Monday, June 6, 2016

Sistem pemerintahan



Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyusun Makalah yang telah ditugaskan Guru kami dengan benar.
Makalah ini membahas tentang perbedaan Negara yang menganut system yang berbeda-beda. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon ma’af apabila dalam pembuatan Makalah ini terdapat kekhilafan dan kekurangan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.







Kuala Kapuas, November 2010

Penyusun

Daftar Isi


Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………………………… 3
B.     Tujuan …………………………………………………………………………………………………. 14
C.     Metode Penulisan………………………………………………………………………………… 14
D.    Manfaat……………………………………………………………………………………………….. 14
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pelaksanaan Sistem Presidensial di Negara Amerika Serikat…….……....…. 15
B.  Pelaksanaan Sistem Parlementer di Negara Inggris…………………,............. 18
C.  Pelaksanaan Sistem Semipresidensial di Negara Prancis………….……..……  21
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan …………………………………………………………………………………….….. 23
B.  Saran …………………………………………………………………………………………….……. 23
Daftar Pustaka…………………………………………………………..…………………………….…... 24





BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara
Sistem Pemerintahan Pengertian Arti Luas Arti Sempit Klasik Republik Monarki (Kerajaan) Bentuk Pemerintahan Klasifikasi Sistem Pemerintahan Sistem Pemerintahan di berbagai negara Parlementer Parlemen satu kamar dan dua kamar Presidensil Referendum Sistem Pemerintahan USA Sistem Pemerintahan Inggris Sistem Pemerintahan Swiss Pengaruh Sistem Pemerintahan suatu negara terhadap negara-negara lain
a)      Pengertian Sistem Pemerintahan
o     Arti Luas
§    Suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antar semua organ negara, termasuk hubungan antara pemerintah pusat (central government) dan bagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal (local government).
o    Arti Sempit
§    Suatu tatanan atau struktur pemerintahan yang bertitik tolak dari hubungan sebagian organ negara di tingkat pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.
2.   Bentuk-bentuk pemerintahan
A. Bentuk Pemerintahan Klasik
§  Pemerintahan klasik umumnya masih menggabungkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Dalam teori klasik, bentuk pemerintahannya dapat dibedakan berdasarkan jumlah orang yang memerintah dan sifat pemerintahannya.
§  > Berikut Tokoh-tokoh yang menganut teori klasik adalah :
1.      Berikut bentuk pemerintahan menurut Aristoteles : Monarki Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum Tirani Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan pribadi Aristokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum Oligarki Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan kelompoknya Politeia Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum Demokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan dijalankan demi kepentingan seluruh rakyat Ajaran Aristoteles (384 - 322 SM) http:// id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
2.      Berikut bentuk pemerintahan menurut Plato : Aristokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendekiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan Oligarki Suatu bentu pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan Temokrasi Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan kehormatan Tirani Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran (sewenang-wenang) sehingga jauh dari cita-cita keadilan Demokrasi Suatu bentuk pemerintahan yan dipegang oleh rakyat jelata Ajaran Plato (429 - 347SM)

