Secara etimologis akhlaq adalah
bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.
Kata akhlaknya yang berarti
menciptakan seakan dengan kata khaliq (pencipta), makhaliq yang (diciptakan)
dan khalq (penciptaan).
Kata di atas mengisyaratkan bahwa
dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq
(Tuhan).
Secara terminologis (ishthilabah)
ada beberapa definisi tentang akhlaq :
1. Imam Al-Ghazali
Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan.
3. Abdul Karim Zaidan
Akhlaq adalah nilai-nilai dan
sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang depan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk.
Dari keterangan diatas. Jelaslah
bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer
dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlak bersifat netral, belum
merunjuk kepada baik dan buruk, tapi pada umumnya apabila disebut sendirian,
tidak dirangkai dengan sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak yang
mulia. Misalnya, bila seseorang berlaku tidak sopan kita mengatakan padanya.
“kamu tidak berakhlak”. Padahal tidak sopan itu adalah akhlaknya.
Persamaan dan Perbedaan Akhlaq,
Etika dan Moral
1. Persamaan : sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.
2. Perbedaan : terletak pada standarnya masing-masing.
a. Akhlaq standarnya : Al-Qur'an dan Sunnah;
b. Etika standarnya : pertimbangan akal pikiran;
c. Moral standarnya : adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
1. Persamaan : sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.
2. Perbedaan : terletak pada standarnya masing-masing.
a. Akhlaq standarnya : Al-Qur'an dan Sunnah;
b. Etika standarnya : pertimbangan akal pikiran;
c. Moral standarnya : adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
Sumber akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak
atau yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Dalam konsep akhlak segala sesuatu
itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-mata karya syara’
(Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian. Al-Qur'an dan Sunnah (Syara' /
Ketentuan Allah); mutlak benarnya.
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa
al-Qur’an memang menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh
Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya. tapi tidak
sepenuhnya diserahkan pada hati nurani, karena tidak selalu terjamin berfungsi
dengan baik, dikarenakan pengaruh dari luar, seperti : pndidikan dan
lingkungan;
akal pikiran hanyalah salah satu
kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan dan keburukan. Akal
pikiran; karena sifatnya spekulatif dan subyektif, tidak bisa sepenuhnya
dijadikan acuan;
Demikianlah bentang hati nurani dan
akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga
bisa dijadikan ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh
mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat
terjaga.
Ruang Lingkup Akhlak
Muhammad Abdullah dias dalam bukunya
dhuztur al ahlak fial-Islam membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian.
- Akhlak Pribadi (al-Fardiyah) terdiri dari : 1) Yang
diperintahkan;
2) Yang dilarang;
3) Yang dibolehkan;
4) Akhlaq dalam keadaan darurat. - Akhlaq Berkeluarga :
a. Kewajiban timbal balik orang tua dan akhlak, b. Kewajiban suami istri, c. kewajiban terhadap kerabat - Akhlak bermasyarakat : terdiri dari (a) yang dilarang, (b) yang diperintahkan, (c) keadaan-keadaan adab.
- Akhlak bernegara: Terdiri dari a. Berhubung antara pemimpin dan rakyat, b. Hubungan luar negeri.
- Akhlak beragam yaitu kewajiban terhadap Allah SWT dan rasul.
Menurut sistematika yang lain, ruang lingkup Akhlaq antara
lain :
a. Akhlaq terhadap Allah SWT;
b. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW;
c. Akhlaq Pribadi;
d. Akhlaq dalam Keluarga;
e. Akhlaq Bermasyarakat;
f. Akhlaq Bernegara.
a. Akhlaq terhadap Allah SWT;
b. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW;
c. Akhlaq Pribadi;
d. Akhlaq dalam Keluarga;
e. Akhlaq Bermasyarakat;
f. Akhlaq Bernegara.
Ada juga yang menyebutkan Pada
dasarnya, akhlak dibagi kepada 2 (dua), yaitu :
1. Akhlak Mahmudah (terpuji)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
2. Akhlak Mazmumah (tercela)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu di bagi kepada 3 (tiga), yaitu :
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3. Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
1. Akhlak Mahmudah (terpuji)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
2. Akhlak Mazmumah (tercela)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu di bagi kepada 3 (tiga), yaitu :
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3. Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak
dalam Islam
Dalam keseluruhan ajaran Islam
akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal itu dapat
dilihat dalam beberapa nomor berikut.
- Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok Islam.
- Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
1. Misi pokok risalah Islam, Rasul bersabda :
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia."
2. Ajaran pokok agama Islam, Rasul bersabda :
"Ya Rasulullah, apakah agama itu ? Rasulullah SAW menjawab : Akhlaq yang baik."
3. Akhlaq yang baik memberatkan timbangan di hari kiamat
"Tidak satupun yang akan lebih memberatkan timbangan seorang hamba mukmin pada hari kiamat selain akhlaq yang baik ..."
4. Baik buruk amalan seseorang sbg ukuran kualitas iman
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya."
5. Akhlaq adalah bukti dan buah dari ibadah kita, salah satunya dalil Al-Qur'an berikut ini :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar."
6. Rasul selalu berdo'a agar Allah SWT membaikkan akhlaq Beliau
"Ya Allah tunjukilah aku akhlaq yang baik, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk yang lebih baik selain Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlaq yang buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku dari akhlaq yang buruk kecuali Engkau."
7. Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang akhlaq ada 1500 ayat, dua setengah kali lebih banyak dibanding dengan ayat hukum.
FUNGSI AKHLAK DALAM HAL MAKANAN,
PAKAIAN & PERGAULAN DALAM ISLAM
a. Fungsi Aqidah dalam Hal Makanan
1. Waspadai makanan dan minuman di
sekitar kita
a) Makanan dan gaya hidup Modern
Dunia semakin modern banyak orang
yang menyebutnya ERA TEKHNOLOGI. Manusia semakin mudah menggapai
keinginan-keinginan dengan teknologi.
Dalam pandangan futurlog terkemuka
asal Amerika Serikat. Era global yang serba teknologis seperti sekarang ini
disebutnya sebagai “global lifestyle”.
Budaya global yang mengalami
perkembangan amat dahsyat adalah = food, fashion dan fun (makanan, pakaian, dan
hiburan).
Khusus pada budaya makanan dan
minuman telah menjadi varian yang menonjol dalam lingkungan masyarakat kita.
b) Konsumen muslim di tip uterus
Ada anggapan bahwa orang mayoritas
muslim penduduk Indonesia. Maka masalah konsumsi pangan pasti terjamin
kehalalannya.
Anggapan ini diistilahkan oleh Dr.
Ir. Amir Aziz sebagai fallasi semu artinya, Jaminan tersebut ternyata tidak
terjadi dengan sendirinya tanpa ada sistem dan peraturan yang mendukung
keseimbangan mental kita menjadi keharusan agama.
MENGAPA ALLAH
MENGHARAMKAN SESUATU
Seorang khatib dengan
memaparkan fakta-fakta di negeri kita. Menurutnya, negeri ini berantakan dan
kacau bala dengan berbagai kerusuhan, huru hara etnis, agama dan ras, kericuhan
politik, saling fitnah, dll, disebabkan oleh perilaku mungkar para pemimpinnya.
Mereka membangun ketamakan kekuasaan melalui jalan menghalalkan segala cara dan
mengembangkan “terorisme” mental dengan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme) ironisnya, perilaku ini diikuti oleh sebagian besar pejabat Negara
dan masyarakat umum lainnya.
Dampak makanan haram
Secara substansi, setiap barang atau
benda yang diharamkan oleh Allah pada dasarnya mempunyai kandungan hikmah dan
manfaat. Namun, manusia tidak selalu mampu menelusuri kandungan hikmah dan
manfaat apa yang menjadi ketentuan Allah, karena keterbatasan daya jangkau
akalnya.
Keharaman khamar atau tidak selalu
dapat kita temukan hikmah yang bersifat zhabir (nampaknya) saja. Dulu banyak
orang berfikir bahwa haramnya khamar karena memabukkan yang bisa merusak
kesehatan manusia.
Salah satu kaidah fikih menyebutkan
sebuah ketentuan yang artinya janganlah kamu tanyakan apa yang ditetapkan oleh
Allah.
