BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan cepat serta
mendunia di bidang informasi dan teknologi, telah berpengaruh terhadap
peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran sebelumnya. Pengaruh ini
terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi, dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran, serta cara-cara kehidupan yang
berlaku dalam konteks global dan lokal. Kondisi ini “menuntut” individu untuk
memiliki kualitas daya saing, daya suai, dan kompetensi yang tinggi.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan kuantitas
dan kualitas hidup individu, permasalahan yang dihadapi mahasiswa juga semakin
kompleks. Permasalahan dimaksud sering kali tidak cukup bahkan tidak mampu
diatasi sendiri oleh mahasiswa. Ia juga tidak terselesaikan dengan tuntas hanya
dengan diberi pelayanan dalam bentuk informasi dan nasihat. Mahasiswa
memerlukan pelayanan yang secara sistematis mampu membantu mengentaskan masalah
yang dihadapinya sehingga ia mampu mengembangkan dirinya ke arah peningkatan
kualitas kehidupan efektif sehari-hari (effektive daily
living).
Konseling individual merupakan salah satu jenis layanan
yang dapat dilaksanakan oleh dosen wali untuk membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian konseling individual ?
2. Bagaimankah proses pelaksanaan konseling individual ?
3. Kapan layanan konseling individual dilaksanakan ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah agar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada masyarakat. Selain itu agar masyarakat lebih mengetahui bahwa
pelayanan Konseling individual dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSELING INDIVIDUAL
Menurut definisi, konseling individu yaitu merupakan
salah satu pemberian bantuan secara perseorangan dan secara langsung. Dalam
cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan
muka ke muka,atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang
terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan seorang siswa
untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana
banyak yang berpikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Banyak anak muda yang enggan membicarakan masalah pribadi atau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Beberapa dari mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolah-sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa konseli itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor.
Banyak anak muda yang enggan membicarakan masalah pribadi atau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Beberapa dari mereka ragu untuk berbicara di depan kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolah-sekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa konseli itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor.
Selain itu, kerahasiaan, selalu dianggap sebagai dasar
konseling. Akibatnya, muncul asumsi bahwa siswa membutuhkan pertemuan pribadi
dengan seorang konselor untuk mengungkapkan pikiran mereka dan untuk meyakinkan
bahwa pengungkapan mereka akan dilindungi. Tidak ada
yang lebih aman daripada konseling individu.
Konseling individu sebagai intervensi mendapatkan
popularitas dari pemikiran teoritis dan filosofis yang menekankan penghormatan
terhadap nilai individu, perbedaan, dan hak-hak. Hubungan konseling bersifat
pribadi. Hal ini memungkinkan beberapa jenis komunikasi yang berbeda terjadi
antara konselor dan konseli, perlindungan integritas dan kesejahteraan konseli
dilindungi. Konseling telah dianggap sangat rumit, dengan setiap kata, infleksi
sikap, dan keheningan yang dianggap penting, yang hanya bisa terjadi antara
konselor yang terampil dan konseli yang berminat. Bersama-sama mereka mencari
makna tersembunyi di
balik perilaku. Seperti pemeriksaan pribadi memerlukan sikap permisif dan
kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide secara mendalam, di bawah pengawasan
ketat dari konselor. Selama bertahun-tahun, telah diasumsikan bahwa pengalaman
ini hanya bisa terjadi dalam interaksi antara dua orang.
B. PROSES PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL
Secara menyeluruh dan umum, proses konseling individual
dari kegiatan paling awal sampai kegiatan akhir, terentang dalam lima tahap,
yaitu : (1) tahap pengantaran (introduction), (2) tahap penjajagan
(insvestigation), (3) tahap penafsiran (interpretation) (4) tahap pembinaan
(intervention), dan (5) tahap penilaian (inspection). Dalam keseluruhan proses
layanan konseling perorangan, konselor harus menyadari posisi dan peran yang
sedang dilakukannya.
1. Pengantaran
Proses pengantaran mengantarkan klien memasuki
kegiatan konseling dengan segenap pengertian, tujuan, dan prinsip dasar yang
menyertainya. Proses pengantaran ini ditempuh melalui kegiatan penerimaan yang
bersuasana hangat, permisif, tidak menyalahkan, penuh pemahaman, dan
penstrukran yang jelas. Apabila proses awal ini efektif, klien akan termotivasi
untuk menjalani proses konseling selanjutnya dengan hasil yang lebih
menjanjikan.
2. Penjajagan
Proses penjajagan dapat diibaratkan sebagai
membuka dan memasuki ruang sumpek atau hutan belantara yang berisi hal-hal yang
bersangkut paut dengan permasalahan dan perkembangan klien. Sasaran penjajagan
adalah hal-hal yang dikemukakan klien dan hal-hal lain perlu dipahami tentang
diri klien. Seluruh sasaran penjajagan ini adalah berbagai hal yang selama ini
terpendam, tersalahartikan dan/atau terhambat perkembangannya pada diri klien.
3. Penafsiran
Apa yang terungkap melalui panjajagan
merupakan berbagai hal yang perlu diartikan atau dimaknai keterkaitannya dengan
masalah klien. Hasil proses penafsiran ini pada umumnya adalah aspek-aspek
realita dan harapan klien dengan bebagai variasi dinamika psikisnya. Dalam
rangka penafsiran ini, upaya diagnosis dan prognosis, dapat memberikan manfaat
yang berarti.
4. Pembinaan (intervensi)
Proses pembinaan ini secara langsung mengacu
kepada pengentasan masalah dan pengembangan diri klien. Dalam tahap ini
disepakati strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan.
