BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sholat Subuh yang dilaksanakan sebelum fajar menjelang,
dilaksanakan sebanyak 2 rakaat. Namun ada sedikit perbedaan dengan sholat wajib
lainnya seperti dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Perbedaan tersebut ialah
melakukan do’a qunut pada rakaat kedua.
Namun di kalangan masyarakat, do’a qunut menjadi problem yang
dibesar-besarkan. Sering kali terdengar hujatan kepada orang-orang yang
melaksanakan qunut maupun yang tidak. Masing-masing menganggap pendiriannya
adalah benar. Padahal keduanya sama-sama baik. Yang salah adalah orang yang
meninggalkan sholat subuh.
Untuk itu penulis akan sedikit menguraikan masalah do’a qunut.
Penjelasan lebih lanjut ada pad bab selanjutnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalahnya sebagai berikut :
1.
Apa pengertian do’a qunut ?
2.
Bagaimana hukum do’a qunut pada
shalat subuh ?
3.
Apa bacaan do’a qunut ?
4.
Bagaimana perkara mengangkat
tangan waktu do’a qunut
5.
Bagaimana hukun bila terlupa
baca do’a qunut dalam shalat subuh ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DOA
QUNUT
Qunut adalah
doa mengharap kepada Allah swt. dalam menolak bahaya atau mendatangkan kebaikan
yang pelaksanaannya dalam rangkaian pelaksanaan sebelum ruku’ atau sesudah
ruku’ terakhir pada shalat yang dikerjakan. Bagi Syafi’i dan Maliki mengatakan
bahwa hukum doa qunut adalah sunat muakkad pada shalat subuh, pada shalat witir
setiap tahun dan paruh kedua (malam ke-16) bulan Ramadhan hingga akhir dan pada
shalat istisqa (minta hujan).
Doa
Qunut menurut Ukramah pertama kali dilakukan pada
saat Bani Sulaim terkena musibah, sesuai hadis Ibnu Abbas ra. yang berkata :
قَنَتَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم شَهْـرًا مُتَتَابِعًا فِى الظُّهْـرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَ الصُّبْحِ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ يَدْعُوْ كُلَّهُمْ عَلىٰ حَيٍّ مِنْ بَنِى سُلَيْمٍ عَلىٰ رِعْلٍ وذُكْوَانَ وَ عُصْبَةِ وَيُؤْمِنُ مَنْ خَلْفَهُ. رواه أبو داود و أحمد. (فقه السنة الجزء الأول، ٢٨)18.
“Rasulullah
saw. membaca doa qunut satu bulan berturut-turut pada waktu shalat
Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh yang ditempatkan diakhir semua shalat
jika telah berkata سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ pada rakaat terakhir,mereka berdoa atas
kehidupan dari Bani Sulaim atas Ri’al, Zukwan, Ushbah dan orang beriman
sesudahnya”.
H. R. Abu Dawud dan Ahmad)
Dalam
pelaksanaan doa qunut, ada yang berpendapat sebelum ruku’ dan ada yang
mengatakan sesudah ruku’ pada rakaat terakhir setiap shalat fardhu atau sunat. Karena
semua cara itu pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.
B.
HUKUM DOA QUNUT
PADA SHALAT SHUBUH
1.
Mazhab Syafi’i
dan Maliki,
Dalam mazhab Syafi’I dan Maliki, membaca doa
qunut setiap shalat subuh sesudah rakaat kedua dengan menempatkan dalam posisi
sunat muakkad dan ada pula pengikutnya mengatakan sunat saja. Pendapat ini
didasarkan pada beberapa hadis, antara lain hadis dari Anas bin Malik :
أَنَّ أَنَسَ
بْنَ مَالِكٍ سُئِلَ هَلْ قَنَتَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فِى صَلاَةِ
الصُّبْحِ؟ قَالَ : نَعَمْ، فَقِيْلَ لَهُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ أَوْ بَعْدَهُ؟
قَالَ : بَعْدَ
الرُّكُوْعِ، وَلَمَّا رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَزَّارُ وَالدَّارُقُطْنِيُّ وَ
الْبَيْهَقِيُّ وَالْحَاكِمُ وَصَحَّهُ عَنْهُ، قَالَ: مَازَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صلى الله عليه وسلم يَقْنُتُ فِى الفَجْـرِ حَتىّٰ فَارَقَ الدُّنْيَا. (فقه السنة
الجزء الأول، ٤۰)19.
“Sesungguhnya
Anas bin Malik ditanya : Apakah Nabi AS membaca doa qunut pada shalat
Subuh ? Maka Anas mengatakan : Ya. Berkata lagi sahabat kepadanya : Apakah
sebelum ruku’ atau sesudahnya ? Anas berkata : Sesudah ruku’. Dan
sebagaimana diriwayatkan Ahmad dkk. bahwa Anas berkata : Rasulullah saw. tidak
pernah berhenti mengerjakan doa qunut pada shalat subuh sampai beliau meninggal
dunia”.
2.
