KATA PENGANTAR Segalah Puji syukur
hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehinga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa
dicurahkan Allah SWTkepada Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarganya serta
orang-orang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman. Makalah yang berjudul
“Perencanaan Program Pembelajaran Quran dan Hadist di SD/MI” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari para pembaca. Akhir kata,
semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bengkulu,
April 2011 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I KATA PENGANTAR III DAFTAR ISI IV
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 BAB II KAJIAN
PUSTAKA A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran 3 B. Penyusunan tujuan Perencanaan
program pembelajaran Quran Hadist di SD/MI 10 C. Penyusunan materi Pembelajaran
Quran dan Hadist di MI 11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 13 B.
Saran 13 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kegiatan menyusun
tujuan pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam proses
pembelajaran. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan
dalam Pemerdiknas RI Nomor. 52 Tahun 2008 tentang stsndar proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Peleksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah adanya tujuan pembelajaran yang didalamnya menggambarkan proses
dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompotensi dasar. Tujuan adalah salah satu komponen perencanaan pembelajaran.
Sedangkan menganalisi dan merumuskan tujuan pembelajaran adalah langka awal
penyusunan perencanaan pembelajaran. Tujuan perencanaan pembelajaran memberikan
arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran Al-Quran Hadisst hendaknya mempuyai tujuan, karena tujuan
menununtun kepada yang hendak dicapai, atau gambaran tentang hasil akhir dari
hasil suatu kegiatan. Dengan demikian, dapat diupayakan dengan berbagai
kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya, termasuk menyusun materi
pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa untuk mecapai tujuan tersebut.
Tujuan yang hendak dicapai adakalanya dapat diupayakan dalam jangka waktu lama
atau panjang, pertengahan atau jangka pendek. Untuk suatu kegiatan yang harus
dicapai dalam jangka waktu lama, sering kali diperlukan berbagai uapaya. Upaya
tersebut biasanya mempunyai langka-langka yang dapat menuntun kearah pencapaian
hasil akhir, yaitu tujuan. Oleh karena itu, jika perencanaan pembelajaran
sebagai suatu alat pencapaian tujuan pendidikan, maka, tujuan yang hendak
dicapai meliputi tujuan akhir, tujuan perantara, dan tujuan segera. B.
Permasalahan Masalah Pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah “bagsimana
menyusun tujuan dan materi pembelajaran Quran Hadis?”. Dari pokok permasalahn
tersebut, penulis mengatakan beberapa sub permasalahn, yaitu : 1. Apa
pengertian perencanaan program pembelajaran? 2. Bagaimana prosedur dan tehnik
penyelusuran tujuan pembelajaran Quran Hadis? 3. Bagaimana kriteria dan
prosedur penyusunan materi pembelajaran Quran Hadis? 4. Bagaiman prinsipprinsip
penyusunan tujuan pembelajaran Quran Hadis? BAB II PENDAHULUAN A. Pengertuan
Perencanaan Pembelajaran Dilihat dari tegnologi, perencanaan pembelajaran
terdiri atas dua kata, yakni maka perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan
berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut kaufman (1972) perencanaan adalah
sebagai suatu peroses untuk menetapkan “karena haris pergi” dan bagaimana untuk
sampai “ke tempat” itu dengan cara efektf dan efisien. Setiap perencanaan harus
memiliki empat unsur : 1. Adanya tujuan yang harus dicapai (tujuan arah yang
merupakan yang harus dicapai). 2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
(berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang
perencana). 3. Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang di
perlukan untuk mencapai tujuan). 4. Impamentasi setiap keputusan (implementasi
adalah perencanaan dari strategi dan penetapan sumber daya). Berdasarkan unsur
perencanaan yang telah dikemukakan diatas jadi perencanaan bukanlah khayalan
atau angan-angan yang ada dalam benak seseorang melainkan dideskripsikan secara
jelas dalam suatu dokumen tertulis. Perencanaan merupakan hasil peroses
berpikir yang mendalam; hasil dari peroses pengkajian dan mungkin penyeleksian
dari berbagai alternatif yang di anggap lebih memiliki nilai evektifitas dan
efisiensi. Sedangakan pembelajaran dapat di diartikan sebagai peroses kerja
sama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang
ada, baik potensi yang bnersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti
minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun
potensi yang ada diluar dari siswa. Pembelajaran adalah terjemahan dari
“instruction”, menurut Gagne (1992) “instrucion is a set of event that effect
learners in such a way that learning is facilitataed”. Oleh karena itu mengajar
merupakan bagian dari pembelajaran (instruction) dimana peran guru lebih
ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengeransemen berbagai sumber dan
fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam
mempelajari sesuatu. Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup
merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai suatu kegiatan pengajaran, cara apa
yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang
akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang
diperlukan (R. Ibrahim 1993 : 2 ). B. Penyusuna Tujuan Perencanaan Program
Pembelajaran Qur’an Hadis di SD/MI Menurut Robert F. Magar yang di kutip Hamzah
B. Uno, mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kopetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel memandang bahwa tujuan pembelajaran
adalah sesuatu pernyataan yang spesfikasi yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk mengambarkan hasil
belajar yang diharapkan. Martinis Yamin, memandang bahwa tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan
yang harus dimiliki siswa. Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu,
petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran,
serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestaswi siswa. Berangkat
dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa parah ahli di atas,
penulis menarik satu kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran Qur’an Hadis adalah
sesuatu yang hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaran Qur’an Hadis, atau
dengan katalain tercapainya perubahan prilaku pada siswa yang sesuai dengan
kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan tersebut
dirumuskann dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesfikasi dan di
wujudkan dalam bentuk perilaku atau penampilan sebagain gambaran hasil belajar.
1. Analisis dan kriteria pembelajaran Qur’an Hadis Tujuan pembelajaran Qur’an
Hadis pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan
dimiliki siswa setelah melakukan peroses pembelajaran. Rumusan tujuan tersebut
dirumuskan berdasarkan analis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan
harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor
masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan
demikian, prumusan tujuan pembelajaran Qur’an Hadis harus didasatkan pada
harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran. Meager
memberikan batasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud
dan di komunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan perubahan tingkah
laku yang di harapkan terjadi diri siswa. Tujuan pembelajaran merupakan
panduan, arah, dan sasaran terhadap tindakan yang dilakukan. Tijian dapat
dijadikan sebagai acuan dalam mengukur tindakan, betul atau salah, ataukah
berhasil atau gagal. Dengan demikian juga tujuan pembelajaran harus dapat
memberi gambaran yang jelas tentang bentuk-bentuk tingkah laku tersebut banyak
ragamnya seperti mengetahui, memahami, bersifat positif, maupun melakukan suatu
pekerjaan, dan lain-lain. Perumusan tujuan pembelajaran Qir’an Hadis merupakan
panduan dalam memilih materi pembelajaran dan memilih alat-alat pembelajaran
yang akan digunakan sebagai media pembelajaran, dan sebagai dasar dari guru
untuk mengantarkan siswa macapai standar kompetensi yang telah yang di tetapkan.
Selain itu, perumusan tujuan juga dapat jadikan dasar dalam penyusunan
alat-alat penilaian hasil belajar. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran Qur’an
Hadis dengan baik, maka tujuan tersebut harus : a. Berorientasi pada
kepentingan siswa, bukan pada guru. Tititk tolaknya adalah perubahan tingkah
laku setelah proses pembelajaran. b. Dinyatakan dengan kartakerja yang
operasional, yaitu menujukan pada hasil perbuatan yang dapat diamati dan diukur
hasilnya dengan alat ukur tertentu. 2. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Benyamin
S. Bloom, dan krathwohl yang dikutip sujarwo membagi taksonomi pembelajatan
dalam tiga kawasan, yaitu kognitif, efektif, psikomotor. a. Kawasan Kognitif
Kawasan ini membahas tujuan pembelajaran berkenan dengan proses mental seperti;
pemahaman terhadap pengetahuan, menyebutkan, pengenalan dan sebagainya. Kawasan
ini mengungkapkan kegiatan mental yang berawal dari tingkat pengetahuan samapai
ketingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. b. Kawasan Afektif Kawasan ini
berkait dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi dan penyesuaian dengan
perasaan sosial. c. Kawasan Piskomotor Dominan pisikomotor mencakup tujuan yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.
