sis Heyster itu lebih dapat dijadikan dasar tinjauan pembicaraan tentang tangis
bayi yang dapat diterima .
C. AKTIVITAS MASA BAYI
Kegiatan atau
aktivitas anak pada masa bayi, yang ada, antara lain :
1.
Tidur dan
Gerakan Bayi
Sebagian besar
kegiatan bayi pada umumnya adalah dipergunakan untuk tidur, baik siang atau
malam hari. Ch. Buhler berpendapat bahwa :
Pada umur 0;0 - tidur bayi mencapai 21 jam
umur
1;0 - tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu-waktu digunakan
bayi untuk mengadakan gerakan.
Pendapat lain mengatakan bahwa :
Umur 0;0 lama tidur bayi 20 jam.
Umur 1;0 lama tidur bayi 12 jam.
Selebihnya
kegiatan bayi adalah mengadakan gerakan-gerakan. Pendapat diatas dapat dengan
mudah dipahami, karena keduanya dapat dikatakan ada kesamaannya.
a.
Reaksi positif,
yaitu serangkaian gerakan-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan
rangsangan (stimulusi) yang datang pada dirinya. Jadi reksi ini sebagai tanda
penerimaan akan adanya stimulus tadi. Contoh : melihat, tersenyum, mendengarkan
suara, makan, minum, dan lain-lain.
b.
Reaksi negatif,
yaitu reaksi sebagai perwujudan adanya stimulasi yang datang pada dirinya. Bayi
melakukan gerakan-gerakan yang berlawanan dengan stimulasi yang datang dari
luar dirinya. Contoh : menangis, terkejut, menolak makan, dan sebagainya.
c.
Reaksi spontan
(aksi) yakni gerakan-gerakan bayi tidak disebabkan oleh adanya rangsangan yang
datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan karena kehendak
dirinya sendiri. Contohnya : sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan, kaki,
kepala menggelepar, dan lain sebagainya.
Berikut ini
disampaikan tabel dari perkembangan reaksi-reaksi tersebut :
Umur
|
Reaksi
negatif
|
Reaksi
positif
|
Reaksi
spontan
|
0;0
1;0
|
104 menit
77 menit
|
47 menit
112 menit
|
14 menit
460 menit
|
Kegiatan-kegitan
tersebut bagi perkembangan atau pertumbuhan anak sangat penting, terutama bagi
perkembangan alat-alat dari anak, sebab seorang anak kala itu telah dapat
merasakan anak senang-susah, dingin, panas, dan lain-lain. Maka sebagai orang
tua,sebaiknya tinggal membimbing, melayani, dan memelihara aktivitas-aktivitas
tersebut.
Jika
diperhatikan tabel tersebut, maka menunjukkan bahwa semakin bertambah umur
seorang anak, maka semakin sedikit gerakan negatifnya dan semakin banyak gerakan
spontan. Hal ini sangat menguntungkan bagi perkembangan anak. Banyaknya
kegiatan reaksi positif dan reaksi spontan itu dapat dijadikan sarana
latihan-latihan alat-alat dari anak, dalam rangka untuk mengenal dan menguasai
dunia luar atau lingkungannya, sehingga lebih merangsang diri anak untuk
bermain dan berbuat. Karena munculnya keinginan untuk mengenal lingkungan lebih
luas, melalui gerakan-gerakan bayi tersebut, biasanya bayi (usia 0;3) mulai
muncul adanya dorongan-dorongan untuk meniru. Kegiatan yang terakhir inipun
perlu sekali bagi bayi, karena dorongan meniru orang lain. Inilah yang akan
mula-mula memimpin perkembangan organ-organ lainnya bagi diri anak, dalam
melakukan latihan-latihan perkembangan. Contoh : perkembangan pengamatan,
bermain, berjalan, berbicara, dan sebagainya.
2.
