MAKALAH
Penggunaan Media Sumber Belajar Dalam Proses
Belajar Mengajar
Dosen Pembimbing
: Dr.
Hilmi H. Tarsyidi, M. Pd.
Kelompok : VI
1. Sanah
2. Tilae Purnamawatie
3. Halia Susanti
4. Siti Qomariyah
5. Fatimah
6. Dina Aprilianti
7. Mastiqomah
Lokal : B2
Semester :
VI (Enam)
Mata Kuliah : Strategi Belajar dan Mengajar
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
KUALA KAPUAS
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penggunaan Media Sumber Belajar dalam Proses
Belajar Mengajar”, sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis berikan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut
beliau hingga akhir zaman.
Pembuatan makalah ini tentunya
bertujuan untuk menambah wawasan para mahasiswa (i) STAI Kuala Kapuas, serta
melengkapi tugas mata kuliah Strategi Belajar dan Mengajar yang dibimbing oleh Bapak
Dr. Hilmi H. Tarsyidi,
M.Pd.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, dari segi cara penulisan maupun penyusunannya. Untuk itu, penulis mohon
maaf sebesar-besarnya. Dan penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya penulis bisa
melakukannya dengan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kuala Kapuas, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media .......................................................................................... 2
B.
Media sebagai Alat Bantu ............................................................................. 2
C.
Media
sebagai Sumber Belajar ...................................................................... 3
D.
Macam-Macam
Media ................................................................................... 3
E.
Prinsip-Prinsip Pemilihan dan
Penggunaan Media ........................................ 5
F.
Dasar-Dasar Pertimbangan
Pemilihan Penggunaan Media ........................... 5
G.
Pengembangan dan Pemanfaatan
Media ...................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan
merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk
membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan
dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua
orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat
diperoleh manusia produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana
perluasan akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik secara horizontal
maupun vertikal.
Dalam dunia pendidikan
banyak hal-hal ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan dan peningkatan
mutu pendidikan yang mana kesemua faktor itu mempunyai peranan dan fungsi
masing-masing. Salah satu faktor yang mempengaruhi atau faktor pendukung dalam
dunia pendidikan adalah media pendidikan.
Khususnya diindonesia di
daerah pedalaman masih banyak sekali sekolahan-sekolahan yang belum memiliki
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai sehingga dalam proses belajar
mengajar mereka mengalami berbagai macam kendala. Sedangkan
sekolah-sekolah yang sudah majupun terkadang masih ada yang belum memadai juga,
kalaupun ada yang sudah memadai terkadang pemanfaatannya yang belum maksimal.
Dalam batas-batas tertentu
manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain,
namun dalam batas-batas tertentu pula manusia dalam belajar memerlukan bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain
dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, efektif,
efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud dengan
pembelajaran. Hakekatnya pembelajaran secara umum sebagai upaya yang tujuannya
adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar yang diatur oleh guru.
Dalam interaksi pembelajaran , setiap peserta didik diperlakukan sebagai
manusia yang bermartabat, yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara
optimal.
Meskipun banyak faktor
yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang
terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan
sebagai sumber belajar. Maka dari itu kami memutuskan untuk membuat makalah ini
dengan judul Penggunaan Media Sumber Belajar dalam Proses Belajar
Mengajar guna menambah khazanah pengetahuan dan wawasan yang dapat
berguna kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari
bahasa latin “medius” yang secara harfiyah yang berarti “tengah, perantara,
atau pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara, “wasaail” atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Santoso S.
Hamidjojo media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide,
sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Sedangkan Assosiasi
Teknologi dan Komunikasi (AECT) di Amerika memberi batasan yaitu: Media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/
informasi.
Kesimpulannya, media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Dapat dipahami
bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran
B.
MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU
Media sebagai alat bantu
dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru
dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran
sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan
pelajaran yang rumit atau kompleks.
Yang dimaksud alat bantu
disini adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini berfungsi untuk membantu dan meragakan
sesuatu dalam proses pengajaran. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip
bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap
melalui panca indera.
Sebagai alat Bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama.
Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Akhirnya, dapat dipahami
bahwa media adalah alat Bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang
mempergunakannnya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan
pengajaran.
C.
MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Biasanya
guru hanya menetapkan buku teks sebagai sumber belajar, namun dalam perkembangannya,
maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi guru sebaiknya memanfaatkan
sumber lain selain buku wajib, misalnya, film, majalah, laboratorium,
perpustakaan dan lain sebagainya.
