PENDAHULUAN
Tiada
yang pantas kita puja dan puji selain kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia-Nya kepada kita semua. Jika kita jadikan air laut sebagai pena
dan dedaunan sebagai kertasnya maka belumlah cukup untuk menggambarkan
nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Shalawat serta salam
senantiasa kita curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT dan semoga kita semua akan
mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak, Amin.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.
. Kata pendidikan berasal dari kata didik
yang berarti menjaga, dan meningkatkan. (Webster's Third Digtionary),
yang dapat didefinisikan sebagai berikut.
a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk
berbagai tingkat pertumbuhan atau mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan,
kualitas jiwa, kesehatan fisik dan kompetensi.
b. Memberikan pelatihan formal dan
praktek yang di supervisi.
c. Menyediakan informasi.
d. Meningkatkan dan memperbaiki
PEBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Islam
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik
oleh orang dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[1]
Sebuah analogi ringan dari masyarakat primitif mereka berasumsi
bahwa dimulainya pendidikan Islam adalah karena proses sosial yang dengan
sendirinya seseorang akan mempelajari benda-benda atau hal-hal yang penting
agar dia dapat menyesuaikan dirinya dengan kehidupan masyarakat, dengan
mengambil bagian dalam aktivitas masyarakat akan menambah pengalaman, setiap
pengalaman pada dasarnya akan bersifat mendidik (menjadi guru) dalam hidup
tujuan akhir pendidikan pada masyarakat primitif adalah mencapai pengetahuan
yang diperlukan buat menyesuaikan diri dengan kebudayaan.[2]
Dalam masa perkembangannya proses kehidupan umat manusia di akhir
abad ke 20. Teori pendidikan dan filsafat pendidikan haruslah disesuaikan
dengan kondisi zaman yang lalu. Persoalannya apakah sistem itu dapat menjawab
tantangan zaman yang sekarang dan yang akan datang yang kita hadapi (Hamdani
Ali, 1986 : 20-21).
Sejak awal Islam didakwahkan oleh Rasulullah saw. melalui pendidikan
dengan sendirinya bertambahlah lembaga-lembaga pendidikan sebagai tempat untuk
mencari/menuntut mutu kendati sarana dan fasilitas yang ada masih serba
terbatas, namun menjadi acuan (dasar) untuk menyelenggarakan pendidikan Islam
secara sistematis, tempat-tempat pada zaman itu seperti al-Iqra’ Masjid
al-Hikmah dan Majlis Taklim lainnya, al-Khattab (Abdullah Fadjar, 1991 : 11).
Di Indonesia sendiri pendidikan Islam itu berlangsung dalam keluarga
dan lembaga pendidikan lainnya. Seperti madrasah-madrasah (ibtidaiyyah,
tsanawiyah dan aliyah) dan pondok-pondok pesantren sebagai suatu fundamental
pewaris nilai-nilai Islam yang kondusif, yang tidak terlepas dari aspek dasar
pewaris nilai-nilai Islamiyah. Itu disebabkan oleh perbedaan sistem pendidikan
kita dengan sistem pendidikan barat adalah orientasi sebagai indikator utama
(barat) adalah materi yang sekularisme (The Post Cristiaw Era) yang
menatap dengan bayang-bayang Tuhan dengan mata hati dimasyarakatkan oleh alam
semesta.
Demikian pula dalam kehidupan bernegara sebagai bangsa Indonesia
yang telah menjunjung tinggi demokrasi (pasca reformasi) mencerdaskan kehidupan
bangsa menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan haruslah merata ke seluruh lapisan masyarakat (penduduk) Indonesia
melalui lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Proses ini menyangkut kegiatan belajar secara formal maupun non formal yang
berlangsung pada Tri Pusat Pendidikan (Djamaluddin AB, 1984 : 14).[3]
Akhirnya pendidikan atau
pendidikan Islam itu tidak memiliki batas, karena pendidikan itu mesti kondusif
yang didasari pada eksistensi manusia yang berhubungan dengan Khaliknya,
sesamanya makhluk dan lingkungan sekitarnya dibina dan dikembangkan. Olehnya
itu dapat dikatakan bahwa batas awal pendidikan Islam memilih pasangan hidup
(suami-isteri) dan mendidik anak dimulai dari buaian hingga liang lahat, karena
tidak ada batas tertentu bagi seseorang dalam pendidikan (long time
education). Pendidikan Islam adalah tanggung jawab kita bersama.
B. Ruang Lingkup Pengajaran
Pendidikan Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik
dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah adalah :[4]
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar
mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut
ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang
mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya,
pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya
yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala
bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar
siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk
ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya
menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber
pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini
adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang
bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang
terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya
ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah
agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam
dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai
agama Islam.
