Monday, June 6, 2016

Visi, Konsep Belajar, Orientasi, Sistem dan Metodologi Pendidikan Islam



MAKALAH
 Visi, Konsep Belajar, Orientasi,
Sistem dan Metodologi Pendidikan  Islam
Dosen Pembimbing    :   Siti Rofingah,  M. Pd. I
Disusun oleh             :   Kelompok   III
Anggota                    :  
1)       Rizakiah 
2)       Sukayah
3)       Dewi   Yulia
4)       Mujahidin
5)     Kiki   Agustina
Lokal / Semester       :   G / IV  (Empat)
Mata Kuliah            :   Filsafat  Pendidikan  Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Kuala Kapuas
2013
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa pula kami berikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman nanti.
Alhamdulillah pada kali ini, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Visi, Konsep Belajar, Orientasi, Sistem dan Metodologi Pendidikan Islam ”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Tentunya pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para mahasiswa (i) STAI Kuala Kapuas, serta melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang dibimbing oleh Ibu Siti Rofingah, M. Pd. I.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, dari segi cara penulisan maupun penyusunannya. Untuk itu kami mohon maaf sebesar-besarnya. Dan kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya kami bisa melakukannya dengan lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Kuala Kapuas,    Februari  2013
                         

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL  .........................................................................................................       i
KATA PENGANTAR  ...........................................................................................................      ii
DAFTAR ISI  .........................................................................................................................     iii
BAB   I      PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang  ............................................................................................      1
B.       Rumusan  Masalah  .......................................................................................      1
C.       Tujuan  Penulisan  .........................................................................................      1
BAB   II    PEMBAHASAN
A.      Visi  Pendidikan  Islam  ................................................................................      2
B.       Konsep  Pendidikan  Islam ...........................................................................      3
C.       Sistem  Pendidikan  Islam .............................................................................      5
D.      Orientasi  Pendidikan  Islam .........................................................................      5
E.       Metodologi  Pendidikan  Islam .....................................................................      6
BAB   III   PENUTUP
A.      Kesimpulan  ...................................................................................................      7
B.       Saran – Saran  ................................................................................................      7
DAFTAR PUSTAKA  ............................................................................................................      8

BAB  I

PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG
Dunia pendidikan islam di Indonesia khususnya, dan dunia islam pada umumnya masih dihadapkan pada berbagai persoalan mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru metode, kurikulum dan sebagainya. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya. Penataran guru, pelatihan tenaga pengelola pendidikan dan lain sebagainya harus dilakukan, namun masalah pendidikan terus bermunculan.
Upaya untuk memperbaiki kondisi kependidikan yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang bertumpu pada pemikiran filosofis. Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan, mulai dari visi, konsep belajar, orientasi, sistem dan metodologi pendidikan Islam. Untuk itu, kami akan membahas lebih lanjut tentang latar belakang ini dalam bab berikutnya.

B.       RUMUSAN  MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dijadikan pokok pembahasan dalam penulisan makalah ini, diantaranya :
1.    Apa visi pendidikan Islam ?
2.    Bagaimana konsep pendidikan Islam ?
3.    Seperti apa sistem yang diterapkan pada Pendidikan Islam ?
4.    Ke arah mana orientasi pendidikan Islam ?
5.    Bagaimana metodologi pendidikan Islam ?