3.      Okhlokrasi Aristokrasi Oligarki Demokrasi Tirani Monarki Berikut teori siklus pemerintahan menurut Polybios : Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory , yang sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit perubahan yaitu dengan mengganti bentuk pemerinatahan politeia dengan demokrasi. Ajaran Polybios (204-122 SM) http:// www.answers.com/topic/polybios Next
B.  Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
1)      Menurut Leon Duguit, bentuk pemerintahan dibagi menjadi pemerintah Monarki dan Republik. Perbedaan antar keduanya adalah pada kepala negaranya. Dikatakan Monarki jika kepala negaranya berdasarkan turun-temurun. Dan Republik jika kepala negaranya dipilih, bukan berdasarkan keturunan. Berkaitan dengan bentuk pemerintahan, Prof. Padmo Wahyono, S.H, berpendapat bahwa aristokrasi dan monarki merupakan bentuk pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik merupakan bentuk pemerintahan modern.
>Adapun bentuk monarki ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a)      Monarki Absolut
           Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan hukun dan undang-undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Contoh: Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi.
Daftar negara-negara dengan sistem monarki mutlak
1)      Arab Saudi (Raja Abdullah ibn 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud)
2)      Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzadin Waddaulah )
3)      Swaziland (Raja Mswati III)
4)      Vatikan (Paus Benediktus XVI)
5)      Di Yordania dan Maroko, rajanya mempunyai banyak kuasa tetapi tidak boleh dianggap sebagai monarki yang mutlak. Manakala di Liechtenstein, hampir dua-pertiga penduduknya yang berhak mengikuti pemilu telah memberikan hak veto kepada kepala negaranya Pangeran Hans-Adam II.
b)         Monarki Konstitutional
1)      Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah sebagai berikut :
v  Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari inisiatif raja itu sendiri karena ia takut kekuasaannya akan runtuh / dikudeta. Contoh: negara Jepang dengan hak octrooi .
v  Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of RightsI tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam.
>berikut daftar negara-negara yang menganut sistem ini:
·         Antigua dan Barbuda (Ratu Elizabeth II)
·         Australia (Ratu Elizabeth II)
·         Bahama (Ratu Elizabeth II)
·         Barbados (Ratu Elizabeth II)
·         Belanda (Ratu Beatrix)
·         Belgia (Raja Albert II)
·         Belize (Ratu Elizabeth II)
·         Britania Raya (Ratu Elizabeth II)
·         Denmark (Ratu Margrethe II)
·         Greenland (Ratu Margrethe II)
·         Grenada (Ratu Elizabeth II)
·         Jamaika (Ratu Elizabeth II)
·         Jepang (Maharaja Akihito)
·         Kamboja (Raja Norodom Sihamoni)
·         Kanada (Ratu Elizabeth II)
·         Liechtenstein (Pangeran Hans Adam II)
·         Luxemburg (Grand Duke Henri)
·         Malaysia (Yang di-Pertuan Agong Sultan Mizan Zainal Abidin)
·         Monako (Pangeran Albert)
·         Maroko (Raja Mohammed VI)
·         Norwegia (Raja Harald V)
·         Papua Nugini (Ratu Elizabeth II)
·         Saint Kitts dan Nevis (Ratu Elizabeth II)
·         Saint Lucia (Ratu Elizabeth II)
·         Saint Vincent dan Grenadines (Ratu Elizabeth II)
·         Selandia Baru (Ratu Elizabeth II)
·         Kepulauan Solomon (Ratu Elizabeth II)
·         Spanyol (Raja Juan Carlos I)
·         Swedia (Raja Carl XVI Gustaf)
·         Thailand (Raja Bhumibol Adulyadej)
·         Tuvalu (Ratu Elizabeth II)
·         Uni Emirat Arab (Presiden Khalifa bin Zayed Al Nahayan)
·         Yordania (Raja Abdullah II )
Daftar negara-negara dengan sistem monarki konstitusional Perancis pernah menggunakan sistem ini untuk waktu singkat pada 1789-1792 dan 1815-1848.
c)      Monarki Parlementer
           Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Jatuh tegaknya pemerintah bergantung pada kepercayaan parlemen kepada para menteri. Dalam monarki parlementer, kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Raja tidak memegang pemerintahan secara nyata, tetapi para menteri yang bertanggung jawab atas nama dewan maupun sendiri-sendiri, sesuai tugas masing-masing. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda, dan Malaysia.
C.  Bentuk Pemerintahan Republik
Dalam pelaksanannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut, republik konstitusional, dan republik parlementer.
Berikut penjelasan dari bentuk-bentuk pemerintahan Republik
1) Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidka berfungsi.
2) Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
3) Republik Parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang bertanggungjawab kepada parlementer. Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif.

Istilah sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua kata, “sistem” dan “pemerintahan”. “Sistem” adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga, hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik, maka akan mempengaruhi keseluruhannya itu. (Carl J. Friedrich). Sistem pemerintahan di dunia terbagi atas sistem pemerintahan parlementer dan presidensial. Pada umumnya, negara-negara di dunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua sistem pemerintahan di atas. Penggolongan kedua sistem pemerintahan ini didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Digolongkan sebagai sistem pemerintahan parlementer apabila badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif. Sedangkan dogolongkan sebagai sistem pemerintahan presidensial apabila badan eksekutif berada di luar pengawasan langsung legisaltif.
Klasifikasi Sistem Pemerintahan
 >berikut macam-macam sistem pemerintahan
1.      Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sebuah sistem permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan. Berbeda dengan sistem presidensil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja. Sistem ini dikembangkan di berbagai negara, antara lain, adalah di Prancis, Kerajaan Inggris, dan negara-negara commonwealth, antara lain seperti : Kanada, Australia, India, dan sebagainya. Menurut Arend Ljiphart , perkembangan sistem ini pada umumnya melalui 3 fase, yaitu : 1.) Pada awalnya pemerintahan dipimpin oleh seorang raja yang bertanggung jawab atas seluruh sistem politik atau kenegaraan. 2.) Kemudian muncul sebuah majelis dengan anggota yang menentang hegemoni raja. 3.) Majelis mengambil alih tanggung jawab atas pemerintahan dengan bertindak sebagai parlemen, sehingga raja kehilangan sebagian kekuasaan tradisionalnya.  