Sasaran dan strategi terutama ditentukan oleh sifat masalah, gaya dan teori
yang dianut konselor, serta keinginan klien. Dalam langkah ini konselor dan
klien mendiskusikan alternatif pengentasan masalah dengan berbagai
konsekuensinya, serta menetapkan rencana tindakannya.
5. Penilaian
Upaya pembinaan melalui konseling diharapkan
menghasilkan terentaskannya masalah klien. Ada tiga jenis penilaian yang perlu
dilakukan dalam konseling perorangan, yaitu penialaian segera, penilaian jangka
pendek, dan penialaian jangka panjang. Penialian segera dilaksanakan pada
setiap akhir sesi layanan, sedang penialaian pasca layanan selama satu
minggu sampai satu bulan, dan penialian jangka panjang dilaksanakan setelah
beberapa bulan. Fokus penilaian segera diarahkan kepada diperolehnya informasi
dan pemahaman baru (understanding), dicapaianya keringanan beban perasaan
(comfort), dan direncanakannya kegiatan pasca konseling dalam rangka perwujudan
upaya pengentasan masalah klien (action). Penilaian pasca konseling, baik dalam
jangka pendek (beberapa hari) maupun jangka panjang mengacu kepada pemecahan
masalah dan perkembangan klien secara menyeluruh. Setiap penilaian, baik
penilaian segera, jangka pendek, maupun jangka panjang, perlu diikuti
tindaklajutnya demi keberhasilan klien lebih jauh. Tindak lanjut itu dapat
berupa pemeliharaan kondisi, konseling lanjutan, penerapan teknik lain, atau berupa
alih tangan kasus.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
Adapun waktu dan tempat Layanan konseling individual
hakikatnya dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja, atas kesepakatan
konselor-klien, dengan memperhatikan kenyamanan klien dan terjaminnya asas
kerahasiaan. Kondisi tempat layanan perlu mendapat perhatian tersendiri dari
konselor. Selain kursi dan meja secukupnya, ruangan konseling dapat dilengkapi
dengan tempat penyimpanan bahan-bahan seperti dokumen, laporan, dan buku-buku
lain. Peralatan rileksasi dapat ditambahkan. Cahaya dan udara ruangan harus
terpelihara. Dalam hal ini kondisi ruangan tempat layanan diselenggarakan
menggambarkan kesiapan konselor memberikan pelayanan kepada klien.
Kapan layanan konseling perorangan dilaksanakan juga atas
kesepakatan kedua pihak. Kepentingan klien diutamankan tanpa mengabaikan
kesempatan dan kondisi konselor. Dalam hal konselor yang memiliki hak panggil
atas klien perlu mengatur pemanggilan terhadap klien sehingga tidak menganggu
kepentingan klien atau sedapat-dapatnya tidak menimbulkan kerugian apapun pada
diri klien.
Jadwal ataupun janji untuk bertemu konselor ditepati
dengan baik, pengingkarannya dapat berdampak negatif terhadap proses layanan
konseling perorangan. Apabila jadwal atau janji untuk bertemu itu perlu diubah,
maka klien harus diberitahu sebelum waktu yang dijadwalkan/dijanjikan tiba.
Untuk sesi-sesi layanan konseling perorangan yang berlanjut (sesi kedua, ketiga,
dsb) diperlukan ketetapan mengenai waktu dan tempat yang disepakai dan ditepai
oleh kedua belah pihak.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Layanan konseling individu merupakan upaya
yang unik. Keunikannya itu bersumber pada diri klien, masalah yang dialami
klien dengan berbagai keterkaitannya, serta diri konselor sendiri. Biasanya
masalah-masalah yang dipecahkan melalui tehnik atau cara
ini masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Dalam konseling individual ini teori yang
digunakan adalah konseling berpusat pada person yaitu yang memandang klien
sebagai partner dan perlu adanya keserasian pengalaman baik pada klien mapun
konselor dan keduanya perlu mengemukakan pengalamannya pada saat hubungan
konseling berlangsung. Secara ideal konseling yang berpusat pada person tidak
terbatas oleh tercapainya pribadi yang kogruensi saja. Tujuan konseling pada
dasarnya sama dengan tujuan kehidupan ini yaitu apa yang disebut dengan full
functioning person
yaitu pribadi yang berfungsi sepenuhnya Meskipun asas kekinian harus selalu menjadi perhatian konselor, dan hal-hal baru serta unik seringkali muncul dalam proses layanan, konselor sejak awalnya perlu mempersiapkan diri dan merencanakan layanan konseling individual. Kesiapan diri konselor secara profesional merupakan dasar profesional merupakan dasar dari suksesnya layanan konseling individual.
yaitu pribadi yang berfungsi sepenuhnya Meskipun asas kekinian harus selalu menjadi perhatian konselor, dan hal-hal baru serta unik seringkali muncul dalam proses layanan, konselor sejak awalnya perlu mempersiapkan diri dan merencanakan layanan konseling individual. Kesiapan diri konselor secara profesional merupakan dasar profesional merupakan dasar dari suksesnya layanan konseling individual.
DAFTAR PUSTAKA
http://konselorindonesia.blogspot.com/2010/11/konsep-dasar-konseling-perorangan-dyp.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2134821-pengertian-konseling-individual/
http://abudaud2010.blogspot.com/2011/01/definisi-konseling-individu.html]
Corey, Gerald. 2004.
Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Monterey, California : Brooks/Cole
Publishing Company
Lesmana, J.M. 2005. Dasar-dasar Konseling. Jakarta : UI-Press
http://belajarpsikologi.com/search/definisi-konseling-individual
Prayitno. 2005. Konseling Pancawaskita. Padang
: FIP Universitas Negeri Padang
. 2005. Layanan Konseling Perorangan. Padang : FIP Universitas Negeri Padang
No comments:
Post a Comment