BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tuntutan
perubahan di segala aspek kehidupan, sepertinya tidak bisa ditawar-tawar lagi,
perkembangan masyarakat dunia dari waktu ke waktu terus mendorong kearah
perubahan, kita sebagai bagian dari masyarakat dunia tersebut, mau tidak mau
dipaksa untuk ikut dalam perubahan itu. Sekarang ini arus globlisasi tidak
terhindarkan lagi, era informasi telah berubah wajah dunia menjadi semakin
indah. Era ini ditandai dengan ciri-ciri seperti menguasai dan mampu
mendayagunakan arus informasi, bersaing terus menerus belajar, dan menguasai
kemampuan menggunakan berbagai teknologi.
Kondisi
ini selanjutnya akan mempengaruhi dunia pendidikan, yang pada giliranya menjadi
tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan khususnya Lembaga Pendidikan
Islam. Oleh karena itu dalam makalah ini mencoba menjelaskan tentang kajian
kritis pendidikan islam dari masa ke masa dan bentuk-bentuk dari tantangan yang
dihadapi oleh Lembaga Pendidikan Islam serta upaya dalam menghadapi tantangan
itu sehingga pada ahirnya terumus satu konsep desain profile Lembaga Pendidikan
Islam ideal dalam menghadapi tantangan zaman tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
pendidikan Islam di Indonesia?
2.
Apa
saja lembaga pendidikan yang menghasilkan sdm yang mampu menghadapi tantangan
zaman?
3.
Apa
problem dan solusi pendidikan Islam di Indonesia?
C.
TUJUAN PENULISAN
Dalam
setiap hal pasti memiliki tujuan tersendiri seperti halnya makalah ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya :
1.
Agar
masyarakat tahu apa arti Pendidikan Islam.
2.
Agar
masyarakat mengetahui lembaga pendidikan islam dan mampu menghadapi tantangan
zaman .
3.
Agar
masyarakat mengetahui problem dan solusi dari pendidikan islam.
4.
Menjadikan
masyarakat untuk lebih semangat dalam mencari ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA
Memasuki
era baru, era kebersatuan ummat manusia (globalisasi) seperti sekarang ini,
pendidikan Islam dihadapkan kepada berbagai macam persoalan yang semakin berat.
Sementara dihadapannya, dunia sosial (masyarakat) sedang diterpa krisis
moralitas melalui media massa dan elektronik dapat diperoleh informasi mengenai
berbagai gejala dekadensi moral yang ahir-ahir ini sering terjadi, khususnya di
kota-kota besar.
Kondisi
yang sama melalui gejala itu juga terjadi dalam dunia pendidikan, yang ditandai
dengan maraknya tawuran, kekerasan antar pelajar, bahkan penyalahgunaan
obat-obat terlarang. Kecenderungan tersebut tampaknya merupakan fenomena yang
terkait dengan ketidakmampuan lembaga pendidikan dalam memperkuat kelembagaan
dan nilai-nilai Islam bagi kehidupan individu dan sosial. Ketidakmampuan
pendidikan dalam menciptakan tatanan hubungan sosial yang kuat antar warga
sekolah dan masyarakat menyebabkan mereka hidup seperti liar tidak memiliki
ikatan organic yang mantap. Sementara ikatan-ikatan tradisional dalam bentuk kekerabatan
dan kekeluargaan telah terporak-poranda diterpa arus globalisasi yang cepat dan
fundamental. Akibatnya manusia mengalami keterasingan, yang makin lama, makin
mendorongnya kepada hilangnya orientasi kemanusiaan.
Situasi
ini telah berlangsung lama dirasakan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
terus menyeruak ke berbagai segi kehidupan. Kini masyarakat Indoensiua sedang
memasuki zaman baru, zaman globalisasi dimana persaingan antar bangsa dalam
suasana perekonomian pasar bebas, dan perekonomian dunia semakin melebar dengan
berbagai konsekwensinya. Kehidupan terhadap tatanan hubungan sosial yang bersifat
organic mulai dirasakan.
B.