Perkembangan
Pengamatan
Perkembangan
pengamatan anak, sebenarnya suatu yang cukup kompleks juga sebab asalnya sama
sekali belum mampu mengamati sesuatu objek dengan bagian-bagiannya, pengamatan
masih baru, ia menangkap stimulus dengan kesan keseluruhan, belum terpisah atas
bagian-bagiannnya.
Alat pengamat
bagi bayi secara berurutan dapat disebutkan sebagai berikut :
0;0 – 0;3 bulan mengamati dengan mulut.
0;3 – 0;6 bulan mengamati dengan mulut dan tangan.
0;6 bulan ke atas = mulut, tangan, dan mata
(dilakukan dengan berbagai variasinya sesuai dengan kebutuhan).
Pada hari-hari
pertama dari kelahiran bayi, pengamatan masih belum terarah, kecuali mulut yang
aktif bekerja secara mekanistis. Baru setelah umur + 0;2 bayi mulai
dapat melihat sesuatu tetapi masih diikuti gerakan kepala. Pada umur + 0;3
bayi mulai dapat menggerakkan bola matanya saja, serta urat-urat di leher dan
kepala mulai dapat menahan keikutsertaan gerakan mata. Dan perangsang dari luar
muali disambutnya dengan reaksi-reaksi positif dan juga negatif, tergantung hasil
seleksi pengamatan. Mulai usia 0;5, anak sudah dapat mengubah sikap dan dan
gerakan reaktif menjadi aktif dengan gerakan spontannya, kegiatan tersebut
sering diiringi dengan tangannya untuk menerima, merebut, dan lain-lain. Atas
hasil pengamatan selanjutnya pada usia 0;6 kegiatan pengamatan anak semakin
luas dan lebih baik, ia siap mengamati segala rangsangan dalam lingkungannya.
Karena ketiga alat pengamatnya sudah siap berfungsi secara baik.
Dalam hal ini
pengamatan dan penguasaan lingkungan atau ruangn bagi bayi, ada tahapan
perkembangannya. William Sterm menjelaskan perkembangan tersebut yakni :
a.
Uhraum (0;0 –
0;6) pengamatan awal
terbatas pada dirinya sendiri.
b.
Nahraum (0;6 –
1;0) pengamatan dekat atau
ruang yang sempit.
c.
Feraraum (1;0 –
ke atas) pengamatan dan
penguasaan ruang lingkup lebih jauh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam proses
kelahiran bayi, umumnya yang menjadi permasalahan adalah tentang gerakan si
bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi tersebut bersifat aktif
(siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi
normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk lahir, bukan dilahirkan.
Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi di dalam rahim itu menentukan
cara dan tipe kelahiran bayi tersebut.
Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya
Child Development menjelaskan bahwa ada lima tipe atau model kelahiran seorang
bayi yaitu : Natural or Spontaneous Birth; Instrument birth; Breech Birth; Transverse-Presentation
Birth; Caesarean-Section Birth; Bayi prematur.
Masa anak-anak dimulai kira-kira usia 2 tahun sampai
kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa anak-anak
dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa
anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun s.d. umur 6 tahun; serta masa
anak-anak akhir dari 6 tahun sampai dengan pubertas.
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi melebur diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama.
Pada dasarnya
dalam keadaan pertumbuhan yang biasa, pikiran berkembang secara berangsur-angsur,
sampai anak mencapai umur delapan sampai dengan 12 tahun, ingatannya menjadi
kuat sekali biasanya mereka suka menghafal banyak-banyak. Anak mengalami masa
belajar. Pada masa belajar ini anak menambah pengetahuannya, menambah
kemampuannya untuk mencapai kebiasaan yang baik.
B.
SARAN-SARAN
Penyusun
mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan yang semestinya perlu ditambah dan diperbaiki. Uraian dan contoh
yang diambil masih sangat kurang. Oleh sebab itu, segala masukan yang bersifat
positif sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan
datang. Harapan penyusun semoga inti dari permasalahan yang kita bahas ini
dapat dipraktikkan di kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, Drs, Psikologi
Perkembangan, Bandung, Remaja rosda karya , 1987
No comments:
Post a Comment