Thursday, June 9, 2016

PUASA NISFU SYA’BAN



BAB  I
PENDAHULUAN


A.      LATAR  BELAKANG
Shaum (puasa) berasal dari kata bahasa arab yaitu صام يصوم صيامshaama-yashuumu, yang bermakna menahan atau sering juga disebut al-imsak. Yaitu menahan diri dari segala apa yang membatalkan puasa.
Adapun puasa dalam pengertian terminology (istilah)  agama adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.
Dalam Islam tidak hanya dikenal dengan puasa wajib yaitu puasa Ramadhan . namun terdapat pula puasa-puasa sunnah sepertipuasa senin kamis, puasa syawwal, puasa arafah dan puasa nisfu Sya’ban. Pada makalah ini akan lebih lanjut dibahas puasa nisfu Sya’ban.

B.       RUMUSAN  MASALAH
Rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang di atas antara lain sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dan bagaimana sejarah malam nisfu sya’ban ?
2.      Apa saja keistimewaan bulan sya’ban ?
3.      Apa saja syarat puasa nisfu sya’ban ?
4.      Apa rukun – rukun puasa nisfu sya’ban ?
5.      Apa saja hal – hal yang membatalkan dan mengurangi nilai puasa nisfu sya’ban ?
6.      Apa saja hal – hal yang disunnahkan dalam berpuasa nisfu sya’ban ?
7.      Apa hikmah ibadah puasa nisfu sya’ban ?
BAB II
PEMBAHASAN

 

A.      PENGERTIAN DAN SEJARAH MALAM NISFU SYA’BAN

Nisfu Sya’ban berasal dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya’ ban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban.
Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya. Setelah pembacaan Surat Yaasiin biasanya diteruskan dengan shalat Awwabin atau shalat tasbih. Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan ceramah agama atau langsung makan-makan.
Peringatan Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan.
Keutamaan malam nisfu Sya’ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali .
Perlu diketahui, orang yang pertama kali menghidupkan shalat Alfiyah ini pada malam Nishfu Sya’ban adalah seseorang yang dikenal dengan Babin Abul Hamroo’. Dia tinggal di Baitul Maqdis pada tahun 448 H. Dia memiliki bacaan Qur’an yang bagus. Suatu saat di malam Nishfu Sya’ban dia melaksanakan shalat di Masjidil Aqsho. Kemudian ketika itu ikut pula di belakangnya seorang pria. Kemudian datang lagi tiga atau empat orang bermakmum di belakangnya. Lalu akhirnya jama’ah yang ikut di belakangnya bertambah banyak. Ketika datang tahun berikutnya, semakin banyak yang shalat bersamanya pada malam Nishfu Sya’ban. Kemudian amalan yang dia lakukan tersebarlah di Masjidil Aqsho dan di rumah-rumah kaum muslimin, sehingga shalat tersebut seakan-akan menjadi sunnah Nabi. (Al Bida’ Al Hawliyah, 299)

B.       KEISTIMEWAAN BULAN SYA’BAN
Dan di setiap pada bulan-bulan yang lain Bulan Sya’ban juga pun mempunyai keistimewaaan-keistimewaan tersendiri. Di antara keistimewan bulan Sya’ban yang agung adalah sebagai berikut :