a)     Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer :
o    Raja/ratu atau presiden adalah sebagai kepala negara. Kepala negara ini tak bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet.
o    Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri. Kepala negara tak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebagai simbol kedaulatan dan keutuhan negara.
o    Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih lansung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
o    Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif. Dan yang disebut sebagai eksekutif di sini adalah kabinet. Kabinet harus meletakkan atau mengembalikan mandatnya kepada kepala negara, manakala parlemen mengeluarkan mosi tidak percaya kepada menteri tertentu atau seluruh menteri.
o    Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan sekaligus sebagai perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilu. Sedangkan partai politik yang kalah akan berlaku sebagai pihak oposisi.
o    Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.
o    Apabila terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen dan kepala negara beranggapan kabinet berada dalam pihak yang benar, maka kepala negara akan membubarkan parlemen. Dan menjadi tanggung jawab kabinet untuk melaksanakan pemilu dalam tempo 30 hari setelah pembubaran itu. Sebagai akibatnya, apabila partai politik yang menguasai parlemen menang dalam pemilu tersebut, maka kabinet akan terus memerintah. Sebaliknya, apabila partai oposisi yang memenangkan pemilu, maka dengan sendirinya kabinet mengembalikan mandatnya dan partai politik yang menang akan membentuk kabinet baru.
b)      Menurut Rod Hague, sistem ini mempunyai ciri pokok, sebagai berikut
o    Partai-partai yang menjalankan pemerintahan muncul dari majelis. Menteri-menteri pemerintah biasanya diambil dari anggota legislatif dan tetap menjadi anggota legislatif
o    Kepala pemerintahan (yang disebut perdan menteri, premier atau kanselir) dan dewan menteri (yang disebut kabinet) dapat diberhentikan dari jabatannya melalui mosi tidak percaya oleh parlemen. Pos perdana menteri biasanya terpisah dari kepala negara
o    Eksekutif adalah kolegiat, berbentuk kabinet di mana perdana menteri secara tradisional adalah orang pertama di antara sejumlah orang yang sederajat dalam kabinetnya. Eksekutif pluralistik ini berbeda dengan fokus dalam pemerintahan presidensial yang bertumpu pada seorang kepala eksekutif



c)      Kelebihan dan kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

v  Kelebihan
o    Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan legislatif dan eksekutif berada pada satu partai atau koalisi partai.
o    Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas
o    Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
v  Kekurangan
o    Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlementer
o    Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tak bisa ditentikan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar
o    Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal ini terjadi bila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet pun dapat menguasai parlemen
o    Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
2.  Sistem Pemerintahan Presidensial
o    Sistem ini atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Dalam sistem ini, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, , posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
o    Dalam ini, kedudukan eksekutif tak tergantung pada badan perwakilan rakyat. Dasar hukum dari kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada pemilihan rakyat. Para menteri bertanggung jawab pada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, serta tidak dapat diberhentikan oleh parlemen.
o    Pelaksanaan kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab Supreme Court (Mahkamah Agung), dan kekuasaan legislatif berada di tangan DPR atau Kongres (Senat dan Parlemen di Amerika). Dalam Praktiknya, sistem presidensial menerapkan teori Trias Politika Montesquieu secara murni melalui pemisahan kekuasaan (Separation of Power). Contohnya adalah Amerika dengan Chek and Balance. Sedangkan yang diterapkan di Indonesia adalah pembagian kekuasaan (Distribution of Power).
۞ Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah ۞
a)      Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial
o    Penyelenggara negara berada di tangan presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan/majelis
o    Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen/legislatif
o    Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen karena ia tidak dipilih oleh parlemen
o    Presiden tak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer
o    Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai lembaga perwakilan. Anggotanya pun dipilih oleh rakyat
o    Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen
b)Menurut Rod Hague, pada sistem pemerintahan presidensial terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu :
o    Presiden yang dipilih rakyat, menjalankan pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
o    Masa jabatan yang tetap bagi presiden dan dewan perwakilan, keduanya tidak bisa saling menjatuhkan (menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang).
o    Tidak ada keanggotaan yang tumpang tindih antara eksekutif dan legislatif
c) Kelebihan
o    Badan eksekutif lebih stabil kedudu-kannya karena tidak tergantung pada parlemen
o    Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan presiden Amerika Serikat adalah 4 tahun dan presiden Indonesia selama 5 tahun
o    Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
o    Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri

d)     Kekurangan
o    Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak
o    Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas
o    Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.  
3.  Sistem Pemerintahan Referendum
o    Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan . Sistem referendum berarti pelaksanaan pemerintah didasarkan pada pengawasan secara langsung oleh rakyat, terutama terhadap kebijakan yang telah, sedang, atau yang akan dilaksanakan oleh badan legislatif atau eksekutif.
o    Sebagai variasi dari kedua sistem pemerintahan parlementer dan presidensial adalah sistem pemerintahan referendum. Di negara Swiss , di mana tugas pembuat Undang-undang berada di bawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih. Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk referendum yang terdiri dari referendum obligatoir, referandum fakultatif, dan referandum konsultatif.
o    Pada pemerintahan dengan sistem referandum, pertentangan yang terjadi antara eksekutif (bundesrat) dan legislatif (keputusan daripada rakyat) jarang terjadi. Anggota-anggota dari bundesrat ini dipilih oleh bundesversammlung untuk waktu 3 tahun lamanya dan bisa dipilih kembali.
a)      Macam-macam referendum adalah sebagai berikut :
o    Referandum Obligatoir , adalah referandum yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu diberlakukan. Persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam pembuatan suatu undang-undang yang mengikat seluruh rakyat, karena dianggap sangat penting. Contoh, adalah persetujuan yang diberikan oleh rakyat terhadap pembuatan undang-undang dasar.
o    Referendum Fakultatif , adalah referandum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang punya hak suara menginginkan diadakannya referandum. Dalam hal ini apabila referandum menghendaki undang-undang tersebut dilaskanakan, maka undang-undang itu terus berlaku. Tetapi apabila undang-undang itu ditolak dalam referandum tersebut, maka undang-undang itu tidak berlaku lagi.
o    Referandum Konsultatif , adalah referandum yang menyangkut soal-soal teknis. Biasanya rakyat sendiri kurang paham tentang materi undang-undang yang dimintakan persertujuaannya.
b)      Keuntungan dan kelebihan
o    Keuntungan dari sistem referendum adalah, bahwa pada setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta menanggulanginya. Akan tetapi kelemahannya adalah tidak setiap masalah rakyat mampu menyelesaikannya karena untuk mengatasinya perlu pengetahuan yang cukup harus dimiliki oleh rakyat itu sendiri. Sistem ini tak bisa dilaksanakan jika banyak terdapat perbedaan paham antara rakyat dan eksekutif yang menyangkut kebijaksanaan politik. Keuntungan yang lain ialah, bahwa kedudukan pemerintah itu stabil sehingga membawa akibat pemerintah akan memperoleh pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan kepentingan rakyatnya.
4. Sistem Parlemen Satu Kamar dan Dua Kamar
a)  Sistem Parlemen Satu Kamar
o    Timbulnya pemikiran terhadap parelemen sistem satu kamar, didasarkan pada pemikiran bahwa apabila majelis tingginya demokratis, hal itu semata-mata mencerminkan majelis rendah yang juga demokratis dan karenanya hanya merupakan duplikasi saja. Teori yang mendukung pandangan ini berpendapat bahwa fungsi kamar kedua, misalnya meninjau atau merevisi undang-undang, dapat dilakukan oleh komisi parlementer, sementara upaya menjaga konstitusi selanjutnya dapat dilakukan melalui konstitusi yang tertulis.
o    Banyak negara yang kini mempunyai parlemen dengan sistem satu kamar dulunya menganut sistem dua kamar dan belakangan menghapuskan majelis tingginya. Salah satu alasannya ialah karena majelis tinggi yang dipilih hanya bertumpang tindih dengan majelis rendah dan menghalangi disetujuinya undang-undang. Contohnya adalah kasus Landsting di Denmark (dihapuskan tahun1953). Alasan lainnya adalah karena majelis yang diangkat terbukti tidak efektif. Contohnya adalah kasus Dewan Legislatif di Selandia Baru (dihapuskan tahun 1951).
o    Beberapa pemerintahan sub-nasional yang menggunakan sistem legislatif satu kamar antara lain adalah negara bagian Nebraska di Amerika Srikat, Queensland di Australia, semua provinsi dan atau wilayah di Kanada dan Bundesländer Jerman (Bavaria menghapuskan Senatnya pada tahun 1999). Adapun di Britania Raya, Parlemen Skotlandia, Dewan Nasional Wales dan Dewan Irlandia Utara yang telah meramping juga menganut sistem satu kamar. Semua dewan legislatif kota praktis juga satu kamar dalam pengertian bahwa dewan perwakilan rakyat daerah tidak dibagi menjadi dua kamar. Hingga awal abad ke-20, dewan-dewan kota yang dua kamar lazim ditemukan di Amerika Serikat.
o    Negara Persemakmuran Amerika Puerto Riko saat ini mempunyai dewan legislatif dua kamar yang terdiri atas Senat (Senado) dan Dewan Perwakilan (Camara de Representantes). Dalam sebuah referendum yang diadakan pada 10 Juli 2005, para pemilih Puerto Riko menyetujui perubahan menjadi sistem satu kamar dengan 456.267 suara setuju dan 88.720 menentang. Namun sebuah referendum lainnya akan diadakan di negara persemakmuran itu pada 2007 untuk menyetujui amandemen-amandemen dalam Konstitusi Puerto Riko yang diperlukan untuk perubahan itu. Bila perubahan-perubahan konstitusional itu disetujui, Puerto Riko akan beralih ke sistem satu kamar mulai tahun 2009.