C.       TUJUAN  PENULISAN
Makalah ini adalah sebuah tulisan yang disusun dan direncanakan oleh penulis. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yakni :
1.    Untuk mengetahui dan mempelajari tentang visi pendidikan Islam.
2.    Untuk mengetahui dan mempelajari tentang konsep pendidikan Islam. 
3.    Untuk mengetahui dan mempelajari tentang sistem pendidikan Islam.
4.    Untuk mengetahui dan mempelajari tentang arah dari orientasi pendidikan Islam.
5.    Untuk mengetahui dan mempelajari tentang metodologi pendidikan Islam.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      VISI PENDIDIKAN ISLAM
Kata visi berasal dari bahasa inggris, vision yang berarti penglihatan, daya lihat, pandangan, impian atau bayangan. Secara sederhana kata visi mengacu pada sebuah cita-cita, khayalan, keinginan, angan-angan, khayalan, dan impian ideal yang ingin dicapai dan dirumuskan secara sederhana, singkat, padat, dan jelas namun mengandung penuh makna.
Visi pendidikan islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi Muhammad Saw, yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh alam, seperti dalam firman-Nya Q.S Al-Ankabut ayat 16 yang artinya : Dan (Ingatlah) Ibrahim, ketika ia Berkata kepada kaumnya: “Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Kata patuh dan tunduk kepada Allah di dalam ayat ini memiliki arti yang luas, yaitu melaksanakan segala perintah Allah dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, social, politik, budaya, ilmu pengetahuan yang didasarkan pada nilai kepatuhan dan ketundukan kepada Allah, yaitu nilai keimanan, ketakwaan, kejujuran, keadilan, kemanusiaan, kesastraan, kebersamaan, toleransi, tolong-menolong, dan kerja keras. Sedangkan kata rahmat berarti kedamaian, kesejahteraan, keberuntungan, kasih sayang, dam kemakmuran. Pendidikan islam yang dilaksanakan harus diarahkan untuk mewujudkan sebuah tata kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.
Sehingga visi pendidikan islam yang sejalan dengan visi ajaran islam yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang pada semua makhluk ciptaan Tuhan, yaitu sebuah kasih sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh asperk kehidupan manusia dan digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan. Hampir tidak ada sebuah aktivitas yang dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya rahmat Tuhan. Visi pendidikan islam yang bertumpu pada mewujudkan rahmat bagi seluruh alam itu, memperlihatkan bahwa pendidikan islam memiliki sebuah tanggung jawab yang amat berat, kompleks, multi dimensil, dan berjangka panjang. Visi pendidikan islam terkait erat dengan upaya mewujudkan sebuah tata kehidupan yang harmoni, aman, damai, sejahtera lahir dan bathin.
Berdasarkan visi tersebut, maka penyimpangan dalam penyelenggaraan pendidikan islam dapat dengan mudah diketahui. Sebuah kegiatan pendidikan yang memperlakukan anak didik secara tidak manusiawi; merusak jasmani, rohani, akalnya, dan masa depannya; serta mengajarkan cara hidup yang keras, tidak bersahabat, atau mengajarkan memusuhi orang lain dapat diduga bahwa pendidikan itu menyimpang dari visi pendidiakan islam. Demikian pula sebuah kegiatan pendidikan yang hanya menyuruh manusia memperhatikan aspek kehidupan atau aspek keakhiratan saja, atau membuatnya tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan, maka pendidikan tersebut tidak dikatakan sebagai pendidikan islam.
B.       KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
Secara garis besar, konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar dengan pengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukan kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan kepada pengajaran yang berorientasi kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebih menekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan keribadian yang utuh dan bulat. Konsep pendidikan islam yang mengacu kepada ajaran Al-Qur’an, banyak terurai dalam kisah Luqman. Luqman diberikan keutamaan Allah berupa hikmah, yaitu ketepatan bicara, ketajaman nalar dan kemurnian fitrah, sehingga ia mengajari anaknya dan membesarkannya dengan metode hikmah itu pula. Dr. M. Sayyid Ahmad Al-Musayyar mendapatkan ada tiga kaedah asasi pendidikan dalam Islam menurut Al-Qur’an yang dijalankan oleh Luqman kepada anaknya. Kaidah pendidikan tersebut yakni :
1.      Peletakan pondasi dasar, dalam QS. Luqman ayat 16, yaitu penanaman keesaan Allah, kelurusan aqidah, serta keagungan dan kesempurnaan-Nya. Kalimat tauhid adalah fokus utama pendidikannya. Tidak ada pendidikan tanpa iman. Tak ada pula akhlak, interaksi social, dan etika tanpa iman. Apabila iman lurus, maka lurus pula aspek kehidupannya. Sebab iman selalu di ikuti oleh perasaan introspeksi diri dan takut terhadap Allah. Seorang mukmin mesti berkeyakinan bahwa tak ada satu pun yang bisa disembunyikan dari Allah swt Yang Maha Mengetahui. Sehingga ia melakukan seluruh amal dan aktivitasnya semata mencari ridha Allah tanpa sikap riya dan menyakiti orang lain.
2.      Pilar-pilar pendidikan, seperti pada QS. Luqman ayat 10. Ia memerintahkan anaknya untuk (a) shalat sebagai cahaya yang menerangi kehidupan seorang muslim; (b) memikul tanggung jawab amar ma’ruf nahi munkar, untuk kritik konstruktif, rasa cinta dan perasaan bersaudara yang besar kepada sesama, bukan untuk mencari-cari kesalahan dan ghibah; serta (c) menanamkan sifat sabar yakni sabar atas ketaatan hingga ketaatan itu ditunaikan, sabar atas kemaksiatan hingga kemaksiatan itu dihindari, dan sabar atas kesulitan hidup hingga di terima dengan perasaan ridha dan tenang. Seorang beriman berada di posisi antara syukur dan sabar. Dalam kemudahan yang diterimanya, ia pandai bersyukur dan dalam setiap kesulitan yag dihadapi, ia mesti bersabar dan introspeksi diri.
3.      Etika social. Metode pendidikan Luqman menumbuhkan buah adab yang luhur. Luqman menggambarkan hal itu dengan larangan melakukan kemungkaran dan tak tahu terima kasih, serta perintah untuk tidak terlalu cepat  dan terlalu lambat dalam berjalan, serta merendahkan suara. Sebab, semua manusia berasal dari nutfah yang hina dan akan berakhir menjadi bangkai busuk, merasakan kesakitan jika tertusuk duri dan berkeringat jika kepanasan. Sebenarnya, pendidikan dapat diartikan secara sebagai upaya menjaga anak keturunan agar memiliki kualitas iman prima, amal sempurna dan akhlak paripurna. Di dalam islam, langkah awal pendidikan untuk mendapatkan kualitas keturunan yang demikian sudah ditanamkan sejak anak bahkan belum terlahir. Buktinya Manhaj islam menggariskan bahwa sebaik-baik kriteria dalam memilih pasangan hidup adalah faktor agama, bukan karena paras muka dan kekayaannya.  Sebab, diyakini, calon orang tua yang memiliki keyakinan beragama yang baik tentu akan melahirkan anak-anak yang juga baik. Di dalam ajaran islam, orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Keduanya berkewajiban mendidik anak-anaknya untuk mempertemukan potensi dasar dengan pendidikan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang menyatakan bahwa : “Setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya, maka kedua orangtuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR Bukhari).
Konsep pendidikan dalam Islam berkaitan erat dengan lingkungan dan kepentingan umat. Sehingga, dalam prosesnya senantiasa dikorelasikan dengan kebutuhan lingkungan, dan lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar. Seorang peserta didik yang diberi kesempatan untuk belajar yang berwawasan lingkungan akan menumbuhkan potensi manusia sebagai pemimpin. Konsep pendidikan dalam Islam menawarkan suatu sistem pendidikan yang holistik dan memposisikan agama dan sains sebagai suatu hal yang seharusnya saling menguatkan satu sama lain. Pemisahan dan pengotakan antara agama dan sains jelas akan menimbulkan kepincangan dalam proses pendidikan. Agama tanpa dukungan sains akan menjadi tidak mengakar pada realitas dan penalaran, sedangkan sains yang tidak dilandasi oleh asas agama dan akhlaq atau etika yang baik akan berkembang menjadi liar dan menimbulkan dampak yang merusak.
Al-Qur’an berkali-kali meminta manusia membaca tanda-tanda alam, menantang akal manusia untuk melihat ke-MahaKuasa-an Allah pada makhluk lain, rahasia penciptaan tumbuhan, hewan, serangga, pertumbuhan manusia, kejadian alam dan penciptaan langit bumi. Banyak ayat Al-Qur’an yang berisikan tentang kejadian di kehidupan yang menuntut pemahaman dengan sains/akal manusia. Karena itu, seorang muslim juga diwajibkan untuk mempelajari sains, karena sains hanyalah salah satu pembuktian kekuasaan Allah, di samping ayat-ayat qauliyah. Seperti yang diharapkan Al-Ghozali bahwa jika dikaji lebih mendalam, pendidikan tidak hanya bersifat ukhrowi, bahkan merupakan manifestasi menuju ke masa depan. Dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Belajar merupakan proses jiwa.
2.      Belajar menuntut konsentrasi
3.      Belajar harus didasari sikap tawadhu’
4.      Belajar bertukar pendapat hendaklah telah mantap pengetahuan dasarnya.
5.      Belajar harus mengetahui nilai dan tujuan ilmu pengetahuan yang di pelajari
6.      Belajar secara bertahap
7.      Tujuan belajar untuk berakhlakul karimah.