Udin Saripudin dan
Winataputra mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu
manusia, buku atau perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
seseorang.
Media pendidikan sebagai
sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka bentuk
dan jenis media pendidikan yang dipergunakan oleh guru menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda guru dapat membawa
bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan
bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan
sebagai sumber belajar.
Dewasa ini, perangkat
teknologi sudah ada dimana-mana. Pertumbuhan dan perkembangannya hampir-hampir
tak terkendali,. Di sekolah-sekolah, khususnya di kota-kota besar, teknologi
dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Ternyata teknologi, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai sumber
belajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang pandai menggunakan media
adalah guru yang bisa memanipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai
penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses
belajar mengajar.
D.
MACAM-MACAM MEDIA
Media pembelajaran banyak
jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih
dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh
pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan
ada yang sengaja dirancang oleh para ahlinya. Macam-macam Media
yang digunakan sebagai sumber belajar yaitu:
1.
Dilihat Dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam :
a. Media auditif. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
Seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk
orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),
slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film
kartun.
c.
Media Audiovisual. Media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam :
Ø Audiovisual diam yaitu
media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film
rangkai suara, dan cetak suara.
Ø Audiovisual gerak, yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film
suara dan video cassette.
Pembagian lain
dari media ini adalah :
Ø Audiovisual
murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber
seperti film video-cassette.
Ø Audiovisual
tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari
slides proyektor dan unsur suaaranya bersumber dari tape recorder.
2.
Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam :
a. Media dengan Gaya Liput
Luas dan Serentak. Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik
yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
b. Media dengan Gaya Liput
yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat. Media ini dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus. Contoh :
film, sound slice, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup
dan gelap.
c. Media untuk Pengajaran
Individual. Media ini penggunaannya
hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.
3.
Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi
Dalam :
a. Media Sederhana yaitu media yang mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya
mudah, serta penggunaannya tidak sulit.
b. Media Kompleks yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilah yang
memadai.
E.
PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA
Sseorang guru diharapkan
dapat mentukan media pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada suatu kali
pertemuan, jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang proses belajar
mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Ketika suatu media akan dipilih dan
dipergunaka, ketika itulah beberapa prinsip perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan para guru. Drs. Sudurman N. mengemukakan beberapa prinsip
pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan
digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Pemilihan
media untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar untuk hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi,
untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual. Tujuan pemilihan ini
berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. Karakteristik Media
Pengajaran
Setiap media mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya,
maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan
keterampilan pemilihan media pengajaran.
3. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya
adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternative pilihan. Guru bisa
menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa
media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya
satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Sedangkan menurut Dr. Nana
Sudjana (1991:104) tentang prinsip-prinsip penggunaan media agar mencapai hasil
yang baik yaitu:
1. Menentukan jenis media
dengan tepat,
2. Menetapkan atau
memperhitungkan subjek dengan tepat,
3. Menyajikan media dengan
tepat,
4. Menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
F.
DASAR-DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN MEDIA
1.
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam
Memilih Media Pengajaran
a. Objektivitas, artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar
kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau
percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efesiensi yang
tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
b. Program Pengajaran, yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
c. Sasaran Program, yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran
melalui media pengajaran.
d. Situasi dan Kondisi, yang dimaksud adalah:
Ø
Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang dipergunakan,
seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
Ø
Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai
jumlahnya, motivasi dan kegairahan.
e. Kualitas Teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah
memenuhi syarat atau belum.
f.
Kefektifan dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efesiensi
berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan
media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran
dapat diserap oleh anak didik dengan optimal sehingga menimbulkan perubahan
tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunaakan media
tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut sedikit mungkin.
2.
Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
a. Ketepatannya dengan tujuan
pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi
bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep
dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami
siswa.
c. Kemudahan memperoleh
media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah
dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam
menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru
dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
e. Tersedia waktu untuk
menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama
pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan taraf
berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalam media tersebut dapat
dipahami oleh siswa.
G.
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA
Media pengajaran adalah
suatu alat Bantu yang tidak bernyawa. Alat ini bersifat netral. Peranannya akan
terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Sebagai alat
bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Nana
Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori,
sebagai berikut:
1.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif.
2.
Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
siatuasi mengajar.
3.
Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaanya integral (tidak
terpisahkan) dengan tujuan dari isi pelajaran.