Beberapa hal terkait dengan parlemen sistem satu kamar adalah :
·         Para pendukung, menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat perlunya pengendalian atas pengeluaran pemerintahan dan dihapuskannya pekerjaan yang berganda yang dilakukan oleh kedua kamar.
·         Para pengkritik, bahwa sistem satu kamar menunjukkkan adanya pemeriksaan dan pengimbangan ganda yang diberikan oleh sistem dua kamar dan dapat menambah tingkat konsensus dalam masalah legislatif.
·         Kelemahan sistem satu kamar, ialah bahwa wilayah-wilayah urban yang memiliki penduduk yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada wilayah-wilayah pedesaan yang penduduknya lebih sedikit. Satu-satunya cara untuk membuat wilayah yang penduduknya lebih sedikit terwakili dalam pemerintahan kesatuan adalah menerapkan sistem dua kamar, seperti misalnya pada periode awal Amerika Serikat.

b)      Sistem Parlemen Dua Kamar
·         Sistem parlemen dua kamar, adalah praktek pemerintahan yang menggunakan dua kamar legislatif atau parlemen. Jadi, parlemen dua kamar (bikameral) adalah parlemen atau lembaga legislatif yang terdiri atas dua kamar. Di Britania Raya, sistem dua kamar ini dipraktekkan dengan menggunakan Majelis Tinggi (House of Lords) dan Mejelis Rendah (House of Commons). Dan di Amerika Serikat sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat dan Dewan Perwakilan.
·         Indonesia juga menggunakan sistem yang agak mendekati sistem dua kamar melalui kehadiran Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), meskipun dalam prakteknya sistem ini tidak sepenuhnya diberlakukan karena persidangan MPR tidak berlangsung sesering persidangan DPR.

c)      Adapun bentuk Parlemen ini, dapat dibedakan menjadi berikut :
·         Federalisme
Beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, India, Brazil, Swiss dan Jerman, mengaitkan sistem dua kamar mereka dengan struktur politik federal mereka. Di Amerika Serikat, Australia dan Brazil misalnya, masing-masing negara bagian mendapatkan jumlah kursi yang sama di majelis tinggi badan legislatif, dengan tidak mempedulikan perbedaan jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian. Hal ini dirancang untuk memastikan bahwa negara-negara bagian yang lebih kecil tidak dibayang-bayangi oleh negara-negara bagian yang penduduknya lebih banyak. Dan kesepakatan yang menjamin pengaturan ini di Amerika Serikat dikenal sebagai Kompromi Connecticut. Di majelis rendah dari masing-masing negara tadi, pengaturan ini tidak diterapkan dan kursi dimenangkan semata-mata berdasarkan jumlah penduduk. Karena itu, sistem dua kamar adalah sebuah metode yang menggabungkan prinsip kesetaraan demokratis dengan prinsip federalisme. Semua setara di majelis rendah, sementara semua negara bagian setara di majelis tinggi. Dalam sistem India dan Jerman, majelis tinggi (masing-masing dikenal sebagai Rajya Sabha dan Bundesrat), bahkan lebih erat terkait sistem federal, karena para anggotanya dipilih langsung oleh pemerintah dari masing-masing negara bagian India atau Bundesland Jerman. Hal ini pun terjadi di AS sebelum amandemen ke-17.
·         Sistem Dua Kamar Kebangsawanan
Di beberapa negara, sistem dua kamar dilakukan dengan menyejajarkan unsur-unsur demokratis dan kebangsawanan. Contohnya adalah Majelis Tinggi (House of Lords) Britania Raya, yang terdiri dari sejumlah anggota hereditary peers. Majelis Tinggi ini merupakan sisa-sisa sistem kebangsawanan yang dulu penah mendominasi politik Britania Raya, sementara majelis lainnya, Majelis Rendah (House of Commons), anggotanya sepenuhnya dipilih.Sejak beberapa tahun lalu telah muncul usul-usul untuk memperbaharui Majelis Tinggi dan sebagian telah berhasil. Misalnya, jumlah hereditary peers (berbeda dengan life peers) telah dikurangi dari sekitar 700 orang menjadi 92 orang dan kekuasaan Majelis Tinggi untuk menghadang undang-undang telah dikurangi. Contoh lain dari sistem dua kamar kebangsawanan ini adalah House of Peers Jepang, yang dihapuskan setelah Perang

B.      Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah umtuk memenuhi tugas dari Ibu yang mengajar mata pelajaran Kewarganegaraan.

C.   Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah sumber-sumber yang di ambil dari buku dan internet.

D.   Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui system yang dianut Negara Amerika, Perancis dan Inggris.








BAB II PEMBAHASAN
Pelaksanaan sistem presidensial di Negara Amerika Serikat

Amerika Serikat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/US_map_-_geographic.png/200px-US_map_-_geographic.png           http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a4/Flag_of_the_United_States.svg/125px-Flag_of_the_United_States.svg.png                   http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/US-GreatSeal-Obverse.svg/85px-US-GreatSeal-Obverse.svg.png