C.      SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
Dilihat dari segi sumber dan tata nilai atau muatan filosofis yang mendasarinya, pendidikan Islam secara khusus memiliki perangkat sistem pendidikan yang di dalamnya tergambar visi, misi, tujuan dan orientasinya. Sistem pendidikan Islam yang berasaskan agama berakar pada doktrin ajaran Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan hadits. Sistem pendidikan Islam bersifat integral, utuh, dan meliputi keseluruhan dimensi kebutuhan manusia sebagai subyek pendidikan. Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan Islam bersifat menyeluruh dan komprehensif, dalam arti bahwa nilai-nilai dasar ajaran Islam terpadukan dan terintegrasikan ke dalam ruang dan aktifitas pendidikan pada semua pola, level, dan tingkatan. Sifat integralistik dan totalitas sistem pendidikan Islam meliputi beberapa hal-hal:
1.    Sistem pendidikan Islam tidak memisahkan nilai-nilai moral dan Ketuhanan dari nilai-nilai hidup keduniawian.
2.    Totalitas bangunan sistem pendidikan Islam menyatupadukan dan menyelaraskan antara kepentingan dunia dan akhirat.
3.    Sistem pendidikan Islam menyeimbangkan antara pendidikan akal (intelektual) dan pendidikan moral-spiritual.
4.    Keseluruhan visi, orientasi dan misi sistem pendidikan Islam bertujuan untuk menyeimbangkan antara prinsip kepentingan individu dan prinsip kepentingan masyarakat agar pola-pola hubungan dan tatanan sosial Islami dalam kehidupan masyarakat dapat terbina dan terjaga dengan baik.
5.    Sistem pendidikan Islam bertujuan memperkuat dasar komitmen ajaran hub. manusia dengan Allah (hablum minallah) dan hub. manusia dengan sesama (hablum minannas) dalam keseimbangan atas dasar paradigma idealitas Ilahiyah dan realitas insaniyah.
Pada tataran praktis, pendidikan Islam sebagai sebuah sistem seperti sistem pendidikan pada umumnya, meliputi komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain dalam pelaksanaan proses pembelajaran yakni isi, metode, media, tujuan, dan evaluasi. Selain itu, komponen utama dalam proses pembelajaran, yaitu: pendidik, peserta didik, dan kurikulum.