LEMBAGA
PENDIDIKAN YANG MENGHASILKAN
SDM YANG MAMPU
MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN
Tantangan
lembaga pendidikan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, menurut Cece Wijaya
dapat di lukiskan sebagai perubahan masyarakat dibidang sosial, ekonomi,
budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berpengaruh terhadap system
pendidikan yang sedang berjalan. Pengaruh tersebut menuntut lembaga pendidikan
untuk mampu menyesuaikanya dengan upaya pembaharuan dengan upaya pembaharuan
pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berikut akan
dijelaskan bentuk-bentuk tantangan tersebut:
1.
Tantangan di Bidang Politik
Dalam
kehidupan politik, tentu politik kenegaraan banyak berkaitan dengan masalah
bagaimana lembaga itu membimbing, mengarahkan dan mengembangkan kehidupan
bangsa dalam jangka panjang. Pengarahan tersebut didasarkan atas falsafah
Negara yang mengikat semua sector perkembangan bangsa dalam proses pencapaian
tujuan Negara yang mengikat atau tujuan nasional itu. Dengan kata lain lembaga
pendidikan yang ada di dalam wilayah suatu Negara adalah merupakan sector
perkembangan kehidupan budaya bangsa yang commited (terikat) denga tujuan
perjuangan nasional yang berlandaskan pada falsafah negaranya. Oleh karena itu,
maka suatu lembaga pendidikan yang tidak tersedia mengikuti politik negaranya,
akan merasakan bahwa politik tersebut menjadi pressure (tekanan) terhadap cita
kelembagaan tersebut. Sudah barang tentu hal ini merupakan tantangan yang perlu
dijawab secara “politics fundamental” pula. Karena hal tersebut menyangkut
kepentingan perkembangan bangsa dimasa depan dan dalam maknanya bagi
pemeliharaan watak dan kepribadian, kreatifitas dan disiplin bangsa itu
sendiri.
Jadi lembaga pendidkan Islam harus menghadapi tantangan ini dengan
objektif, artinya lembaga pendidikan Islam mau tidak mau harus mengikuiti
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah di dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) demi mencapai tujuan perjuangan
nasional bangsa yaitu dengan cara terlibat aktif dalam perumusan kepeutusan
yang berhubungan dengan kepentingan kependidikan, misalnya dalam perumusan UU
Sisdiknas tersebut.
2.
Tantangan di Bidang Kebudayaan
Kebudayaan
yaitu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupun mental spiritual
dari bangsa itu sendiri atau bangsa lain. Satuaperkembangan kebudayaan
dalamabad modern ini adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayaan
bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses akulturasi
(perpaduan atau saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lain),
dimana factor nilai mendasari kebudayaan sendiri sangat menentukan survive
(daya tahan) bangsa tersebut. Bila mana nilai-nilai cultural bangsa itu melemah
karena berbagai sebab, maka bangsa itu akan mudah terperangkap atau terteln
oleh kebudayaan lain yang memasukinya, sehingga adientitas kebudayaan bangsa
itu sendiri akan lenyap.
Sikap selektif dalam menerima atau menolak kebudayaan asing perlu
dilandasi dengan penganalisaan mendalam yang bersumberkan dari pandangan
hidupnya sendiri baik sebagai institusi maupun sebagai bangsa. Sikap selektif
pada hakikatnya bukanlah sikap-sikap menyerah atau sikap netral, melainkan
sikap kreatif yang hati-hati berdasarkan atas pertimbangan untung rugi bagi
perkembanganya lebih lanjut. Oleh karena itu memerlukan pengetahuan yang
mendalam dan wawasan yang menjangkau kemasa depan bagi eksistensi hidupnya.
Diantara budaya asing yang mempengaruhi kebudayaan bangsa ini adalah trend sex
bebas. Ini merupakan tantangan besar bagi lembaga pendidikan Islam untuk
membentengi anak-anak bangsa dari pengaruh negaatif yang diakibatkan oleh
kebudayaan tersebut. Karena kalau tidak, nilai-nilai cultural bangsa ini akan
terancam pudar dan akan musnah seiring berlalunya waktu.
3.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Melinium
ketiga dengan ciri-ciri dimana diantara manusia satu dengan yang lain berbeda
keadaan geografis, budaya, nilai-nilai, bahasa dan sebagaimnya sudah dapat
disatukan melalui teknologi komunikasi, seperti: telepon, computer, faximily.