Amerika Serikat merupakan negara yang paling sering menjadi rujukan dalam pelaksanaan system presidensial. Namun, pada dekade-dekade awal system ini tidak dilaksanakan secara murni karena presiden dipilih oleh kongres, bukan melalui mekanisme pemilu secara langsung. Meskipun demikian, proses politik yang berkembang di kemudian hari pada akhirnya menghasilkan tradisi pemilihan presiden langsung yang  secara bertahap  menghasilkan lembaga kepresidenan yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada kongres atau badan legislative Amerika.
            Amerika Serikat adalah suatu Negara raksasa (super power) yang mendapatkan kemerdekaannya melelui revolusi tahun 1776. Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada tahun 1787 sidang majelis konstituante sampai pada suatu titik, yaitu menerima dasar demokrasi Amerika, yang tetap tegak sampai sekarang yaitu Konstitusi(UUD) Amerika Serikat. System pemerintahan Amerika Serikat yang berdasarkan konstitusi ini bermaksud menegakkan demokrasi dan kebebasan warga Negara.
Ciri-ciri penting pemerintahan Amerika Serikat sebagai berikut.
a.       Amerika Serikat adalah suatu Negara republik federasi yang demokratis.
b.      Sebagai Negara federasi, terdapat pembagian kekuasaan konstitusional antara pemerintah federal (serikat)da tahun 1787 sidang majelis  dan pemerintah Negara-negara bagian atau state.
c.       Pemerintahan oleh rakyat ( Government by the people ) mengakui bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat yang terlihat dalam proses pemilihan umum.
d.      Terdapat pemisahan kekuasaan yang tegas antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif  baik mengenai organ pelaksana maupun fungsi kekuasaan badan-badan tersebut yang saling membatasi satu sama lain dengan asas checks and balances.
e.       Negara-negara bagian mempunyai hak yang sama.
f.        Keadilan ditegakkan melalui badan yudikatif, yaitu Mahkamah Agung (Supreme Court) yang bebas dari pengaruh kedua badan lainnya ( legislatif dan eksekutif) serta menjamin hak-hak kebebasan dan kemerdekaan individu serta menjamin tegaknya hukum ( rule of law)

Badan eksekutif Amerika Serikat terdiri atas presiden beserta meteri-menteri yang merupakan pembantunya. Presiden dinamakan Chief  Eksekutive. Secara formal, sesuai dengan asas trias politica, presiden sama sekali terpisah dari badan legislative dan tidak mencampuri urusan organisasi serta penyelenggaraan pekerjaan kongres. Masa jabatan presiden selama empat tahun dan boleh diperpanjang menjadi delapan tahun melalui pemilu. Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh kongres. Sebaliknya , Presiden pun tidak mempunyai wewenang membubarkan kongres. Meskipun demikian, presiden dapat memengaruhi kongres melalui pidato kenegaraan ( State of the Union Message).
      Sebagai pelaksanaan checks and balances, presiden boleh memilih menterinya sendiri. Akan tetapi, penunjukan jabatan tinggi seperti hakim agung dan duta besar harus disetujui oleh senat. Senat adalah bagian dari kongres. Dalam memilih menteri, presiden tidak terbatas pada partainya sendiri. Presiden juga bebas memilih penasihat pribadinya, tanpa disetujui senat.

Amerika Serikat merupakan negara demokrasi konstitusional dengan sistem three-tier dan institusi kehakiman yang bebas. Terdapat tiga peringkat yaitu nasional, negara bagian dan pemerintahan lokal yang mempunyai badan legislatif serta eksekutif dengan bidang kuasa masing-masing. Negara ini menggunakan sistem persekutuan atau federalisme di mana di negara pusat dan negara bagian berbagi kuasa. Negara pusat berkuasa terhadap beberapa perkara seperti pencetakan mata uang Amerika serta kebijakan pertahanan. Namun, negara-negara bagian berkuasa menentukan hak dan undang-undang masing-masing seperti hak pengguguran bayi dan hukuman maksimal dalam hal undang-undang.
Satu elemen yang kentara di Amerika ialah doktrin pembagian kuasa. Pasal 1 hingga 3 Konstitusi Amerika, telah menggariskan secara terperinci mengenai kuasa-kuasa Negara yang utama yaitu eksekutif, legislatif dan kehakiman. Checks and Balances atau pemeriksaan dan keseimbangan merupakan satu ciri yang utama dalam negara Amerika dan hal ini begitu komprehensif sehingga tidak ada satu cabang negara yang mempunyai kuasa mutlak untuk mengawal cabang yang lain.
Di negara ini semua rakyat yang berusia 18 tahun ke atas berhak memilih. Pemilu untuk pemilihan presiden diadakan setiap empat tahun sekali dan yang terakhir ialah pada bulan November 2004.
Di samping Pemilu untuk pemilihan presiden, ada pula Pemilu paruh waktu, yang diadakan pada pertengahan masa jabatan presiden. Dalam pemilu ini yang dipilih bukanlah presiden melainkan seluruh anggota Dewan Perwakilan dan sepertiga dari semua senator dari tiap negara bagian. Pemilu ini terakhir diadakan pada 7 November 2006.
















