BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem
yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang
dianggap dan diyakini sebagai yang ideal.
Apa yang akan terjadi bila pendidikan tanpa lembaga?
Meski pesan pendidikan yang disampaikan sesungguhnya indah tapi
bila tidak dikemas dengan cara yang baik, apa yang akan terjadi?
Jangan sedih dan jangan berputus asa
wahai para penuntut ilmu. Apa yang tidak dapat kamu raih pada hari ini, maka
janganlah kamu menghentikan roda kehidupan, Janganlah harapan dan cita-citamu
menjadi lenyap karena ketidak lengkapnya suatu sarana pendidikan. Janganlah
gerak langkahmu dan mimpi indahmu terhenti karenanya. Ketahuilah esok hari,
kejutan-kejutan indah akan memotivasi dirimu.
Kita ingat orang bijak berkata ”manusia yang tidak
mempunyai cita-cita, maka sama nasibnya dengan burung yang tidak mempunyai
sayap” begitu juga ”al-himmah al-’ulya min al-imaan” cita-cita yang tinggi itu
sebagian dari iman.
Tidak kah kita perhatikan dengan lembaga apakah
Rasulullah membimbing para sahabat? Ditempat manakah para shahabat beliau
menempuh pendidikan? Tidak lain dan tidak bukan masjidlah sebagai tempat
pendidikannya. Ya hanya dengan masjid, tapi beliau mampu memunculkan
almnus-alimnus terbaik dari madrasah kehidupan beliau.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah kecil ini
berguna untuk menstimulasi timbulnya pemikiran kritis dalam mencari
penyelesaian kelemahan yang ada dalam sistem pendidikan
islam dilembaga pendidikan kita, serta agar tumbuh ide-ide cemerlang atau upaya
kreatif yang secara terus-menerus berusaha mengembangkan upaya pendidikan
kearah yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASJID
Masjid berasal dari kata bahasa arab yaitu bentuk isim
makan dari kata sajada- yasjudu. ”Al-masjidu ay al-makan liadai al –sujuud”
yaitu tempat untuk sujud. Secara teknis sujud adalah meletekkan kening ketanah.
Secara makna sujud bererti menyembah Tuhan. Jika ditujukan selain kepada Tuhan
sujud mengandung arti hormat kepada sesuatu yang dipandang besar atau agung.
Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun mengandung arti
tempat yang banyak dipergunakan untuk sujud, kemudian mengerucut artinya
menjadi selembar kain atau karpet yang dibuat khusus untuk sholat orang
perorang.
Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum
dan arti khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan
untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan menjadikan bumi
ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam arti khusus adalah tempat atau
bangunan yang dibangun khusus untuk ibadah, terutama sholat berjamaah. Secara
konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bisa
disebut juga rumah masyarakat (bait al-jami’).
Sedangkan masjid yang dibuat untuk sholat jum’at dosebut
masjid jami’ adapula masjid yang dipakai untuk sholat lima
waktu saja biasanya tidak terlalu besar disebut musholla, artinya tempat
sholat. Di daerah tertentu musholla terkadang dinamakan langgar atau surau.
B. PERAN DAN FUNGSI MASJID
Pada zaman nabi, masjid berperan sebagai pusat
pengembangan masyarakat, setiap hari masyarakat mendengar pemberitahuan,
arahan, serta anjuran dari nabi tentang banyak hal, seperti prinsip-prinsip keberagamaan,
tentang sistem masyarakat baru, sampai ayat-ayat Al-qur’an yang baru turun.
Adzan yang dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan
masyarakat dalam membangun kebersamaan.
Fungsi masjd di zaman Nabi, sebagai berikut:
1.
sebagai tempat menjalankan sholat
2.
sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen)
3.
sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut
keadilan
4.
secara tidak langsung sebagai tempat pertemuan
bisnis
C. EKSISTENSI MASJID SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Pada masa-masa awal penyebaran Islam, masjid merupakan
pusat berbagai aktivitas, yang terpenting adalah; sebagai pusat peribadatan,
pusat penddikan dan pengembangan kebudayaan, begitu juga sebelum ddirikan
kantor-kantor pemerintahan, masjid merupakan pusat berbagai kegiatan
pemerintahan bahkan sampai sekarang masjid tetap eksis dengan banyaknya
kegiatan, diantaranya adalah, sebagai berikut:
1.
Sholat berjamaah di waktu-aktu yang telah ditentukan.
2.
Tilawah Al-qur’an dan pengajarannya.
3.
Aktivitas dakwah.
4.
Pesantren kilat.
5.
Sosialisasi nilai-nilai islam.
6.
Memperkokoh persatuan.
7.
Pembinaan umat.
8.
Mobilisasi potensi umat.
tA$s%ur
×@ã_u
Ö`ÏB÷sB
ô`ÏiB ÉA#uä
cöqtãöÏù
ÞOçFõ3t
ÿ¼çmuZ»yJÎ)
tbqè=çFø)s?r& ¸xã_u br&
tAqà)t }În1u
ª!$#
ôs%ur
Mä.uä!%y` ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ `ÏB
öNä3În/§ ( bÎ)ur
à7t
$\/ɻ2
Ïmøn=yèsù
¼çmç/Éx. ( bÎ)ur
à7t
$]%Ï$|¹
Nä3ö6ÅÁã âÙ÷èt/ Ï%©!$#
öNä.ßÏèt
( ¨bÎ) ©!$# w Ïöku
ô`tB
uqèd
Ô$Îô£ãB
Ò>#¤x. ÇËÑÈ
Artinya : ”Dan seorang
laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan
imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki Karena dia
menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia Telah datang kepadamu dengan
membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. dan jika ia seorang pendusta Maka
dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar
niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu".
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi
pendusta.” {QS. Al-Mu’min : 28 }
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah singkat yang mampu penulis persembahkan
kehadapan sidang pembaca. Akhirnya penulis tutup dengan uraian, sbb:
1.
Barang siapa membangun masjid berarti membangun rumah
Allah swt
2.
Barang siapa membangun masjid karena allah, pasti Allah
akan membangunkan rumah untuknya di surga (muttafaqun ’alaih).
3.
Perlindungan bagi orang yang gema mmkmurkan masjid.
4.
Ada 7 golongan yang mendapat perlindungan Allah dihari
dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan-Nya, diantaranya yaitu;
seorang (laki-laki) yang hatinya bergantung pada masjid
5.
Seorang (laki-laki) yang hatinya senantiasa terpaut erat
dengan masjid( H.R. Bukhori-muslim).
6.
Orang yang memakmurkan masjid menunjukkan bukti imannya
(Q.S; 9/17-18)
7.
”Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan
mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah
orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.”
8.
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya:
Al-Hidayah, 1998)
Usa, Muslih, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita
Dan Fakta, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, Juli 1991) Cet. 1
Izzuddin, Abu, Panduan Ceramah Dan Retorika, (Solo: Pustaka
Amanah, 1997) Cet. 1
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya., 2001) Cet. 4
Asrahah, hanun, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Logos Wacana Ilmu, 1999) Cet. 1
Noer aly, hery, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Logos Wacana Ilmu, 1999) Cet. 1
Ba Duwailan, Ahmad Bin salim, Wa Akhiran Jaa-al Faraj
Qashash wa Tajaarib Waaqi”iyyah,( terjemah; Amri, Arman, Jangan Berputus Asa
Akhirnya Pertolongan Itu Datang) (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005) Cet. 1
Http://mubarok-institute.blogspot.com
http://zhi-aja.blogspot.com/2009/05/masjid-masjid-sebagai-lembaga.html
No comments:
Post a Comment