D.      ORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM
Orientasi adalah suatu penetapan atau perasan tentang posisi seseorang dalam kaitannya dengan lingkungan atau dengan orang tertentu atau sesuatu yang khusus atau lapangan pengetahuan. Ada pun orientasi pendidikan islam itu sendiri bahwa islam lebih mementingkan hidup masa depan yang bernilai duniawi-ukhrawi. Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang artinya: hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri manusia memperhatikan hal-hal yang diperbuatnya untuk hari esok akhirat) bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Hasyr: 18).
Ayat di atas memberikan indikasi bahwa pendidikan islam memiliki keseimbangan antara ilmu dunia akhirat. Sehingga ketika orang melakukan perbuatan yang dilarang maka ia mempertimbangkannya kembali. Sebab jika melakukan perbuatan itu, berarti ia telah merusak kehidupan masa depannya. Ada 3 sumber pokok orientasi pendidikan islam, yakni:
1.    Orientasi pengembangan kepada Allah Yanga Maha Mengetahui, yang menjadi sumbernya segala sumber ilmu pengetahuan.
2.    Orientasi pengembangan ke arah kehidupan sosial manusia, di mana hubungan antar manusia semakin kompleks dan luas ruang lingkupnya akibat pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi modern yang maju pesat.
3.    Orientasi pengembangan ke arah alam sekitar yang diciptakan Allah untuk kepentingan hidup umat manusia, mengandung macam kekayaan alam yang harus digali, dikelola dan dimanfaatkan oleh manusia bagi kesejahteraan hidupnya di dunia untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat.