Era informasi yang akan datang menyebabkan lingkungan sosial semakin luas karena
disatukan oleh teknologi di bidang komunikasi yang memunculkan era globalisasi.
Collin
Rose dalam bukunya accelerated learning menggambarkan wajah masa depan sebagai
dunia yang berubah semakin kencang; problem kehidupan, masyarakat dan
perekonomian menjadi sangat komplek, jenis-jenis pekerjaan menghilang dengan
cepat tak terbayangkan dan masa lalu yang semakin tidak dapat dijadikan pedoman
bagi masa depan.
Kehadiran
alat-alat canggih seperti, radio, televise, computer dan alat-alat elektronik
akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Alat canggih ini akan membawa
tantangan bagi pendidikan dalam pengmbangan sumber daya manusia. Dan umumnya
alat-alat teknologi ini diciptakan untuk mempermudah manusia bekerja dan
berbuat serta dapat memberikan rasa senang kepada pemakainya.
Bentuk
lain dari kecanggihan teknologi informasi sekarang adalah internet. Internet
merupakan sebuah koleksi global dari ribuan jaringan yang dikelola secara
bebas. Internet menjadi popular karena merupakan media yang tepat untuk
memperoleh informasi terkini dengan berbagai variasinya secara cepat dan mudah.
Internet menawarkan berbagai manfaat,diantaranya ketersediaan informasi yang up
to date, mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi
diberbagai belahan dunia. Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk mengembangkan
keterampilan yang tepat untuk menguasai kecepatan, kompleksitas dan ketidak
pastian. Kecepatan dunia berubah menuntut dan mensyaratkan kemampuan belajar
yang cepat pula sehingga mampu menganalisa setiap situasi secara logis dan
memecahkan dunia berubah menuntut dan mensyaratkan kemampuan belajar yang
cepat, sehingga mampu menganalisa setiap situasi logis dan memecahkan masalah
secara kreatif.
Kemajuan
di bidang tenologi ini pada ahirnya akan berpengruh pada kejiwaan dan
kepribadian masyarakat. Pada era informasi yang sanggup bertahan hanyalah
mereka yang berorientasi kedepan, yang mampu mengubah pengetahuan menjadi
kebijakan. Oleh karena itu dunia pendidikan Islam dimasa sekaranh benar-benar
dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, untuk mengantisipasinya maka
dilakukan upaya strategis antara lain, tujuan pendidikan dimasa sekarang tidak
cukup hanya dengan memberikan bekal pengethauan keterampilan, keimanan dan
ketakwaan saja. Tetapi juga harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia yang
kreatif, inovatif, mandiri dan produktif mengingat dunia yang akan datang
adalah dunia yang kompetitif (dunia yang penuh persaingan).
Menurut Sailing Wen salah seorang usahawan teknologi di Taiwan
mengatakan yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah revolusi dalam
belajar di zaman ini. Tidak menutup kemungkinan lembaga pendidikan Islam akan
menjadi bagian dari sejarah, kalau tidak mulai membenahi system yang ada,
bergerak menuju penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi modern sehingga mampu
bersaing di era globalisasi sekarang ini.
4.
Tantangan di Bidang Ekonomi
Ekonomi merupakan tulang punggung dari kehidupan bangsa yang dapat
menetukan maju mundurnya, lemah-kuatnya, lambat cepatnya suatu proses
perkembangan system pendidikan dalam masyarakat bangsa. Oleh karena itu
kehidupaan ekonomi suatu bangsa mempengaruhi pertumbuhan lembaga pendidikan,
serta system kependidikan apa yang diberlakukan serta kelembagaan kependidikan
yang bagaimana dapat menunjang ataupun mengembangkan system ekonomi yang di
inginkan. Bila dilihat dari sector ini, maka problem-problem kehidupna ekonomi
perlu dijawab oleh lembaga-lembaga pendidikan. Apabila diingat bahwa hasil
pendidikan adalah sama prosesnya dengan hasil produksinya tenaga ahli. Maka ukuran
ekonomi bagi suatu lembaga penbdidikan yang demikian itu adalah suatu hal yang
terlalu alistis dan pragmatis. Namun dalam bidang inilah saat ini banyak
memberikan tantangan kepada lembaga pendidikan kita. Jawaban yang diberikan
oleh lembaga kependidikan antara laian tercermin dalam system kependidikan
serta kurikulum atau program kependidikan yang ditetapkan.