Sebagian
pengikut mazhab Maliki
Sebagian dari pengikut mazhab Maliki,
menganggap harus ada doa qunut pada waktu
Subuh dan apabila tidak dikerjakan, mereka menganggap shalat itu tidak sah.
Dalam kitab “يسئلونك فى الدين و الحياة” juz IV halaman 23 disebutkan :
فَقَالَ مَنْ تَرَكَهُ فَسَدَتْ صَلاَتُهُ20.
“Barang siapa meninggalkan qunut pada shalat subuh, maka shalatnya batal”.
3.
Mazhab Abu
Hanifah dan Hambali,
Menurut mazhab
Abu Hanifah dan Hambali, tidak ada doa qunut pada shalat subuh, didasarkan pada
hadis Anas bin Malik :
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ
لاَيَقْنُتُ فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ إِلاَّ إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلىٰ
قَوْمٍ. وَرُوِيَ الزُّبَيْرُ : وَالْخُلَفَاءُ الثَّلاَثَةُ أَنَّهُمْ كَانُوا
لاَ يَقْنُتُوْنَ فِى صَلاَةِ الْفَجْـرِ. (فقه السنة الجزء الأول، ٤۰)21.
“Sesungguhnya
Nabi SAW. tidak pernah membaca doa qunut pada shalat Subuh kecuali pada saat
mrndoakan keselamatan suatu kaum. Dan diriwayatkan Zubair : Khulafaur Rasyidin
yang tiga (Abu Bakar, Umar dan Usman), sesungguhnya mereka tidak membaca doa
qunut pada shalat Subuh”.
C.
BACAAN DOA
QUNUT
أَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ, وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ
عَافَيْتَ, وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا
أَعْطَيْتَ, وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ, فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ
يُقْضٰى عَلَيْكَ, وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ,وَلاَيَعِزُّ مَنْ
عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى
مَاقَضَيْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ, وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
سَيِّدِناَ مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
(Allahummahdiniy fiiman
hadait. Wa ‘aafiniy fiiman ‘aafait. Wa tawallaniy fiiman tawallait. Wa
baarikliy fiima a’thoita. Wa qiniy syarro maa qodhoit. Fainnaka taqdhii walaa
yuqdhoo ‘alaik. Wa innahuu laa yadzillu man waalait. Wa laa ya ‘izzu man
‘aadait. Tabaarokta robbanaa wata’aalait. Falakal hamdu ‘alaa maa qodhoit.
Astaghfiruka wa atuubu ilaik. Wa shollallahu ‘alaa sayyidinaa
muhammadininnabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihii washohbihii wa sallam.)
Terjemahannya kurang lebih: “Ya Allah tunjukkan aku sebagaimana
mereka yang telah Engkau tunjukkan. Berikan kesehatan kepadaku sebagaimana
mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Dan peliharalah aku sebagaimana
orang-orang yang telah Engkau peliharakan. Berilah keberkatan bagiku pada
apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya yang telah
Engkau tentukan. Maka sesungguhnya, Engkaulah yang menghukum dan bukannya yang
kena hukum. Dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak
mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha
Tinggi. Maka bagi Engkaulah segala pujian di atas apa yang Engkau hukumkan. Aku
memohon ampun dari-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu. Dan semoga Allah mencurahkan
rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.”
Jika anda menjadi imam, anda perlu
membaca dan mengubah kalimah tertentu. Manakala, makmum tidak perlu membaca
pada kalimah-kalimah tersebut hanya perlu menadah tangan serta
menyambutnya dengan amin sahaja. Kalimah kalimah tersebut ialah :
"Allah humah dini" kepada "Allah humah
dina"
"Wa'a fini " kepada "Wa'a fina "
"Watawallani" kepada "Watawallana"
"Wabarikli" kepada "Wabariklana"
"Waqinii" kepada "Waqina"
D.
MENGANGKAT
TANGAN WAKTU QUNUT
Dalam
mengerjakan qunut, baik itu dilakukan pada shalat subuh, shalat witir dan
shalat lainnya, maupun do’a-do’a pada umumnya didasarkan pada hadits :
1.
Dari Ibn Mas’ud ra. yang mengatakan:
كَانَ يَرْفَعُ يَدَهُ فِى الْقُنُوْتِ إِلىٰ
صُدُوْرِهِ. (يسئلونك فى الدين والحياة الجزء الثانى، ٥٨).33
“Rasullah saw.
mengangkat tangannya pada waktu qunut sampai ke dadanya”.
2.
Dari Salman ra. berkata :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ
رَبَّكُمْ حَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عِبَادِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ
إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمْ صِفْرًا. رواه أبو داود وابن ماجه والترمذي وصححه
الحاكم. (بلوغ المرام،٢۰۰ )34.
“Salman berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Hidup lagi Maha
Mulia, malu terhadap hamba-Nya jika diangkat tangan kepada-Nya lalu dibalasnya
dengan kosong”. H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan
dishahihkan oleh Hakim.