E.       METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Metodelogi pendidikan agama adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan agama, dengan melalui berbagai aktifitas, baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah. 
Marilah kita lihat beberapa ayat al-qur’an yang dapat dijadikan petunjuk dalam membicarakan metodologi pendidikan Islam ini ;
“Semua makna al-Qur’an itu ditanamkan kedalam hati nabi Muhammad saw, dan dengan ucapan nabi muhammad-lah al-Qur’an itu dilafalkan.Apabila makna al-Qur’am itu dibacakan (oleh nabi Muhammmad) maka ikutilah bacaan itu (diujukan kepada sahabat nabi yang hadir sewaktu wahyu turun kepada nabi). Ayat al-Qur’an ini memberikan gambaran kepada kita tentang metode mengajar dalam suatu proses belajar. Semua bahan  pelajaran yang hendak diajarkan haruslah dikuasai oleh guru sebaik-baiknya. Metode resitas atau metode pengulangan dapat digunakan.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  
”Hai Muhammmad ! Bacalah ! dengan menyebut nama Allah Yang menciptakan alam semesta. Ialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah muhammad, bahwa tuhanmu itu amat mulia, yang mengajar dengan perantara kalam. (Q.S. Al-Alaq).
Secara Lahiriyah ayat tersebut memberi suatau petunjuk tentang metode mengajar, bahwa pelajaran yang utama adalah membaca. Di dalam membaca terkandung makna hendak memberikan pengetahuan. Pengetahuan yang mula-mula diketahui oleh manusia ialah nama. Nama adalah simbol pengetahuan permulaan dan dari nama orang dapat membuat pengertian atau konsep ilmu pengetahuan.

BAB  III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Visi pendidikan islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi Muhammad Saw, yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh alam, seperti dalam firman-Nya Q.S Al-Ankabut ayat 16.
Konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan pengaruh dasar dengan pengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang terpadu berproses kearah pembentukan kepribadian sempurna. Konsep pendidikan islam yang mengacu pada Al-Qur’an, banyak terdapat pada kisah Luqman
Dilihat dari segi sumber dan tata nilai atau muatan filosofis yang mendasarinya, pendidikan Islam secara khusus memiliki perangkat sistem pendidikan yang di dalamnya tergambar visi, misi, tujuan dan orientasinya. Sistem pendidikan Islam yang berasaskan agama berakar pada Al-Qur’an dan hadits. Sistem pendidikan Islam bersifat integral, utuh, dan meliputi keseluruhan dimensi kebutuhan manusia sebagai subyek pendidikan. Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan Islam bersifat menyeluruh dan komprehensif, dalam arti bahwa nilai-nilai dasar ajaran Islam terpadukan dan terintegrasikan ke dalam ruang dan aktifitas pendidikan pada semua pola, level, dan tingkatan.
Orientasi adalah suatu penetapan atau perasan tentang posisi seseorang dalam kaitannya dengan lingkungan atau dengan orang tertentu atau sesuatu yang khusus atau lapangan pengetahuan. Ada pun orientasi pendidikan islam itu sendiri bahwa islam lebih mementingkan hidup masa depan yang bernilai duniawi-ukhrawi.
Metodelogi pendidikan agama adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan agama, dengan melalui berbagai aktifitas, baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah. 

B.       SARAN-SARAN
1.         Hendaknya guru sebelum memberikan pengajaran tentang pendidikan Islam, mengetahui visi, misi, konsep, sistem, orientasi dan metodologi dari pendidikan Islam.
2.         Perlunya mengurangi masalah pada pendidikan Islam yang berkaitan dengan metodologi.


DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiaah, Dkk. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Zuhairini, Dkk. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.

No comments:

Post a Comment