5.
Tantangan di Bidang Kemasyarakatan
Kemasyarakatan
adalah merupakan suatu lapangan hidup manusia yang mengandung ide-ide yang
sangat laten terhadap pengaruh kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagai system kehidupan kemasyarakatan adalah tidak statsi dan tidak bebas
beku, kecendrungan ke arah perkembangan dinamis yang mengandung implikasi
perubahan-perubahan yang biasa dikenal sebagai perubahan sosial.
Perubahan
sosial yang ada dimasyarakat adalah suatu hal yang pasti dan tidak terhindarkan
lagi. Misalnya pada era agricultural kekuatan ekonomi terletak pada kepemilikan
tanah atau sumber daya alam. Kemudian setelah itu beralih ke era industrial,
dimana kekuatan ekonomi terletak pada kemampuan memiliki modal dan alat
produksi dan sekarang kita telah memasuki era globalisai atau era informasi.
Pada era ini kekuatan ekonomi seorang terletak pada kepemilikan terhadapa
informasi seorang yang memiliki informasi akan lebih memiliki peluang dari pada
yang tidak tahu informasi. Dari perubahan yang terjadi pada masyarakat terutama
pada era iinformasi sekarang tentu ada dampak yang ditimbulkan, baik itu dampak
positif maupun negative. Menurut Arifin dalam bukunya kapita selekta pendidikan
mengemukakan manfaat positif yang dapat diambil dari kecanggihan teknologi
informasi ini adalah dapat memepermudah semua kegiatan menusia, sedangkan
dampak negatifnya adalah melemahnya fungsi daya mental-spritual jiwa yang
sedang timbul dan berkembang seperti kecerdasan pikiran ingatan kemauan dan
perasaan.
Inilah problema yang dihadapi oleh masyarakat yang harus dipecahkan
oleh lembaga pendidikan Islam. lembaga pendidikan sebagai agent of change
bertugas menetralisir dampak-damapk negative yang ditimbulkan olehkemajuan
teknologi tersebut. Selain itu lembaga pendidkan Islam juga bertugas sebagai
pemberi arah yang jelas terhadap perubahan yang ada di masyarakat, karena
perubahan yang terjadi dalam system kehidupan sosial seringkali mengalami ketidakpastian
tujuan.
6.
Tantangan di Bidang Sistem Nilai
System
nilai adalah tumpuan norma-norma yang dipegangi oleh manusia ebagai mahkluk
individu dan sebagai mahkluk sosial, baik itu berupa norma transional maupun
norma agama yang telah berkembang dalam masyarakat. System nilai juga dijadikan
tolak ukur bagi tingkah laku manusia dalam masyarakat yang mengandung potensi
mengendalikan, mengatur dan mengarahkan perkembangan masyarakat itu sendiri.
Bahkan juga mengandung potensi rohaniah yang melestariakan eksisitensi
masyarakat itu. Namun demikian, system nilai tersebut bukanya tidak dapat
mengalami perubahan. Terutama diakibatkan oleh kemajuan befikir manusia itu
sendiri maupaun desakan dari system nilai yang dianggap lebih baik. Diseluruh
dunia, saat ini sedang dilanda perubahan sistim nilai tradisional yang ada. Hal
ini disebabkan oleh budaya matrealistis yang mendidik masyarakat menilai
sesuatu dari nilai materinya. Sesuatu dianggap berharga kalau mengandung
nilai-nilai materi, yang pada giliranya akan melahirkan paham komunis.
Inilah yang menjadi titik sentral problem yang menjadi tantangan terhadap lembaga pendidikan, yang salah satu fungsinya adalah mengawetkan system nilai yang berkembang dalam masyarakat. Sehingga akulturasi budaya asing tidak menenggelamkan nilai-nilai cultural bangsa ini. Oleh, karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban-jawaban yang tepat, sehingga kecendrungan dan sikap berfikir msyarakat tidak terombang-ambing tanpa arah yang jelas.an
Inilah yang menjadi titik sentral problem yang menjadi tantangan terhadap lembaga pendidikan, yang salah satu fungsinya adalah mengawetkan system nilai yang berkembang dalam masyarakat. Sehingga akulturasi budaya asing tidak menenggelamkan nilai-nilai cultural bangsa ini. Oleh, karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban-jawaban yang tepat, sehingga kecendrungan dan sikap berfikir msyarakat tidak terombang-ambing tanpa arah yang jelas.an
C.