Kegiatan pembelajaran bidang studi Qur’an Hadis, hendaknya merupakan suatu
peroses kegiatan pembelajaran terorganisir yang diarahkan secara khusus untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang mencakup ketiga kawasan tersebut, yaitu
kognitif, afektuf, dan psikimotor. Oleh karena itu, rumusan tujuan pembelajaran
Qur’an Hadis haris mencakup ketiga kawasan domain tersebut. 3. Bentuk Tujuan
Pembelajaran a. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan sebagai pernyataan
keinginan tentang hasil pendidikan ada yamg mencerminkan lingkup luas dan ada
yang sempit. Tujuan yang mencerminkan lingkup luas bersifat umum, oleh
karenanya disebut tujuan umum, sedangkan lingkup sempit bersifat khusus dan
disebut tujuan khusus, tujuan umum menggambarkan bentuk pribadi siswa dalam
wujud keseluruhan setelah menepuh pendidikan, sedangkan tujuan khusus merupakan
dan menggambarkan ciri-ciri dari wujud pribadi keseluruhan itu. b. Tujuan
Pendidikan Nasional (TPN) Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang
sarat dengan muatan filosofis. Tujuan pendidikan nasional suatu bangsa
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan, artinya setiap penyelanggaraan pendidikan harus dapat membentuk
manusia yang sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan Nasional. Bersumber dari
falsafah Negara dan Bangsa indonesia. Sebagaimana diuraikan pada bagian
terdahulu, bahwa falsafah merupakan suatu sistem nilai yang dianut, suatu
pandangan hidup bangsah. Apa yang dianggap benar dan diyakini sebagai suatu
nilai yang dapat mengantarkan bangsa indonesia menuju persatuaan nasional. Oleh
karena itu, pancasila meripakan dasar dan cita-cita yang ingin dicapai dalam
membina generasi muda melalui lembaga-lembaga pendidikan formal. c. Tujuan
Institusional Tujuan institusional seringj juga disebut dengan tujuan lembaga
atau tujuan sekolah. Tujuan institusional mencerminkan harapan yang ingin
dicapai melauli pendidikan pada jenjang jenis sekolah tertentu. Setiap jenjeng
pendidikan, bahkan setiap jenis lembaga pendidikan mempunyai tujuan yang
berbeda dengan yang lain. Jenjang pendidikan tertentu memiliki tujuan yang
menggambarkan tingkat hasil belajar yang dicapai siswa. Tujuan Sekolah Dasar
menggambarkan tingkat pengalaman belajar yang baik pengetahuan maupun
keterampilan yang bersifat dasar, sedangkan tujuan SMP/Mts tenetu menggambarkan
tingkat pengalaman belajar lebih tinggi dari SD/MI. d. Tujuan Kurikuler (Mata
Pelajaran Qur’an Hadis) Tujuan pembeljaran Qur’an Hadis dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah
menyelesaikan kegiatan pembelajaran bidang studi Qir’an Hadis dalam suatu
lembaga pendidikan. Tujuan mata pelajaran al-Qir’an Hadits mengambarkan bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berhujbungan dengan mata pelajaran
tersebut dalam perencanaan pembelajaran di sekolah. Tujuan ini menjadi acuan dari
bentuk-bentuk pengalaman belajar yang dicapai siswa setelah mempelajari mata
pelajaran tersebut pada jenjang pendidikan tertentu. Oleh karena itu, tujuan
semacam ini dapat memberikan tuntunan kepada pelaksana perencanaan pembelajaran
sekolah tentang materi pembelajaran Qur’an Hadis yang dapat dikembangkan dan
disajiakan. 4. Sumber-sumber Perumusan dan Tujuan Tujuan yang jelas dapat
menjadi tuntunan dalam pengembangan komponen perencanaan pembelajaran lain.