Dalam
kitab تنوير القلوب halaman 137 dijelaskan bahwa pada dasarnya mengangkat tangan
pada waktu qunut dan menengadahkan telapak tangan menghadap ke langit pada saat
memohon kebaikan dan menengadahkan punggung telapak tangan pada waktu menolak
bahaya adalah sunat. Dan dalam shalat jam’ah disunatkan imam untuk qunut dengan
lafadz jama’ dengan mengucapkan:
اللهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا
فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا
أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضىٰ
عَلَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ،
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلىٰ مَاقَضَيْتَ،
نََسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَ عَلىٰ وَصَحْبِهِ وَسَـلَّمَ.35.
Dari
hadits Abu Hurairah ra. yang dikeluarkan oleh hakim dan disahkannya, dikatakan:
بِأَنَّهُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ فِى رَكْعَةِ
الثَّانِيَةِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ، فَيَدْعُوْ بِهذَا الدُّعَاءِ : اللهُمَّ
اهْدِنِى فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِى
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِى فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِى شَرَّ
مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضىٰ عَلَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ
مَنْ وَالَيْتَ وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ،
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلىٰ مَاقَضَيْتَ، أَسْتْغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ،
وَصَلَّى اللهُ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ وَصَحْبِهِ وَسَـلَّمَ. (سبل
السـلام الجزء الأول،۱٨٤ )36.
“Sesungguhnya
adalah Rasulullah saw. Jika selesai mengangkat kepalanya dari ruku’ pada shalat
subuh di rakaat kedua , diangkat kedua tangannya lalu berdo’a dengan do’a qunut
E.
HUKUM TERLUPA BACA DOA QUNUT DALAM SOLAT SUBUH
Membaca qunut dalam solat Subuh menurut mazhab
Imam Syafie termasuk dalam sunat ab’adh iaitu perkara sunat dalam solat yang
mesti dilakukan.
Selain qunut, sunat ab’adh termasuk membaca
tasyahhud awal, selawat atas nabi selepas tasyahhud awal, selawat atas keluarga
nabi selepas tasyahhud akhir, duduk bagi membaca tasyahhud awwal dan akhir
serta selawat atas nabi dan ahli keluarga selepas qunut.
Jika seseorang tertinggal atau meninggalkan
satu sunat ab’adh maka dikehendaki sujud sahwi.Perkara yang sepatutnya
dilakukan ialah meneruskan solat seperti biasa dan sujud sahwi sebelum memberi
salam kerana tertinggal qunut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
F.
KESIMPULAN
Qunut adalah
doa mengharap kepada Allah swt. dalam menolak bahaya atau mendatangkan kebaikan
yang pelaksanaannya dalam rangkaian pelaksanaan sebelum ruku’ atau sesudah
ruku’ terakhir pada shalat yang dikerjakan. Bagi Syafi’i dan Maliki mengatakan
bahwa hukum doa qunut adalah sunat muakkad pada shalat subuh, pada shalat witir
setiap tahun dan paruh kedua (malam ke-16) bulan Ramadhan hingga akhir dan pada
shalat istisqa (minta hujan).
4.
Mazhab Syafi’i
dan Maliki,
membaca doa qunut setiap shalat subuh sesudah rakaat kedua dengan menempatkan
dalam posisi sunat muakkad dan ada pula pengikutnya mengatakan sunat saja.
5.
Sebagian
pengikut mazhab Maliki menganggap harus ada doa qunut pada waktu
Subuh dan apabila tidak dikerjakan, mereka menganggap shalat itu tidak sah.
6.
Mazhab Abu
Hanifah dan Hambali, tidak ada doa qunut pada shalat subuh,
Bacaan Doa Qunut
أَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ, وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ, وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ
تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ,
وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ, فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ
يُقْضٰى عَلَيْكَ, وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ,وَلاَيَعِزُّ مَنْ
عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى
مَاقَضَيْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ, وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
سَيِّدِناَ مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
Membaca
qunut dalam solat Subuh menurut mazhab Imam Syafie termasuk dalam sunat ab’adh
iaitu perkara sunat dalam solat yang mesti dilakukan.
Selain
qunut, sunat
ab’adh termasuk membaca tasyahhud awal, selawat atas nabi
selepas tasyahhud awal, selawat atas keluarga nabi selepas tasyahhud akhir,
duduk bagi membaca tasyahhud awwal dan akhir serta selawat atas nabi dan ahli
keluarga selepas qunut.
Jika
seseorang tertinggal atau meninggalkan satu sunat ab’adh maka dikehendaki sujud
sahwi.Perkara yang sepatutnya dilakukan ialah meneruskan solat seperti
biasa dan sujud sahwi sebelum memberi salam kerana tertinggal qunut.
DAFTAR PUSTAKA
http://mi-kalimulyo.blogspot.com/2013/04/hukum-dan-bacaan-doa-qunut-dalam-salat.html
This is one of the most incredible blogs I've read in a very long time. The amount of information in here scr888 agent is stunning, like you practically wrote the book on the subject. Your blog is great for anyone who wants to understand this subject more. Great stuff; please keep it up!
ReplyDelete