C. Pokok-Pokok Ajaran Islam
Sebagai Materi Ajar
Pada hakekatnya antara
materi dan kurikulum mengandung arti sama, yaitu bahan-bahan pelajaran yang
disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu system intitusional pendidikan.
Materi-materi yang
diuraikan dalam Al-qur’an menjadi bahan-bahan pokok pelajaran yang disajikan
dalam proses pendidikan agama islam, formal maupun nonformal. Oleh karena itu,
materi pendidikan islam yang bersumber dari Al-qur’n harus dipahami, dihayati,
diyakini, dan diamalkan dalam kehidupan umat islam.[5]
Semua jenis ilmu yang
dikembangkan para ahli pikir islam dari kandungan Al-qur’an dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Al-Farabi
mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-qur’an meliputi sebagai
berikut:
1.
Ilmu bahasa
2.
Logika
3.
Sains persiapan terdiri
dari ilmu berhitung, geometri, optika, sains tentang benda-benda samawi seperti
astronomi; ilmu pengukuran (timbangan), ilmu tentang pembuatan
instrumen-instrumen, dan sebagainya.
4.
Fisika (ilmu alam) dan
metafisika (ilmu tentang alam dibalik alam nyata).
5.
Ilmu kemasyarakatan
terdiri dari hukum atau syariah dan ilmu retorika (ilmu berpidato).
Dalam ilmu pendidikan
islam, kurikulum merupakan bahan-bahan yang diproses dalam system kependidikan
isalam. Ia juga menjadi bahan masukan yang mengandung fungsi sebagai alat
pencapai tujuan pendidikan islam.
Menurut sifatnya,
kurikulum pendidikan islam dipandang sebagai cermin idealitas islam yang
tersusun dalam bentuk serangkaian program dan konsep dalam mencapai tujuan
pendidikan. Dengan memperhatikan program yang berbentuk kurikulum, kita dapat
mengetahui cita-cita apakah yang hendak diwujudkan oleh proses pendidikan islam
itu? Pertanyaan ini akan terjawab dalam kurikulum yang dipersiapkan dalam suatu
proses pendidikan. [6]
Menurut pandangan Prof. Dr. Mohammad Fadhil
al-Djamaly, semua jenis ilmu yang terkandung di dalam Al-qur’an harus diajarkan
kepada anak didik. Ilmu-ilmu tersebut meliputi: ilmu agama, sejarah, ilmu
falak, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, biologi, ilmu
hitung, ilmu hitung, ilmu hukum, perundang-undangan, ilmu kemasyarakatan, ilmu
ekonomi, balaghah, ilmu bahasa arab, ilmu pembelaan negara, dan segala ilmu
yang dapat mengembangkan kehidupan umat manusia dan mempertinggi derajatnya.
Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ikhwanussofa berpendapat
bahwa kesempurnaan manusia tidak akan tercapai kecuali dengan
terpenuhinya antara kebutuhan agama dan ilmu pengetahuan.[7]
Pandangan tersebut tidak bertentangan dengan
pemikiran para ahli pikir pendidikan dibarat yang berpaham idealisme. Bahkan
kaum idealis, seperti John S. Brubacher memandang bahwa tolak ukur efektivitas
suatu nilai dari system pendidikan adalah pada corak keperibadian
seseorang, nilai-nilai tersebut membentuk karakter yang berkeadilan sosial,
terampil dengan kemampuan menciptakan seni, memiliki perasaan cinta kasih, dan
berilmu pengetahuan.
Dari uraian diatas kami sedikit menyimpulkan
bahwa pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa. pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental atau peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Ruang lingkup pengajaran pendidikan islam meliputi; pengajaran keimanan,
pengajaran akhlak, pengajaran ibadah, pengajaran fiqih, pengajaran Al-qur’an
dan pengajaran sejarah islam. Sedangkan pokok-pokok ajaran islam sebagai materi
ajar meliputi; ilmu bahasa, logika, ilmu berhitung, ilmu fisika, ilmu
masyarakat dan sebagainya.
Daftar Kepustakaan
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia,
Cetakan Kedelapan, 2010.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Bumi Aksara, Cetakan Keempat 2009.
http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html
Media Kita. Com.
[5]
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner,
Bumi Aksara jl. Sawo Raya
No.18 Jakarta 2009, h 135
[6]
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner,
Bumi Aksara jl. Sawo Raya
No.18 Jakarta 2009, h 136
No comments:
Post a Comment