1.         Menurut Imam Nawawi pada hari nifsu Sya’ban (hari kelima belas di bulan ini) tahun kedua Hijriah telah berlalau pertukaran kiblat umat islam,yaitu dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Masjidil al Haram.
2.         Terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijriah,dan kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya peperangan Badar yang terakhir pada tahun e Empat Hijriah.
3.         Bulan Sya’ban merupakan bulan di mana amalan-amalan kit adi angkat untuk dihadapkan kepada ALLAH,Hal ini berdasarkan Hadits Riwayat An Nasa’i dan Abu Dawut dan di Tashih oleh Ibnu Huzaimah Bin Zaid katanya: Aku berkata:Wahai Rasulullah aku tidak melihat Tuan berpuasa pada satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa Tuan dari bulan Sya’aban lalau Beliau Bersabda:Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan Sya’ban itu bulan amal-amalan kita di angkat di hadapkan kepada TUHAN SEMETA ALAM. Oleh karena itu aku senang jika amalku di angkat sedang aku berpuasa.
4.         Bulan membaca Al Qur’an,Di Riwayatkan dari Annas ra katanya:Adalah orang-orang muslimapabila masuk bulan Sya’ban mereka membuka Mushaf-Mushaf Al Qur’an dan membacanya,juga mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadhan. Berkata Salamah Bin Suhail:Telah di katakan bahwa bulan Sya’ban itu merupakan bulanya para Qurra(pembaca Al Qur’an). Dan adalah Habib Bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya’ban dia berkata”Inilah bulanya para Qurra”,Dan ‘Amr Bin Qais Al Mula’i apabila masuk bulan Sya’ban dia menutup tokonya dan meluangkan wktu khusus membaca Al Qur’an.
5.         Bulanya Rasulullas Saw Hal ini berdasarkan sabdanya yang berbunyo:Bulan Rajab itu adalah bulan ALLAH,Bulan Sya’ban adalah milik ku dan bulan Ramadhan adalah bulann ummatku. Rasulullah Saw pada tiap malam tanggal 15 Sya’ban selalu melakukan shalat dengan shalat yang lama untuk menunaikan kewajiban bersyukur kepada ALLAH SWT, Sehingga Al Hafidh Al Baihaqi dalam kitab Mus-dadnya meriwayatkan hadits dari Sayyidah’Aisyah ra,katanya:Rasulullah Saw pada suatu malam bangun lalau melakukan shalat Beliau memperlama sujud sehingga aku mengira Beliau telah wafat setelah melihat yang demikian itu aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari Beliau dan ibu jari Beliau bergerak.
6.         Pada setiap malam Nifsu Sya’ban Rasulullah Saw selelu mendo’akan ummat Beliau.baik yang masih hidup ataupun yang telah tiada.Dalam hal ini Sayyidah ra menceritakan sebagai berikut:”sesungguhnya Rasulullah Saw keluar pada malam ini (malam nisfu Sya’ban)dan aku mendapatkan Beliau dalam keadaan meminta ampunan bagi orang-orang laki-laki dan perempuan dan para Syuhada”. Banyak hadits-hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad Bin Hambal dalam kitab Musnad Beliau,Imam At Tirmidzi,At Thabrani,Ibnu Hibban,Ibnu Majah Al Baihaqi dan An Nasa’i yang menetapkan bahwa Rasulullah Saw adalah memuliakan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak shalat do’a dan istighfar. Jadi bukan perbuatan Bid’ah dan bukan perbuatan yang aneh jika Malam Nisfu Sya’ban di jadikan malam banyak unuk berdzikir ,berdo’a beristighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.
7.         Bulan turunya ALLAH ke bumi Rasulullah bersabda:”Jika terjadi Malam Nisfu Sya’ban maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya,karena seseungguhnya ALLAH yang Maha Suci lagi Maha Tinggiturun pada malam tersebut mulai terbenam matahari dan berFirman:”Apakah tidak ada hambaKU yang meminta apunan sehingga AKU apuni,apakah tidak ada HAMBAku yang meminta rizqi sehingga AKU memberinya rizqi.apakah tidak ada hambaKU yang terkena Bala;sehingga akau dapat menyelamatkanya apakah tidak demikian ,apakah tidak demikian hingga terbit fajar”. Dan juga Imam Ghazali mengisahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat(pertolongan).dan menurut Imam Ghazali pada malam ke-13 Bulan Sya’ban ALLAH SWT memberikan sepertiga syafaatnya kepada hambaNYA,sedangkan pada malam ke-14 seluruh syafaat it di berikan secara penuh,dengan demikian pada malam ke-15 ummat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama setahun,karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah catatn perbuatan manusia penghuni bumi akan di naikkan ke hadapan Allah swt.