Tujuan yang jelas mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pengembangan
perencanaan pembelajaran. Tujuan itu sendiri mempunyai berbagai fungsi. Hilda
taba menjelaskan, bahwa tujuan setidak-tidaknya mempunyai fungsi berbagai
pemandu dalam menentukan materi yang menjadi perencanaan pembelajaran, bentuk-bentuk
pengalaman yang ingin dicapai siswa, dalam penepatan kriteri yang digunakan
dalam menentukan materi yang harus diajarkan serta sebagaimana mengajarkannya.
Perencanaan pembelajaran sebagai alat untuk mengantarkan siswa mencapai apa
yang diharapkan. Harapan itu tertuang dalam tujuan, agar tujuan yang dirumuskan
dapat secara efektif dicapai, diperlukan berbagai pertimbangsn. Petimbangan itu
didasari pada sumber-sumber perumusan tujan yang digunakan. Ralp W. Tiler
menggunakan saran-saran dan penggunaan sumber perumusan tujuan perencanaan
pembelajaran, yaitu : 1. Kebutuhan siswa Kajian tentang kebutuhan banyak
dilakukan dalam bidang psikologi. Ini betolak dari suatu pandangan prilaku
individu selalu diarahkan dalam rangka memnuhi kebutuhan psikologis. Kebutuhan
psikologis berkaitan dengan berbagai kebutuhan yang dapat menunjang
kelangsaungan hidup sebagai mahluk biologis, seperti kebutuhan makan, minum
atau seks. Sedangkan kebutuhan psikologis berkaitan dengan keadaan mental,
seperti kebutuhan akan penghargaan, diakui kelompok atau kebutuhan mewujudkan
diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Tuntunan Kehidupan Kehidupan
manusia senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan yang dicapai, baik
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun bidang tetnologi. Dari masa-kemasatuntunan
kehidupan selalu berubah-ubah. Pada masyarakat tradisional mislanya, tuntunan
kehidupan masih bersipat sederhana. Sedangkan pada masyarakat modern sudah
lebih konpleks. Namun demikian, adapula jenis-jenis tuntunan yang berlaku secara
konteporer, tidak bergantung pada berbagai jenis perubahan atau corak
kehidupan. Tuntunan kehidupan semacam ini perlu dilakukan kajian untuk
dijadikan sumber dalam perumusan tujuan pembelajaran. 5. Prosedur dan Teknik
Perumusan tujuan Pembelajaran Agar Pembelajaran berfungsi sebagai secara
maksimal, dalam pengembangan perlu diperhatikan dn digunakan tolak ukur atau
kriteria tertentu. Hilda Taba mengemukakan tolak ukur rumusan tujuan sebagai
berikut : a. Pernyataan tujan harus menggambarkan jenis tingka laku yang
diharapkan serta isi atau koteks penerapan. b. Rumusan tujuan yang konpleks
perlu dijabarkan sehingga tidak menggaburkan jenis tingka laku yang diharapkan.
c. Rumusan tujuan harus jelas menggabarkan bentuk prilaku mana dari berbagai
pengalaman belajar yang beraneka ragam itu hendak dicapai. d. Rumusan tujuan
harus jelas menggambarkanbentuk prilaku yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
e. Tujuan harus bersifat realitas sehingga dapat diwujudkan dalam perencanaan
maupun dalam bentuk pengalaman belajar dikelas. C. Penyusunan Materi
Pembelajaran Quran Hadist di SD/MI 1. Pengertian Materi Pembelajaran Materi
Pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompotensi yang telah ditentukan. Hal
senada juga diungkapkan oleh Joko Susilo, bahwa mateari pembelajaran bahwa
materi pembelajaran adalah pokok yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument yang
disusun bedasarkan indikator pencapaian belajar. Materi pembelajaran terdiri
atas beberapa aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai. a.