4.
Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan melainkan
proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5.
Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan
guru.
6.
Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.
Ketika fungsi-fungsi media
pelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah
peranannya sebagai berikut:
1. Sebagai penjelas dari
keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
2. Media dapat memunculkan
permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam
proses belajarnya.
3. Media sebagai sumber
belajar bagi siswa.
Sebagai media yang
meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar, maka
pengembangannya diserahkan kepada guru sesuai dengan kemampuannya. Kegagalan
seorang guru dalam mengembangkan media
pengajaran akan terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik media itu
sendiri sangat kurang. Sehingga guru
harus memanfaatkan media menurut
langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik. Ada enam langkah
yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media
sebagai berikut:
1.
Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2. Persiapan guru. Paa fase
ini, guru memilih dan menetapkan media yang akan dimanfaatkan guna mencapai
tujuan.
3. Persiapan kelas. Pada fase
ini, siswa atau kelas harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media.
4. Langkah penyajian
pelajaran dan pemanfaatan media. Fase ini penyajian bahan pelajaran dengan
memanfaatkan media pengajaran yang sangat dibutuhkan keahlian seorang guru.
5. Langkah kegiatan belajar
siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran baik
siswa yang mempraktikkan atau guru langsung memanfaatkannya.
6. Langkah evaluasi
pengajaran. Pada fase ini, kegiatan belajar dievaluasi, sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, yang dapat dinilai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai
dan sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
belajar siswa.
Nana Sudjana (1991) mengemukkan Nilai-nilai praktis media pengajaran adalah
:
a. Media dapat meletakkan
dasar-dasar yang nyata untuk berpikir dan mengurangi verbalisme.
b. Media dapat memperbesar
minat dan perhatian siswa untuk belajar.
c. Menampilkan objek yang
terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas. Misalnya
binatang yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
d. Media dapat meletakkan
dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
e. Memberikan pengalaman yang
nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
f. Menumbuhkan pemikiran yang
teratur dan berkesinambungan.
g. Membantu tumbuhnya
pemikiran dan memantau berkembangnya kemampuan berbahasa.
h. Metode belajar lebih
bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
i.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
siswa.
j.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Untuk dapat merasakan
manfaatnya, guru dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses
belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat
dimanfaatkan oleh guru adalah media yang sesuai dengan misi tujuan. Cara
memanfaatkan media tergantung dari jenia dan karakteristik suatu media. Cara
pemakaiannya tidak mesti harus guru, tetapi siswa juga bisa, selama untuk
mencapai tujuan pengajaran.
BAB III
PENUTUP
Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media adalah alat Bantu
dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannnya untuk
membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
Media pendidikan sebagai
sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka bentuk
dan jenis media pendidikan yang dipergunakan oleh guru menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi anak didik.
Dilihat Dari Jenisnya,
Media Dibagi 1. Media auditif. 2. Media visual. 3. Media
Audiovisual. Dilihat dari Daya
Liputnya, Media Dibagi :1. Media dengan Gaya Liput Luas dan Serentak, 2. Media
dengan Gaya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat,3. Media untuk Pengajaran
Individual. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam : 1. Media
Sederhana 2. Media Kompleks
Ada beberapa prinsip
pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai
berikut: 1. Tujuan Pemilihan 2.Karakteristik Media Pengajaran 3. Alternatif
Pilihan
Media ini mempunyai
peranan dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
sebagaimana diungkapkan diatas. Demikianlah makalah yang sederhana ini kami
susun sebatas kemampuan kami, dan diharapkan dengan makalah ini dapat menambah
wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT.
Radjagrafindo Persada, 2009
Bahri Djamarah Syaiful dan
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
http://fatkur4m4ns.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_6634.html
http://inmuchlis.blogspot.com/2012/02/dalam-proses-belajar-mengajar-kehadiran.html
http://mayasrh.wordpress.com/2011/12/19/penggunaan-media-sumber-belajar-dalam-proses-belajar-mengajar/
http://www.geocities.ws/klinikikm/pendidikan-perilaku/alat-bantu.htm
http://www.sarjanaku.com/2011/05/pengertian-media-pemanfaatan-media.html
Rivai, Ahmad. Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru. 1991.
Sudjana Nana, Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1991
___________, Media
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1991
Sukariyah, Wan. Model-Model
Mengajar CBSA. Bandung : Sinar Baru. 1991.
No comments:
Post a Comment