Pelaksanaan sistem parlementer di Negara Inggris

Inggris
Negara Inggris sebagai “Mother of  Parliaments” telah banyak memberikan sumbangan pada peradaban dunia, khususnya sumbangan terhadap lembaga-lembaga demokrasi. Meskipun demikian, bentuk pemerintahannya kurang jelas didefinisikan dan agak sulit untuk dimengerti. Pulau Britania Raya, yang merupakan bagian utama dari Kerajaan Inggris Raya(The United Kingdom) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Inggris, Skotlandia, dan Wales.
            Beberapa ciri penting dari pemerintahan Inggris sebagai berikut :
a.       Negara kesatuan (unitary state) dengan sebutan United Kingdom.
b.      Konstitusinya adalah hokum dasar yang memberikan dan membatasi kekuasaan untuk memerintah dan tidak tertulis.
c.       Kekuasaan tidak dipisahkan, tetapi bercampur baur.
d.      Parlemen adalah bicameral, terdiri atas House of  Commons  atau Majelis Rendah dan House of  Lords atau Majelis Tinggi.
e.       Cabinet adalah kelompok inti menteri-menteri yang dikepalai oleh perdana menteri.
f.       Her Majesty’s Opposition adalah prinsip fundamental kedua dari konstitusi yang tidak tertulis.
g.      Mahkota hanya lambang, bukan kekuasaan politik. Ia merupakan symbol keagungan, kedaulatan, dan kesatuan nasional, sama seperti bendera dengan lambang Union Jack. Menteri-menterilah yang sebenarnya yang memerintah.
h.      Civil sevice (dinas sipil)adalah pegawai karier yag mengadministrasikan hukum dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan eksekutif dan parlementer.
i.        Pemerinth daerah sampai titik tertentu didesentralisasikan dengan kekuasaan ada di tangan Council yang dipilih oleh rakyat di daerah.
j.        Badan peradilan ditunjuk oleh rakyat
k.      Habeas Corpus adalah hak sipil yang fundamental.
l.        The rule of law, terdiri atas tiga prinsip sebagai berikut.
1)      Hukum yang dibuat oleh parlemen mempunyai supremasi absolute atas kebijakan-kebujakan pemerintah yang menyangkut rakyat.
2)      Kesamaan di depan hukum, kelas-kelas dianggap subjek-subjek yang sama oleh hukum, pegawai pemerintah mendapat perlakuan sama dengan warga Negara biasa di depan pengadilan.
3)      Konstitusi adalah akibat, bukan sebab dari hak-hak individu. Pengadilan menetapkan hak-hak ini atas dasar kebiasaan dan ststus yang ditetapkan oleh parlemen.
Di Inggris raja sebagai bagian dari eksekutif yang tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan raja bersifat simbolis karena kekuasaan sebenarnya berada di tangan perdana menteri yang memimpin para menteri. Akan tetapi, pelaksanaan system pemerintahan parlementer di Inggris agak berbeda dengan Negara-negara lain. Di Inggris perdana menteri dapat sewaktu-waktu mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan parlemen berakhir. Secara formal, rajalah yang membubarkan parlemen dan menginstruksikan diadakannya pemilu baru, akan tetapi, hal ini dilakukan atas saran perdana menteri. Pemilu dapat dilaksanakan sebelum masa jabatan berakhir misalkan jika cabinet dikenakan mosi tidak percaya.
Partai politik di Inggris hanya ada dua, yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Oleh karena itu, partai yang menang dalam pemilu dapat mengharapkan dukungan dari mayoritas dalam parlemen. Dengan demikian, perdana menteri dapat menguasai parlemen melalui partainya. Perdana menteri memiliki kekuasaan yang sangat besar karena memiliki wewenang memimpin cabinet yang anggotanya telah diplihnya sendiri, menjadi penghubung raja, dan memimpin partai mayoritas.
Negara Inggris dikenal sebagai  induk dan pelopor sistem parlementer (the mother of parliaments), karena Inggrislah yang pertama kali menciptakan sistem parlemen yang mampu bekerja. Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria, Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan sosial.
Sistem pemerintahannya didasarkan pada konstitusi tidak tertulis (KONVENSI) . Konstitusi Inggris tidak terkodifikasikan dalam satu naskah tertulis, tetapi tersebar dalam berbagai peraturan, hukum, dan konvensi.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Inggris adalah :
  1. Inggris adalah negara Kesatuan,dengan sistem desentralisasi,  dengan bentuk pemerintahan monarki.
  2. Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri+menteri). Sedangkan ratu sebagai kepala negara, yang merupakan simbol keagungan, kedaulatan dan persatuan negara, tetapi tidak memeiliki kekuasaan politik.
  3. Parlemen terdiri dari 2 kamar bikameral
  4. Kabinet yang dipimpin perdana menteri  memegang kekuasaan    pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari House of Common dan berasal dari partai mayoritas badan ini. Parlemen dapat membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.
  5. Adanya oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilu. Oposisi  membentuk kabinet tandingan.
  6. Sistem dwipartai. Di Inggris terdapat 2 partai yang saling bersaing, yakni Partai Konservatif dan Partai Buruh.
  7. Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet,  meskipun begitu, mereka menjalankan peradilan yang bebas dan tidak memihak.


