PROBLEM DAN SOLUSI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Pendidikan
Islam mengarahkan kepada pengembangan bakat-bakat manusia dan membangkitkan
nilai-nilai kebajikan yang mulia dalam dirinya. Tujuan ini merupakan pondasi
utama tempat dibangunya kepribadian manusia, masyarakat dan perdaban Islam.
Oleh karena itu dalam pandangan Islam seperangkat system pendidikan yang
konstruktif dan perwujudunya melui orang tua, guru, lembaga pendidikan, Negara
dan para pembaharu sosial Islam memiliki arti yang sangat penting.
Ada
beberapa point tujuan pendidikan Islam yang berkenaan dengan pembentukan sumber
daya manusia yang berkualitas, yaitu : Pendidikan islam bertujuan untuk
mengembngkan sumberdaya manusia untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan umat
manusia. Selanjutnya yaitu untuk menuntun manusia kearah metode berfikir ilmiah
serta penguasaaan ileum pengetahuan. Membantu anak-anak sera kaum muda memberi
mereka semangat menuntut ilmu, keahlian dan spesialisasi dalam berbagai bidang.
Dapat disimpulkan bahwa SDM yang berkualitas mustahil akan terwujud
tanpa adanya peran pendidikan Islam, sehingga diperlukan pendidikan Islam yang
tepat. Sebaliknya, system pendidikan Islam yang baik, tepat dan universal
sesuai keinginan ummat Islam dan manusia tidak akan tercipta tanpa adanya
kepedulian dari pad intelektual muda islam yang berkualitas dan tangguh dalam
memperjuangkan kemaslahatan ummat Islam. Cukup beralasan jika kita katakan
bahwa lembaga pendidikan Islam belum siap memasuki era mellinium ketiga, jika
tidak segera berbenah diri di era ini akan menjadi medan kematian bagi lembaga
pendidikan Islam. Untuk itu setidaknya ada empat jenis strategi yang harus
ditawarkan dalam upaya menjadikan lembaga pendidikan Islam yang kuat tanpa
harus kehilangan jati diriya sehingga mampu mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas. Kempat strategi itu adalah :
1.
Strategi Substantive
Lembaga pendidikan Islam perlu menyajikan program-program yang
kompetitif. Dilihat dari metode penyajianya, program-program tersebut menyentuh
tiga aspek pembelajaran, yaitu kognitif (pemahaman), afektif (penerimaan/sikap)
dan psikomotorik (pengalaman). Jika mengacu pada konsep dasar pendidikan oleh
UNESCO, proses pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam harus dapat membantu
peserta didik memiliki lima kemampuan, yaitu meraih pengetahuan, berbuat
sesuatu, menjadi diri sendiri, hidup berdampingan, mengenal ciptaan Tuhan. Bila
semua aspek dan kemampuan ini disajikan secara terpadu, maka para lulusan
Lembaga Pendidikan Islam diharapkan memiliki keseimbangan antara kualitas
ilmu/intelektual, iman dan amal/akhlak.
2.
Strategi bottom-up
Hal ini berarti bahwa Lembaga Pendidikan Islam harus tumbuh dari
bawah. Konsep dan desaigne program serta struktur kelembagaan pendidikan Islam
harus disesuaikan dengan potensi, situasi dan aspirasi masyarakat. Strategi ini
diperlukan agar Lembaga Pendidikan Islam tidak terkesan miliki suatu rezim,
Departemen Agama atau pengurus yayasan yang mengelolanya, tetapi milik
masyarakat lingkunganya. Masyarakat perlu dilibatkan agar memiliki concern
(kepedulian), sense of belonging (rasa memiliki) dan sense of responsibility
(rasa turut bertanggung jawab) terhadap keberadaan Lembaga Pendidikan Islam di
lingkungan mereka.
3.
