Thursday, November 21, 2013

cerita



Nama : Radiansyah
Lok/Smt : G/IV
M. Kul : Pengelolaan Kelas

KISAH  BATU  YANG  BERLIAN  TAMPAK  HITAM  DAN  KUSAM
Menurut sebuah cerita, dikisahkan tentang seorang guru bijak yang tinggal di sebuah lereng bukit, yang didatangi seorang pemuda yang ingin berguru kepada guru bijak tersebut.
“Kamu datang kesini, ingin belajar ?” Tanya guru bijak itu kepada orang yang datang tersebut.
“Iya, saya ingin menjadi lebih baik,” jawab orang tersebut.
Kemudian guru bijak itu mengeluarkan batu dari dalam sakunya. “Pergilah ke pasar, dan juallah batu ini !” perintah guru bijak itu tanpa basa basi.
Orang itu langsung saja mau dan bergegas pergi ke pasar. Dalam pikiran orang itu terbersit harapan bila ia menuruti perintah guru bijak itu dan berhasil menjual batu tersebut, dirinya akan menjadi murid dari guru bijak itu.
Namun, apa yang didapatkan orang itu di pasar, diluar perkiraannya.
“Ah, masak batu ini di jual ?”
“Di kasih saja saya tidak mau.”
“Batu jelek, buat apa ? paling buat nimpuk anjing.”
Dengan perasaan kecewa, orang itu pun kembali ke lereng bukit dan mengadu kepada sang guru. “Bagaimana mungkin saya bisa menjualnya guru ?” Tanya orang itu pelan. “Bahkan saya sendiri belum tahu dan yakin itu batu apa ?”
Sang guru bijak yang bijak itu hanya tersenyum dan malah kemudian menyuruh orang itu lagi : “Cobalah ke balik bukit ini dan jual batu itu minimal 10 dirham.”
Kening orang itu berkerut. Ia ingin membantah, tapi tak berani menyangkal sang guru. Hanya bergumam dalam hati “Sepuluh dirham ?”
Karena orang itu ingin menjadi murid, maka perintah tersebut ia jalani. Ia pergi membawa batu itu ke balik bukit. Dan di balik bukit itu, tanpa ia sangka banyak orang yang menawar batu itu. Tidak hanya dengan harga 10 dirham, tapi sampai 1.000 dirham. Ia pun kembali ke lereng bukit menemui sang guru dengan penuh keheranan dan tanda Tanya di kepalanya.
“Kok bisa laku 1.000 dirham ?” Tanya orang itu penuh rasa penasaran kepada sang guru.
Sang guru menjwab : “Itu karena …”
“Karena apa guru ?” Tanya orang itu langsung bertanya lagi dengan nada penuh rasa penasaran.
Sang guru mengusap jenggotnya yang memutih.
“Guru ?” desak orang itu.
Sang guru justru kemudian malah bertanya kepada sang “calon murid”. “Apa pendapatmu ketika pertam kali melihat batu ini ?”
Maka si calon murid membeberkan pendapat negatif dan pesimisnya soal batu tersebut. Namun hal yang membuatnya masih penasaran dan tak mengerti adalah kenapa batu itu, di balik bukit itu bisa laku dengan harga yang mahal ?
Sang guru tersenyum, “Itu karena di balik kemasan yang hitam dan kusam tersebut, batu itu adalah sebenarnya  adalah berlian.”
“Berlian ? ah masak sih ?” sang calon murid terheran-heran.
“Ya, kalau tudak tahu apa isinya dan tertipu dengan penampilannya, maka percayalah selamanya batu tersebut tidak berharga sama sekali.”
Sang murid pun termenung dalam-dalam.

TAMAT


No comments:

Post a Comment