Pelaksanaan sistem semipresidensial di Negara Prancis

Prancis
           
Republic Prancis adalah sebuah republic semipresidensial dengan tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Prancis disetujui melalui referendum tanggal 28 September 1958. Konstitusi tersebut memperkuat kewenangan eksekutif. Cabang eksekutif memiliki dua pemimpin, yaitu presiden dan pemerintah. Presiden merupakan kepala Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun) dan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang ditunjuk presiden.
            Parlemen Prancis adalah sebuah badan legislative bicameral yang terdiri atas Majelis Nasional ( Assemblée Nationale) dan senat. Deputi Majelis Nasional mewakili kontituensi local dan terpilih langsung selama 5 tahun.majelis memiliki kekuasaan intuk membubarkan cabinet . Selain itu, mayoritas anggota majelis berhak menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 5 tahun. Kekuasaan legislative senat terbatas dan pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda parlemen.
            Politik Prancis ditandai oleh dua pengelompokan yang saling bertentangan secara politik. Pertama sayap kiri, dipusatkn di sekitar Partai Sosialis Prancis. Kedua sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang uni untuk Gerakan Populer (UMP). Cabang eksekutif sebagian besar terdiri atas anggota UMP.
            Secara ringkas ciri-ciri pemerintahan Prancis sekarang ini (Republic Kelima) sebagai berikut:
a.       Prancis adalah Negara kesatuan.
b.      Konstitusinya tertulis, tetapi lebih kaku (rigid).
c.       Pemisahan kekuasaan tampak jelas, legislative di tangan parlemen, eksekutif ditangan presiden dan perdana menteri, serta yudisial di tangan badan kehakiman.
d.      Presiden sebagai kepala eksekutif tidak dipilih oleh parleme, tetapi oleh “electoral College” yang terdiri atas wakil municipal ( daerah-daerah/kota-kota).
e.       Cabinet terdiri atas dewan menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana menteri.
f.        Dewan konstitusi, yaitu suatu dewan yang beranggotakan Sembilan orang yang diangkat secara bersama beranggotakan sembilan ana menteri.
f.        anan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la R oleh presiden, ketua assemblee dan ketua senat. Tugas utamanya antara lain:
1)      Mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan parlemen ;
2)      Mengawasi pelaksanaan referendum; dan
3)      Mengawasi agar tidak ada undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi
g.      Civil Service terdiri atas pegawai pegawai karier yang menerjemahkan kehendak parlemen kedlam hak-hak kehidupan dan memaksakan kewajiban kepada orang-orang Prancis.
h.      Pemerintaghan daerah, dilaksanakan dengan system dekonsentasi bersamaan dengan desentralisasi, dan memiliki daerah-daerah, yaitu departemen dan commune.
i.        Kekuasaan peradilan, berada ditangan para hakim yang diangkat oleh eksekutif. Kekeuasaan peradilan terbagi menjadi dua, yaitu peradilan kasasi ( court of casation) dan peradilan hukum administrative (couscil d’etat). Dalam perkara-perkara yang sulit peradilan dilakukan Tribunal dés Conflits.
















BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan

Amerika Serikat merupakan negara yang paling sering menjadi rujukan dalam pelaksanaan system presidensial. Namun, pada dekade-dekade awal system ini tidak dilaksanakan secara murni karena presiden dipilih oleh kongres, bukan melalui mekanisme pemilu secara langsung. Meskipun demikian, proses politik yang berkembang di kemudian hari pada akhirnya menghasilkan tradisi pemilihan presiden langsung yang  secara bertahap  menghasilkan lembaga kepresidenan yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada kongres atau badan legislative Amerika.

Negara Inggris sebagai “Mother of  Parliaments” telah banyak memberikan sumbangan pada peradaban dunia, khususnya sumbangan terhadap lembaga-lembaga demokrasi. Meskipun demikian, bentuk pemerintahannya kurang jelas didefinisikan dan agak sulit untuk dimengerti. Pulau Britania Raya, yang merupakan bagian utama dari Kerajaan Inggris Raya(The United Kingdom) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Inggris, Skotlandia, dan Wales.
Republic Prancis adalah sebuah republic semipresidensial dengan tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Prancis disetujui melalui referendum tanggal 28 September 1958. Konstitusi tersebut memperkuat kewenangan eksekutif. Cabang eksekutif memiliki dua pemimpin, yaitu presiden dan pemerintah. Presiden merupakan kepala Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun) dan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang ditunjuk presiden.

B.   Saran

1.   Hendaknya dalam pemerintahan suatu negara sistem pemerintahan yang digunakan,benar-benar dilaksanakan secara merata.
2.   Hendaknnya setiap negara yang berbeda sistem pemerintahannya dapat saling membantu, agar tidak terjadi perang seperti Perang Dingin lagi di dunia.



DAFTAR PUSTAKA

Suprapto,Yudi dan Amin Suprihati.2009.PR Pendidikan Kewarganegaraan kelas  XII semester 1. Klaten:  PT. Intan Pariwara     
http://henyprihastiwi.wordpress.com/2009/11/13/sistem-pemerintahan-negara-inggris/
http://www.slideshare.net/bungl0n/sistem-pemerintahan-di-berbagai-negara

No comments:

Post a Comment