Strategi deregulatory
Lembaga Pendidikan Islam sedapat mungkin tidak terlalu terikat pada
ketentuan-ketentuan baku yang terlalu sentralistik dan mengikat. Agar tidak
terkesan liar atau anarkis, diperlukan kebijaksanaan khusus dari jajaran
Departemen Agama atau pemerintah daerah, agar Lembaga Pendidikan Islam bebas
berkreasi dan berimpropisasi, sehingga dapat mengembangkan program-program yang
sesuai dengan sifat-sifat khusus yang dimilikinya.
Lembaga Pendidikan Islam perlu di beri peluang yang seluas-luasnya untuk mendesaigne kurikulum, khususnya kurikulum local, mengembangkan sumber belajar, merekrut tenaga pengajar, terutama tenaga pengajar luar biasa dan mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhan
Lembaga Pendidikan Islam perlu di beri peluang yang seluas-luasnya untuk mendesaigne kurikulum, khususnya kurikulum local, mengembangkan sumber belajar, merekrut tenaga pengajar, terutama tenaga pengajar luar biasa dan mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhan
4.
Strategi cooperative
Lembaga
Pendidikan Islam perlu mengembangkan jaringan baik antara sesame Lembaga
Pendidikan Islam maupun dengan Lembaga Pendidikan lain. Di samping itu, Lembaga
Pendidikan Islam memerlukan semangat kepeloporan dan kerjasama saling
menguntungkan dengan semua unsur dalam masyarakat.
Strategi
dan profile lembaga-lembaga pendidikan Islam ini penulis kaji secara universal
dan integratif, penulis berpandangan profile lembaga pendidikan Islam ideal
kedepan tidak dilihat secara fisik (labelisasi) saja tetapi lebih kepada
substansi dan esensi. Dengan demikian konsep ini bisa dipakai dan di
aplikasikan kepada lembaga pendidikan Islam yang sudah ada saat ini, sehingga
perwujudan tujuan pendidikan yang berahir pada out put sumber daya manusia
berkulaitas dapat terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan
ini dapat disimpulkan yaitu :
1.
Kajian
kritis pendidikan Islam secara hostoris khususnya pada masa-masa awal
pertumbuhan dimulai pada masa Nabi, Khulafaurasyidin, Khalifah Umayah, Khalifah
Abbasiyah ditujukan untuk mencari akar kelebihan dan kelemahan system
pendidikan yang diterapkan pada saat itu sehingga diketahui titik mana yang
harus dipertahankan dan titik mana yang harus dirubah sehingga dapat menjadi
refleksi menuju pengembangan pendidikan Islam saat ini
2.
Pendidikan
Islam saat ini tengah mengalami berbagai macam persolan, sehingga Pendidikan
Islam diklaim saat ini mengalami kemunduran, dan lebih tragis lagi belum bampu
menjawab tantangan zaman. Problem ini mendorong seluruh stekhholder pendidikan
Islam saat ini untuk mencari solusi alternative pengmbangan dan pembaharuan
kearah perbaiakan sehingga tetap survive menghadapi tantangan zaman.
3.
Tantangan-tantangan
yang dihadapi pendidikan Islam saat ini adalah antara lain : bidang politik,
budaya, ekonomi, kemsyarakatan ,sistim nilai, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tantangan ini menjadi salah satu landasan filosofis pengembangan Pendidikan
Islam menju kearah peningkatan kualitas SDM melalui Rekontruksi kelembagaan
pendidikan Islam
4.
Upaya
peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan strtegi cooperative, deregulatory,
bottom-up, Substantive.
B. SARAN - SARAN
1.
Sebaiknya
Lembaga Pendidikan Islam perlu mengembangkan jaringan baik antara sesama
Lembaga Pendidikan Islam maupun dengan Lembaga Pendidikan lain.
2.
Disamping
itu, Lembaga Pendidikan Islam memerlukan semangat kepeloporan dan kerjasama
saling menguntungkan dengan semua unsur dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi
Aksara, 1995
Cece Wijaya, Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1999, hlm. 38
http://kaduajatodakna.blogspot.com/2012/12/makalah-kapita-selekta-pendidikan-islam.html
Mahjub Magazine, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan,
Jakarta, Firdaus, 1992, hlm.10
No comments:
Post a Comment