C.      SYARAT PUASA NISFU  SYA’BAN

1.      Syarat  Wajib  Puasa

a.    Beragama Islam
b.    Baligh (telah mencapai umur dewasa)
c.    Berakal
d.   Mumayyiz
e.    Berupaya untuk mengerjakannya.
f.     Sehat
g.    Tidak musafir

2.      Syarat Sah Puasa

a.    Beragama Islam
b.    Berakal
c.    Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
d.   Hari yang sah berpuasa.

D.      RUKUN-RUKUN PUASA NISFU  SYA’BAN

  1. Niat mengerjakan puasa nisfu Sya’ban yaitu :
NAWAITU SHAUMA SYAHRI SYA’BAANA SUNNATAN LILLAAHI TA’ALAA (Aku niat puasa bulan sya’ban sunnah karen a ALLAH ta’alaa)
  1. Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.

E.       HAL-HAL YANG MEMBATALKAN DAN MENGURANGI NILAI PUASA

Beberapa hal yang membatalkan puasa Nisfu Sya’ban antara lain:
1.    Makan dan Minum
2.    Hubungan seksual
3.    Muntah dengan sengaja
4.    Keluar darah haidh dan nifas sebagai konsekwensi dari syarat syahnya puasa.
5.    Gila saat sedang puasa
Sedangkan hal yang mengurangi nilai puasa Nisfu Sya’ban adalah mengerjakan hal-hal yang memang dibenci oleh Allah swt, seperti bertengkar berkata jorok, berperilaku curang, atau berbuat sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan semacamnya.
Intinya, bila seluruh panca indera dan anggota badannya tidak ikut dipuasakan terhadap hal-hal yang memang dibenci bahkan dilarang oleh allah swt maka dapat mengurangi bahkan menghilangkan bobot puasanya, sehingga dia termasuk orang yang merugi.

F.       HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN DALAM BERPUASA NISFU SYA’BAN

Disunnahkan bagi orang yang berpuasa itu beberapa hal, yaitu:
  1. Bersegera untuk berbuka setelah nyata-nyata matahari terbenam. Dan berbuka itu dilakukan sebelum shalat. Dan disunnahkan berbuka itu dengan kurma basah, atau kurma kering, atau manisan atau air. Hendaknya yang dibuat berbuka itu ganjil, yaitu tiga atau lebih.
  2. Berdo’a setelah berbuka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi SAW.
  3. Makan sahur dengan sesuatu makanan walaupun sedikit. Meskipun hanya seteguk air. Seperti sabda Nabi SAW yang menjelaskan tentang makan sahur itu adalah berkah.
  4. Mencegah lisan dari omongan yang tidak berfaidah. Sedangkan mencegah lisan dari hal yang haram seperti menggunjing (ghibah) dan adu domba, maka hal itu adalah wajib setiap saat, dan hal itu lebih dikukuhkan pada bulan Ramadhan.
  5. Memperbanyak sedekah dan berbuat baik kepada sanak saudara, kaum fakir dan miskin.
  6. Menyibukkan diri dalam menunutut ilmu, membaca Al-Qur’an, berzikir, membaca shalawat atas Nabi SAW. Bilamana ada kesempatan untuknya baik siang hari maupun malamnya.
G.      HIKMAH IBADAH PUASA NISFU SYA’BAN
Adapun Faedah atau hikmah ibadah puasa Sya’ban ialah sebagai berikut:
1.      Sebagai latihan untuk puasa Ramadhan,bulan sya’ban merupakan bulan yang di apit oleh bulan Rajab (bulan haram) dan bulan Ramadhan.pada kedua bulan tersenut manusia sibuk sehingga melupakan bulan Sya’ban .jadi puasa pada bulan Sya’ban ini adalah adalah latihan untuk melakukan puasa pada bulan Ramadhan,agar dengan puasa bulan Sya’ban ummat menjadi terbiasamenunaikan puasa Ramadhan sehingga mereka mampu merasakan keni’matan dari puasa Ramadhan tersebut,kemudian mereka dapat memasuki puasa ramadhan dengan kekuatan dan kesegaran jiwa dan bukan dengan kesulitan dan paksaan,jadi puasa Sya’ban itu adalah pendahuluan bagi puasa Ramadhan.
2.      Karena sebagai bulan amal dan bulan Rasulullah Saw otomatis pahala yang didapat seorang mu’min akan bertambah banyak.
3.      Puasa akan membuat kita sehat dan inilah yang di maksud dari hadits yang berbunyi:”berpuasalah kalian maka kalian akan sehat (HR Thabrani).
4.      Ikut menangguhkan kemenangan ummat Islam atas Yahudi karena perpindahan Kiblat terjdi pada bulan Sya’ban maka oranag yang berpuasa pada bulan ini berarti ikut serta menangguhkan kemenangan ummat Islam akan Yahudi.