Pengetahuan, yang meliputi fakta, konsef, prinsip, prosedur, keterampilan, dan
sikap atau nilai. b. Keterampilan, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan tertentu, yang dapat berarti secara jasmani maupun
rohani. c. Sikap atau nilai, yang berkaitan dengan sikap atau minat untuk
mengikuti materi pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa aspirasi
terhadap sesuatu dan penyesuaian perasaan sosial. Aspek-aspek tersebut
hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan materi pembalajaran
Al-Quran Hadist dn rinciannya, suatu satuan bahasa yang telah ditentukan perlu
dianalisis lebih lanjut tentang konsef-konsef yang terkandung dlam topic
tersebut, prinsif-prinsif yang perlu disampaikan dan seterunya. 2. Kriteria dan
Prosdur Pemilihan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran berada dalam ruang
lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pembelajaran Al-Quran
Hadist tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan
untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan Kriteria pemilihan
materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam tujuan Intruksional dan yang mendasari
penentuan strategi pembelajaran. 1. Kriteria tujuan Instruksional Suatu materi
pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan Instruksional khusus
atau tujuan-tujuan tingka laku. karena itu, materi tersebut supaya sejalan
dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan 2. Materi pembelajaran supaya
terjabat perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntunan dimana setiap TIK
telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan diukur 3. Relevan dengan
Kebutuhan Siswa Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang
berdasarkan potensi yang dimiliki 4. Kesesuaian dengan kondisi Masyarakat siswa
dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna berdasarkan potensi
yang dimiliki 5. Materi Pembelajaran Mengandung Segi-segi Etika Materi
pembelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan
Moral siswa 6. Materi Pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang
sistematis dan logis Setiap mata pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh,
terbatas yang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu 7.
Materi Pembelajaran bersumber dari buku, guru yang ahli dan masyarakat. BAB II
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasrkan uraian-uraian diatas, penulis menarik bebrapa
kesimpulan yaitu : 1. Tujuan pembelajaran Quran Hadist dirumuskan menjadi
analisis terhadap berbagai tuntunan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu,
tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor masyarakat, siswa itu
sendiri. serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian, tujuan pembelajaran
meruoakan harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil kegiatan
pembelajaran kegiatan pembelajaran Quran Hadist. 2. materi pembelajaran
Al-Quran Hadist berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. oleh karena itu,
pemilihan pembelajaran Quran Hadist tentu saja harus sejalan dengan kriteria
yang digunakan untuk memiih isi kurikulum bidang studi yang bersangkuan. 3.
Perumusan tujuan dan materi pembelajaran Quran Hadist merupakan tugas pokok
seseorang guru sebagai langka awal kegiatan pembelajaran untuk mengantarkan
siswa mencapai tujuan atau kompotensi dasar yang telah ditetapkan. B. Sarana
Makalah ini kami susun dengan sangat sederhana, sehingga besar kemungkin banyak
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kebesaran hati teman-teman dan pembaca agar kiranya memberikan
kritik dan saran yang dapat melengkapi kekurangan makalah ini. Wassalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh DAFTAR PUSTAKA Asnawir dan Usman, M.
Basyiruddin. Media Pembelajaran, Cet. I : Jakarta : Ciputra Per, 2002 B. Uno,
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Cet V : Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Cet. II : Bandung : CV Wacana Ilmu,
2008 Joko Susilo, Muhammad. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I :
Jakarta : PT. Medyatama : Pustaka Pelajar, 2008 S, Sujarwo. Beberapa Aspek
Pengembangan Sumber Belajar, Cet I ; Jakarta : PT. Medyatama Sarana Prakasa.
1989 Sudirman, Arief S. Media Pendidikan, Cet. V ; Jakarta PT. Raja Grapindo
Persada, 2002
No comments:
Post a Comment