Fungsi akhlak dalam pakaian
Sebagai seorang muslim kita wajib
menutup aurat kapan pun dimanapun kita berada. Jika kita hendak bepergian
sebagai seorang muslimah tidak sepantasnya tidak memamerkan aurat kita di muka
umum. Sebagai seorang muslimah sangatlah tidak wajar jika kita berjalan di
tempat umum. Kita mempertontonkan segala bentuk tubuh kita, sangatlah tidak
wajar dan tidak sepantasnya jika segala bentuk tubuh kita di lihat oleh yang
bukan muhrim. Sebagai seorang muslimah patutlah kita merasa malu dan merasa
berdosa jika kita tidak menutup aurat. Logikanya adalah jika kita hendak
kemana-mana hendaknya menutup aurat dan menutup aurat itu adalah kewajiban bagi
setiap muslimah.
Makalah Akhlak
Fungsi Akhlak dalam Pergaulan dalam
Islam
Tindakan Manusia
Manusia itu dinilai oleh manusia
lain dalam tindakannya. Kalau ‘tindakan’ ini di ambil seluas-luasnya, maka ada
beberapa macam penilaian. Mungkin tindakan nilai sebagai sehat atau kurang
sehat, misalnya perasaan, pencernaan, peredaran darah, yang menilai cara ilmiah
hal-hal yang demikian itu dokter dan kalau kesehatan seseorang di anggap
kurang, diusahakan obatnya, supaya kesehatan itu pulih kembali, penilaian di
atas di sebut penilaian medis.
Adapula tindakan yang dinilai
menurut indah-tidaknya. Orang mungkin indah tindakannya, indah (merdu)
nyanyiannya, indah gerak-geriknya. Penilaian ini di sebut penilaian estetis
untuk mengetahui mengapa sesuatu (pun tindakan) di sebut indah, tidaklah amat
mudah, rupa-rupanya penentuan indah-tidaknya sesuatu itu amat terpengaruhi oleh
rasa dan rasa manusia itu amat sukar tertentukan. Berbeda-beda dan tergantung
dari banyak hal.
Tindakan mungkin juga dinilai
sebagai baik atau lawannya, ialah buruk, kalau tindakan manusia dinilai atas
baik-buruknya. Tindakan itu seakan-akan keluar dari manusia, dilakukan dengan
sadar atas pilihan dengan satu perkataan: sengaja, faktor kesengajaan mutlak
untuk penilaian baik-buruknya yang disebut penilaian etis atau normal.
Walaupun tidak mudah pula memberi
penentuan tentang kesengajaan ini, yang terang indah bahwa ada pengetahuan
(kesadaran) bahwa orang bertindak dan ada pilihan terhadap tindakan itu. Orang
yang dalam tidurnya nyenyak mendengkur, takkan dikatakan bahwa ia mendengkur
dengan sengaja. Ia tak tahu, bahwa ia lebih suka mendengkur! Begitu pula jika
ada keadaan yang betul-betul memaksa, maka di situasi itu tidak disengaja,
melainkan terpaksa misalnya jika seorang pengemudi mobil menabrak orang, karena
orang ini sekonyong-konyong menyeberang jalan serta amat dekat dengan mobil itu
sehingga tidak mungkin mengerem atau mengerak, maka ia dalam keadaan terpaksa.
Situasinya tak memungkinkan memilih tindakan yang lebih pantas untuk
dilakukannya. Tidak tidak mampu mengontol tindakannya, apalagi pergaulannya
dengan sesama. Dalam bergaul itu, kita harus mampu membedakan antara mana yang
pantas dan tidak pantas untuk kita temani.
Seperti dalam ajaran agama Islam
tentang pergaulan, kita harus pintar-pintar memilih mana yang terbaik untuk
kita karena semua dampak dari pergaulan akan kembali kepada yang menjalani
pergaulan tersebut.
Pergaulan dapat dibedakan menjadi 2
:
Pergaulan Positif Yakni bergaul kepada orang-orang
yang berhati mulia, dan selalu menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala
larangannya, dan selalu membantu seseorang, dan tidak memiliki sifat sombong.
Pergaulan Negatif Yakni pergaulan yang dicekam oleh
Allah karena tidak sejalan dengan ajaran Islam. Misalnya saja bergaul kepada
orang-orang yang suka mabuk, judi, zina, dan tidak pernah menjalankan perintah
dan apalagi menjalankan shalat 5 waktu.
No comments:
Post a Comment