BAB III
PENUTUP

 

Nisfu Sya’ban berasal dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya’ ban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban. Orang pertama yang menghidupkan shalat Alfiyah ini pada malam Nishfu Sya’ban adalah seseorang yang dikenal dengan Babin Abul Hamroo’. Dia tinggal di Baitul Maqdis pada tahun 448 H. Dia memiliki bacaan Qur’an yang bagus. Suatu saat di malam Nishfu Sya’ban dia melaksanakan shalat di Masjidil Aqsho. Kemudian ketika itu ikut pula di belakangnya seorang pria. Kemudian datang lagi tiga atau empat orang bermakmum di belakangnya. Lalu akhirnya jama’ah yang ikut di belakangnya bertambah banyak. Ketika datang tahun berikutnya, semakin banyak yang shalat bersamanya pada malam Nishfu Sya’ban. Kemudian amalan yang dia lakukan tersebarlah di Masjidil Aqsho dan di rumah-rumah kaum muslimin, sehingga shalat tersebut seakan-akan menjadi sunnah Nabi.
Di antara keistimewan bulan Sya’ban yang agung adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Imam Nawawi pada hari nisfu Sya’ban (hari kelima belas di bulan ini) tahun kedua Hijriah telah berlalau pertukaran kiblat umat islam,yaitu dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Masjidil al Haram.
2.      Terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijriah,dan kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya peperangan Badar yang terakhir pada tahun ke Empat Hijriah.
Untuk syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa nisfu Sya’ban, sama saja dengan puasa sunnah lainnya. Niat mengerjakan puasa nisfu Sya’ban yaitu : NAWAITU SHAUMA SYAHRI SYA’BAANA SUNNATAN LILLAAHI TA’ALAA (Aku niat puasa bulan sya’ban sunnah karen a ALLAH ta’alaa)
Adapun Faedah atau hikmah ibadah puasa Sya’ban ialah sebagai berikut:
1.      Sebagai latihan untuk puasa Ramadhan.
2.      Karena sebagai bulan amal dan bulan Rasulullah Saw otomatis pahala yang didapat seorang mu’min akan bertambah banyak.
3.      Puasa akan membuat kita sehat dan inilah yang di maksud dari hadits yang berbunyi:”berpuasalah kalian maka kalian akan sehat (HR Thabrani).
4.      Ikut menangguhkan kemenangan ummat Islam atas Yahudi karena perpindahan Kiblat terjdi pada bulan Sya’ban maka oranag yang berpuasa pada bulan ini berarti ikut serta menangguhkan kemenangan ummat Islam akan Yahudi.


DAFTAR  PUSTAKA

Buku puasa lahir dan batin oleh Malaki Tabrizi

Fiqih Empat Madzhab (bagian ibadah) oleh Drs. H. Moh. Zuhri, Dipil. Tafl dkk.

http://bocahsastra.wordpress.com/2012/06/30/pengertian-dan-sejarah-malam-nisfu-syaban/


Kuliah fiqh ibadah oleh Syakir Jamaluddin, MA.

Terjemah ihya’ ulumiddin( jilid II) oleh imam ghazali

No comments:

Post a Comment